Judul : Married By Accident
Waktu Penulisan : Tahun 2016
Penghargaan : Mengikuti lomba Menulis Cerpen Nasional Minus One-Dev 2018/2019▪▪▪
Mentari muncul di ufuk timur dengan menyembulkan keperkasaan sinarnya. Sedang berkas kemilaunya menusuk melalui celah tirai jendela kamar Anindya. Cahaya itulah yang membuatnya terbangun dari bunga tidurnya.
Anindya menengok jam bekernya di atas nakas yang berdering sejak pukul 05.00 wita tadi. Refleks ia menjerit tatkala melihat jamnya telah menunjukkan pukul 07.00 wita. Tanpa menunggu aba-aba, Dia pun melompat dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi.
Beberapa menit kemudian, Anindya telah siap dengan seragam putih abu-abunya. Dia bergegas menuju garasi. Supir pribadinya yang sejak tadi menunggu di tempat itu segera meluncurkan kendaraannya saat Anindya telah memasuki mobil.
Tiba di gerbang sekolahnya, Anindya melihat Gina dan pacarnya, Deylon. Mereka berjalan beriringan memasuki area sekolah menengah atas tersebut. Anindya merasakan sedikit hawa hawa kecemburuan melihat kelanggengan hubungan sahabatnya.
Buru-buru Anindya menghampiri Gina dan merangkulnya. Gina kaget bukan main melihat kemunculan sahabatnya itu secara tiba tiba.
"Ish, ngagetin aja. Nyebelin banget sih." Kata Gina manyun menatap Anindya sambil mengelus dadanya.
"Ada masalah?" balas Anindya sambil mencubit pipi Gina dengan gemas.
"Aku duluan yah!" sahut Deylon kepada kedua anak itu disertai tawa kecil melihat kelakuan konyol Mereka.
Keduanya pun mengangguk mengiyakan perkataan Deylon hingga langkah panjang Deylon mendahului kedua gadis itu.
"An, sekarang udah tanggal berapa,?" Tanya Gina.
"Mmm...udah tanggal 27 April, kenapa?" Kata Anindya berpikir sejenak sebelum bertanya kembali kepada Gina. Wajah Anindya terlihat penasaran.
"Itu berarti dua minggu lagi kita akan ujian Nasional." jawab Gina sambil manggut-manggut.
"Tunggu tunggu! sekarang udah tanggal 27 April?!" pekik Anindya terkejut. Ia menggigit bibir bawahnya mengingat sudah dua bulan ini dia tidak menstruasi. Matanya seketika berkaca-kaca mengingat peristiwa pahit yang terjadi beberapa bulan yang lalu.
"Kamu kenapa sih, ada apa dengan tanggal itu?" tanya Gina penasaran.
"Ah, nggak apa apa kok." Elak Anindya tergagap. Ia berusaha menyembunyikan rasa khawatirnya dari Gina.
●●●
Saat bel berbunyi sebagai tanda istirahat tiba, Anindya dan Gina bergegas ke kantin. Perut Mereka sudah keroncongan sejak pelajaran masih tengah berlangsung.
Tiba di kantin, Mereka berdua pun segera memesan dua mangkuk bakso. Anindya terlihat sangat rakus sebab Dia sudah menghabiskan semangkuk bakso kemudian memesan semangkuk lagi. Gina jadi heran melihat kelakuan Anindya, padahal biasanya Dia sangat menjaga porsi makannya. Anindya sangat menekankan aturan pantang makan banyak, serta dilarang makan makanan yang berlemak juga berminyak.
"Kamu masih waras kan An? Aku heran liat kamu doyan makan akhir-akhir ini." Komentar Gina merasa keheranan.
Anindya tidak memperdulikan ucapan Gina sama sekali. Masa bodoh, pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEJUTA RASA UNTUK CERITA
Short StoryKUMPULAN CERPEN Mahes: Din, gue ada hadiah spesial buat lo. Arula: apa? Mahes: hadiahnya ada di belakang lo balik badan sekarang. Arula: mana Hes? Arula: lo boongin gue ya? Mahes: di depan lo Din, itu hadiahnya. Mahes: gue ada di depan lo. Setelah m...