Judul : Liku-Liku
Waktu Pembuatan : Tahun 2016▪▪▪
Dari kejauhan dibalik tembok yang membatasi antara kelas XI IPA 1 dan perpustakaan, Aku mengintip secara diam-diam pertengkaran Tiara, sahabatku dengan Revand, pacarnya. Aku tidak tahu apa permasalahanya. Hanya yang Aku tahu mereka telah berpacaran selama 11 bulan dan akhir-akhir ini aku melihat hubungan Mereka diwarnai oleh pertengkaran. Aku tidak tahu pasti apa penyebabnya dan siapa pula yang memulainya.
"Aku kan udah bilang sama kamu, jauhin Levin! Apa susahnya sih? kamu tuh nggak ngerti-ngerti amat sih gimana perasaan aku sebagai pacar kamu. Deket sih boleh tapi tahu batasan dong..." Tegas Revand mulai emosi.
"Kamu itu yah, jealous banget. Aku sama Levin tuh nggak ada apa-apa, kamunya aja yang cepet berprasangka buruk. Lagi pula Levin kan teman sekelas aku jadi apanya coba yang mau dicemburuin!" Balas Tiara tidak mau kalah.
"Pokoknya nggak ya nggak! sekali lagi aku liat kamu deket-deket sama Levin, aku bunuh kalian berdua!" ancam Revand kemudian melangkah pergi dengan amarah yang semakin mendidih.
"Ohhh... jadi itu masalahnya, kecemburuan Revand karena Levin si murid baru itu?" Gumamku masih sempat mendengar obrolan diantara Mereka meskipun jarak Aku dengan mereka tergolong jauh.
Aku segera berlari lari kecil meninggalkan tempatku dan menghampiri Tiara. Wajahnya terlihat memerah mungkin Ia muak dengan pertengkaran itu.
"Tiara..." Panggilku yang membuat Tiara menoleh dan senyum manis kepadaku.
Kulihat senyumannya mengandung kegetiran dan keterpaksaan. Tiara memang selalu menunjukkan wajah cerianya di depannku agar aku tidak tahu semua masalahnya.
"Kau dengan Revand bertengkar lagi?" tanyaku untuk memancingnya agar berterus terang.
"Tidak, ke kantin yuk! aku lapar Ren!" Tiara merangkulku dan berusaha mengalihkan topik pembicaraan.
Aku terpaksa mengganguk pelan dan mengikuti langkahnya menuju kantin.
●●●
Matahari perlahan lahan menyembunyikan rupanya dan bergerak perlahan menuju ufuk barat. Sinar keemasannya bergulir menjadi kepekatan malam. Suara binatang malam mulai membunyikan aneka musiknya yang saling bersahutan dan berdendang di telinga.
Aku terpaku di depan meja belajarku. Buku yang tergerai di depanku seakan hanya menjadi benda hias yang tidak pernah terusik oleh mata dan tangannku. Aku masih memikirkan masalah antara Revand dengan Tiara. Aku tidak suka jika mereka harup berpisah. Bagiku Mereka adalah pasangan serasi. Tiara adalah sahabat baikku dan Revand adalah teman sekelasku yang paling perhatian terhadapku. Aku tidak ingin ada yang tersakiti salah satu diantara mereka.
Tiba-tiba saja ponselku berdering. Hal itu membuat jantungku terasa ingin copot. Aku segera meraih ponselku dan menjawab telepon dari Revand tanpa berpikir panjang.
"Halo,"
"Halo Renata," jawab Revand dari kejauhan dan suaranya sedikit serak.
"Vand, kau kenapa?" Tanyaku penasaran.
"Ren..." Suara Revand terdengar mengiba.
"Vand, kau kenapa?" tanyaku mulai gusar.
Kudengar Revand tidak mampu berkata-kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEJUTA RASA UNTUK CERITA
Short StoryKUMPULAN CERPEN Mahes: Din, gue ada hadiah spesial buat lo. Arula: apa? Mahes: hadiahnya ada di belakang lo balik badan sekarang. Arula: mana Hes? Arula: lo boongin gue ya? Mahes: di depan lo Din, itu hadiahnya. Mahes: gue ada di depan lo. Setelah m...