Judul : Cerita Cinta Anak Mading
Waktu Penulisan : Tahun: 2016▪▪▪
Sebuah papan panjang yang berisikan berbagai lembaran penuh goresan tinta dari anggota mading SMA Negeri di Makassar, salah satu se
kolah favorit serta unggul dalam prestasi akademik dan non akademik.Karya karya tersebut sangat menarik dan memiliki imajinatif yang tinggi. Sehingga siswa tak akan puas jika hanya memandang saja tanpa membacanya.
Seorang Pria bertubuh jangkung tengah serius membaca sebuah cerpen di mading.
Seraut wajah tampannya terkadang mengerut sesekali pula dibarengi dengan sesungging senyuman manis. Mungkin saja Dia ikut terhanyut ataupula berkhayal melakonkan peran yang di alami oleh sang tokoh di dalam cerpen tersebut.
Usai membaca cerpen tersebut mendadak Dia cemberut. Entah apa yang membuat ekspresinya berubah sedemikian rupa.
"Mengapa semua cerpen disini tanpa nama penulis?"batin Angga merasa kesal.
Angga bergegas meninggalkan tempat itu sambil menepis jauh jauh kekesalannya. Sebenarnya, Dia adalah secret admirer dari penulis cerpen itu. Setiap hari Dia dengan setianya menunggu edisi terbarunya.
Ketertarikannya terhadap cerpen bermula sejak kemunculan karya itu yang memiliki cerita yang terkadang mirip dengan pengalamannya di sekolah.
Seperti saat Dia menyelamatkan kesebelasan tim sepak bola kelasnya dengan memasukkan bola ke gawang lawan pada saat menit menit terakhir, saat Dia tak sengaja menjatuhkan bukunya kemudian buku yang hilang tersebut seketika ada di atas mejanya, atau pula saat Dia kehilangan uang, ditembak cewek di belakang gedung sekolah, dan banyak cerita lainnya.
"Angga?" Panggil seorang lelaki dengan nada yang keras.
Angga menoleh. Sebentar bentar Dia terlihat celingak celinguk. Angga pun tersenyum tatkala mengetahui siapa yang tengah memanggilnya.
"Angga, Kau dari mana saja?"tanya teman Angga sambil berlari lari kecil mendekat ke arahnya.
"Mading!"
Angga menautkan alisnya yang tebal.
"Kau sudah menemukan penulisnya?"tanya teman Angga lagi.
"Tidak!"
Kedengaranya Angga menyembunyikan kekecewaanya.
"Jadi?"tanya teman Angga menatap Angga dengan penasaran.
Angga mengendikkan bahunya.
"Entahlah? mungkin aku akan mencarinya!"imbuh Angga diselingi tawa kecil.
Usai perbincangan singkat yang berdurasi beberapa detik itu, kedua Pria tersebut segera melangkahkan kakinya untuk meninggalkan zona mading.
***
Sesuai kebiasaan Angga saat istirahat berlangsung, angin selalu meniup tubuhnya untuk stand bye di depan mading. Dia selalu hadir pertamakali untuk membaca cerpen di tempat itu.
Angga ingin menunjukkan bahwa dirinya adalah sang pengagum berat cerpenis itu.
Meskipun di bawah cerpen itu tertulis inisial "DN" tetapi Angga masih belum puas jika belum mengetahui nama dan rupa dari sang cerpenis itu. Angga benar benar dibuai rasa penasaran.
"Ana Riyanti, kelas XI IPA 2!"bisik Angga saat membaca biodata ketua mading.
Tanpa ba bi bu be lagi, Angga bergegas menuju Kelas XI IPA 2.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEJUTA RASA UNTUK CERITA
Short StoryKUMPULAN CERPEN Mahes: Din, gue ada hadiah spesial buat lo. Arula: apa? Mahes: hadiahnya ada di belakang lo balik badan sekarang. Arula: mana Hes? Arula: lo boongin gue ya? Mahes: di depan lo Din, itu hadiahnya. Mahes: gue ada di depan lo. Setelah m...