#45 GERALD & RIRI

237 7 0
                                    

Judul : GERALD & RIRI
Waktu Pembuatan : Kamis, 30 Maret 2023

•°•°•

Riri yang sedang sibuk scroll feed instagram sebagai bentuk me time setelah lelah seharian bekerja––seketika meletakkan ponselnya begitu saja setelah mendengar bunyi ketukan pintu. Gadis berambut sebahu itu segera bangkit untuk membuka pintu rumah mini-nya hasil beli dari tabungan sendiri.

Saat pintu terkuak lebar, dilihatnya postur tubuh menjulang tinggi, gurat wajah dewasa yang sangat tampan. Enam tahun baginya, tidak mungkin lupa akan sosok itu meski seluruh tubuhnya telah banyak berubah, lebih tepatnya menjadi seorang lelaki dewasa.

"Ri."

Suara berat itu pertama kali terdengar ditelinganya. Ada getaran aneh di dalam dadanya tetapi rasa sesak kian menghantam mengalahkannya.

"Ri, aku––"

"Maaf anda salah orang," Riri menatap lelaki di hadapannya dengan sorot mata dingin dan datar.

"Ri, aku mau min––"

"Maaf, sudah malam. Saya mau istirahat. Mohon pengertiannya," potong Riri menutup pintu dengan kasar hingga menimbulkan bunyi berdebum.

Riri menarik nafas dalam-dalam, berusaha menetralkan perasaan yang campur aduk. Sekuat bagaimana pun benteng pertahanannya, air matanya lolos jatuh.

tok tok tok

"Ri, buka pintunya. Aku mau minta maaf," meski suara itu samar-samar namun Riri bisa mendengarnya dengan jelas, sangat jelas.

Satu tangannya ingin memutar kenop pintu, namun bisikan lainnya menghentikan. Lelaki itu terlalu jahat untuk dimaafkan.

tok tok tok

"Ri, buka pintunya," suaranya terdengar frustasi namun Riri mencoba menguatkan hati untuk mengabaikannya.

"Ri, aku tunggu kamu disini sampai kamu buka pintu."

Riri mengendikkan bahu cuek. Pasti lelaki itu hanya bercanda. Lagi pula dia bermalam di depan rumahnya pun harusnya Riri tidak peduli. Masa bodoh.

Riri bergerak menuju tempat tidur untuk beristirahat. Besok dia kerja, harusnya tidak begadang agar bisa datang tepat waktu.

Seorang cowok berseragam SMA ber-name tag Geraldino Prasetyanto membawa buket bunga di tangannya––mendekat ke arah gadis yang sedang ditutup matanya oleh selembar kain di tengah lapangan.

Gerald mengisyaratkan agar penutup mata gadis itu dibuka. Seorang cowok lain mendekat dan membuka penutup mata gadis itu hingga dia mengerjabkan matanya.

"Happy one year anniversary Deriri Tarinty!" seru Gerald sambil menyerahkan buket bunga yang dibawanya kepada Riri.

Riri senyum tulus menerima buket bunga tersebut.

"Hari ini aku nggak ngasih kado dalam bentuk benda, tapi kadonya dalam bentuk pengakuan," Gerald senyum manis membuat gadis-gadis yang menonton peristiwa itu menjerit histeris.

"Oh ya?" tanya Riri penasaran.

Gerald mengambil toa yang disodorkan oleh temannya dan mulai berbicara.

"Gue Geraldino Prasetyanto ingin mengakui bahwa gue cuma nembak Deriri Tarinty karena sebuah taruhan. Gue pacaran selama satu tahun dengan dia tanpa rasa apapun. Jadi gue mau ngucapin selamat kepada Deriri Tarinty yang sudah jatuh cinta sendirian dan jadi bucin tunggal selama satu tahun. Selamat lo kena jebakan batman," Gerald menampakkan smirk-nya menatap Riri.

SEJUTA RASA UNTUK CERITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang