Judul : Silent Love
Waktu Pembuatan : Tahun 2016▪▪▪
Aku tahu kadangkala cinta itu tak harus diungkapkan, adakalanya juga cinta tak harus memiliki, dan kadangkala cinta itu pun harus bertahan di dalam diam.
Yah, inilah nasib menjadi seorang wanita yang hanya mampu menyukai namun tidak dapat mengungkapkan. Hanya mampu mencintai tanpa suara, dan hanya mampu memiliki rasa yang tak tahu kapan akan terbalaskan.
Inilah Aku---Si gadis yang selalu berteman dengan sepi, serta akrab dengan kertas dan pena. Aku dipanggil Chacha dengan watak cuek, sulit berteman, dan tertutup.
Aku menyadari semua tentang diriku dan berusaha mempelajarinya dengan baik. Karena aku ingin mengenal diriku lebih jauh sebelum mengenal orang lain. Menilai diriku sebelum menilai orang lain. Karena terkadang kita hanya mampu melihat sisi buruk orang lain tanpa bercermin melihat diri kita sendiri.
Demikian pula dengan love story. Aku berada jauh dibelakang kata itu. Entah mengapa yang kurasakan Aku sulit untuk mematri nama seseorang di hatiku.
Masih terbayang di dalam memoriku saat terakhir kata cinta menjamah lidah dan hatiku. Setahun yang lalu, Saat itu Aku masih menjadi Chaca yang ceria, gila gilaan, dan berada pada zaman komplotan geng yang sangat jauh berbeda dengan watakku saat ini.
Saat itu, Aku Naksir dengan teman sekelasku yang tergolong tampan diantara teman lainnya. Perawakannya tinggi, putih, mancung, dan satu lagi Ia cuek.
Dengan bekal keberanian, Aku mulai menunjukkan feeling care ku terhadapnya. Sempat mendadak ingin menyerah pula karena sikap acuh dan cueknya susah untuk ditaklukkan. Bahkan pernah Aku memberinya sebuah kalung dengan mata gitar orens melalui temannya. Meski terlihat malu malu Ia menerima dan memakainya. Aku benar-benar bahagia saat menyaksikan adegan tersebut.
Hingga waktu yang terus berlalu, Aku semakin menunjukkan keseriusanku dengannya. Aku tak memperdulikanku lagi statusku sebagai seorang wanita. Apa salahnya mengungkapkan terlebih dahulu tentang perasaanku. Mungkin karena gengsi, malu terhadap temannya, ataukah tak tahu cara membalas tentang cinta dan dasarnya cuek, Ia tidak menanggaapi perasaanku.
Namun lama kelamaan akhirnya mungkin karena hatinya tergerak dengan perjuangan yang kulakukan. Hatinya pun melunak bagai bara yang tersiram air. Ia pun menyatakan perasaannya terhadapku dan berharap agar Aku bisa menjadi sosok penyemangat hidupnya.
Aku benar benar shock mendengar penuturannya. Tidak kusangka karena dengan modal wajah pas-pasan ini orang yang secuek batu itu juga menyimpan perasaan sama terhadapku. Akhirnya kami pun jadian dan saat saat jadian itu Aku pun masih tak percaya bahwa kini Aku memilikinya. Masih pula menyisakan sisa-sisa perjuanganku dalam mendapatkannya.
Demikianlah cerita masa laluku dulu. Aku hanya perlu menyusun cerita baru melalui sifat baruku sekarang. Masa bodohlah dengan mengingat masa lalu itu.
Saat istirahat tiba, pandanganku berputar mencari sebuah pemandangan yang menarik. Tiba tiba entah mengapa ada sebuah magnet yang membuatku fokus di lapangan futsal.
Senyuman mulai memenuhi bibir tipisku. Kesan senyuman yang satu tahun lalu setia menemaniku untuk seorang pujangga cinta. Senyuman itu kembali hadir untuk orang yang berbeda. Sama seperti saat lebah menemukan sebuah bunga yang baru saja bermekaran setelah menghisap madu bunga lain.
Kulihat seseorang yang kulihat kini memasukkan bola ke dalam gawang lawannya.
"Hebat---Dia keren," bisikku pada diriku sendiri.
Aku terpana.
Aku mulai mendengar alunan nada cinta. Dawai-dawai asmara bergetaran dengan melodinya yang indah. Senandung senar gitar terpetik dengan mesranya. Para keyboard melantunkan dendangan dengan piawainya yang hebat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEJUTA RASA UNTUK CERITA
Short StoryKUMPULAN CERPEN Mahes: Din, gue ada hadiah spesial buat lo. Arula: apa? Mahes: hadiahnya ada di belakang lo balik badan sekarang. Arula: mana Hes? Arula: lo boongin gue ya? Mahes: di depan lo Din, itu hadiahnya. Mahes: gue ada di depan lo. Setelah m...