Pada akhirnya Rani, sudah masuk ke bab empat dalam skripsinya, dan kata - kata Aroon, membuat Rani dengan gamblang justru menjauhi Awwut, pada saat di dalam kampus, sambil menunggu dosen pembimbing, dia membuka ransel dan membaca alamat, yang entah kenapa disimpannya, meskipun sudah muak sebenarnya, bergaul dengan Awwut atau Aroon.
Rani, saat ini sedang berada di kampus dan sedang berdiskusi mengenai bab empatnya dengan, Bu Ninik, dia mulai menjelaskan masalah dalam bab empat yang sedang di hadapinya
"Saya sudah mencoba, bertemu dengan Kak Agni, dan ini adalah contoh dari Kak Agni, yang waktu itu dia berikan kepada saya...., tetapi memang tingkat kesulitannya pada saat yang menuliskannya di bagian ini...", Rani menunjukkan hal itu kepada Bu Ninik.
"Yah memang, setiap tarian memiliki unsur artinya, kamu mungkin harus mengulik lagi dalam masalah ini, ke narasumber dirimu...", Bu Ninik memberikan pendapat sekaligus menyarankan.
"Kalau begitu saya akan ke narasumber tersebut....", Rani mengiyakan, sambil Bu Ninik, memberikan tanda tangan, atas kehadiran bimbingannya hari ini, dan Rani setelah dari kampus, dia langsung menuju kearah tempat kerjanya di kafe, tidak seperti biasanya dia melihat adanya Awwut dan temannya Aroon, disana.
"Wayan, kamu tidak melihat adanya dua laki - laki Thailand yang suka duduk disana", ? Rani bertanya, dan telunjuknya mengarah ke ruang restoran sambil bertanya dengan temannya itu
"Tamu dari Thailand tersebut kan....", ? Wayan kembali bertanya."Iyahlah...", Rani bersedekap, lalu sedikit membetulkan jilbabnya juga.
"Tumben aku tidak melihat mereka...", Rani mengkemukakan, perasaannya kepada Wayan.
Entah apa yang terjadi dengan perasaan Rani juga, dia merasa muak dengan Awwut, namun dia bertanya mengenai dirinya, Rani sejenak memikirkan perasaannya sendiri, seakan dia sebenarnya sedang mengingkari perasaannya sendiri.
"Bukankah kamu sendiri juga, sudah tahu kalau mereka sudah kembali ke Thailand", perkataan Wayan membuat Rani terperanga, dia awalnya mencoba untuk bersikap tidak begitu memerhatikannya, namun pada akhirnya Rani menjadi perhatian kepada kata - kata yang di ucapkan oleh Wayan.
Adakah kemungkinan, jika bisa benar, Rani memang pada akhirnya perasaanya telah luluh, dan dia jatuh cinta dengan Awwut, Rani merasa tidak ingin begitu perhatian kepadanya, karena muak, tapi akhirnya perhatian kepadanya.
"Jadi mereka sudah meninggalkan Bali....", ? Rani bertanya dengan terbata - bata.
"Baru saja tadi pagi, Awwut menitipkan pesan padaku, jika dia akan berangkat ke Bandara...", Wayan menjelaskan padanya.
Dan memang benar, Awwut sudah berada di dalam pesawat yang akan membawanya kembali ke Thailand, matanya nanar memandang diluar jendela yang berbentuk oval, dan Aroon yang duduk di sebelahnya memandang dirinya, namun juga setengah menunduk, entah kenapa dia seperti merasa seperti menyesali atas perbuatannya terhadap Awwut.
"Awwut aku minta maaf, sebenarnya aku juga masih memiliki hati, meskipun aku seorang homo, tapi rasanya tidak patut juga aku melakukan itu padaku, dan sekarang aku baru sadar jika cintamu pada Rani adalah tulus. Aku minta maaf...", kata maaf dari Aroon, awalnya membuat Awwut tercengang.
"Aroon, sebenarnya aku tidak pernah ada dendam padamu, hanya saja ada perasaan kecewa dengan apa yang kamh lakukan padaku", Awwut menanggapinya dengan bijak.
"Awalnya aku ingin sebagai menjebak gadis itu dengan memberikan alamat kamu di Bangkok, tapj teryata aku berpikir lagi aku salah melakukan itu, yah meskjpun aku begini tidak pantas nafsu aku yang kepada sesama jenis, itu aku lakukan padamu, mungkin ada baiknya bukan denganmu", perkataan bijak Aroon, membuat Awwut menganggukan kepalanya, dan mencoba untuk bisa percaya dengan apa yang di ucapkannya kepada Awwut.
Pesawat yang di tumpangi, oleh Awwut dan Aroon, akhirnya terbang menuju ke Thailand dan entah bagaimana, Rani tidak berusaha untuk menemuinya pada saat itu, dan entah bagaimana kala itupun Awwut tidak berusaha untuk bisa bertemu dengan Rani.
Namun di dalam hatinya, suara dirinya mengaji sangat berkesan hingga pada saat di dalam pesawat suaranya masih tergiang di telinganya.
Sepertinya Tuhan, yang Rani sembah benar - benar adalah sesuatu yang ajarannya sangat dahsyat agamanya, kekuatannya sangat hebat, karena maha suci Allah memang hanyalah satu.
Al Quran yang dibaca oleh Rani, seperti Awwut mendengarkan senandung orang yang bernyanyi namun membuat hatinya tergetar, belum pernah seumur hidupnya Awwut mengingat itu semua dia meneteskan air matanya dan kali ini dia meneteskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHARANI ( pengembangan cerita )
SpiritualSinopsis : sosok gadis berhijab meskipun dia seorang gadis Bali dengan wajah manis bernama Maharani dan dia biasa disapa Rani, memiliki sifat yang lemah lembut, segala apa yang ada dalam dirinya nyaris sempurna. Sejak kuliah, Rani memiliki sahabat l...