#17 SALAH SANGKA

2.7K 28 2
                                    

Judul : SALAH SANGKA (Kisah Nyata)
Waktu Pembuatan : Tahun 2016

□■□

Terkadang manusia dihadapkan pada pilihan. Pilihan yang terkadang tidak sejalan dengan kehendak yang sebenarnya. Sehingga harapan akan selalu tergantung. Tidak mudah untuk menentukan jalan hidup karena dunia dihimpit oleh gelombang fatamorgana. Arus bimbang terus mengalir. Membanjiri muatan memori yang tengah merintih. Mungkin tidak mudah untuk menemukan kejernihan pemikiran kembali.

Begitupula liku-liku kehidupan yang harus dijalani oleh Remi, seorang siswi SMAN 1 TANETE RILAU yang sekarang menduduki kelas XI IPS 3. Kenaikan kelas tidak menuntutnya untuk bergembira-ria seperti teman-temannya yang lain. Semenjak pembagian kelas. Remi malah terlihat berubah. Yah, semenjak daftar nama siswa dalam pembagian kelas disebutkan di atas podium untuk menempati kelas baru. Remi harus berusaha menelan pil pahit.

Haruskan Dia menerima takdir yang tadak sejalan dengan kemauannya. Keyakinannya, teman temannya, bahkan sebagian guru-guru yang sangat mengenalnya pun mengatakan hal yang sama bahwa Dia akan menempati kelas di jurusan IPA.

Namun malang tidak boleh ditolak meski keberuntungan tidak kunjung sepihak, takdir berkata lain. Remi harus mengucurkan mutiara yang amat berharga dari pelupuk matanya. Bahkan Ia harus rela pisah kelas dengan sahabat yang sangat dicintainya. Ia harus menerima takdir bahwa ia ditempatkan di Jurusan IPS. Jurusan yang baginya hanya anak-anak nakal disana dan setiap guru menganggap penghuni jurusan itu adalah siswa bodoh.

Bahkan Remi sempat menulis sepucuk surat untuk Tuhan yang Dia terbangkan melalui balon udara.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Dear Tuhan

Di lapangan, Aku masih ingat rentetan kejadiannya. Dimana satu-persatu nama disebutkan untuk menempati kelas baru mereka di kelas XI. Saat seluruh nama di jurusan IPA disebutkan, aku tidak mendapati namaku. Rasa khawatirku mulai muncul. Sementara itu semua nama sahabat-sahabatku dan semua teman sekelasku saat kelas X telah menempati kelas baru di jurusan IPA.

Aku! menempati jurusan IPS. Ingin rasanya Aku mati detik itu juga.
Semua sahabatku terkejut bahkan teman-teman yang lain pun merasakan hal yang sama.

Aku harus menerimanya dengan hati lapang. Semua ini adalah takdir tetap mengapa rasanya sakit seperti sebuan cobaan?

Aku menelan air liurku yang terasa getir. Aku tidak mampu menggerakkan bibirku menahan guncangan kuat di dadaku. Sabar. Hanya kata itu yang mampu terucap di dalam benakku. Mungkin Kau merencanakan yang terbaik untukku.

Namun tatkala semua sahabat-sahabatku mengerumuniku. Air mataku tumpah saat Mereka memelukku. Mereka menatapku tulus sebagai sahabat mereka dan menguatkannku agar tegar. Mereka mengatakan kepadaku ingin memperjuangkanku untuk masuk ke Jurusan IPA. Air mataku semakin deras membanjiri pelupuk mataku tatkala mereka bersikeras ingin menemui guru urusan kesiswaan. Mereka ingin mengurus kepindahanku ke jurusan IPA.

Entah, berapa butir air mata yang berjatuhan dari pelupuk mataku saat menemui guru urusan kesiswaan. Ada harapan namun tidak ada kepastian. Mereka hanya boleh memindahkanku saat ada teman dari jurusan IPA ingin pindah ke IPS. Dan ada, Dia Muh. Resta. Namun entah apakah esok akan terjadi. Hanya doa yang tidak henti kupanjatkan. Ya Allah, Aku tahu rencanamu lebih baik daripada rencana kami tetapi tetap saja hati kecilku menginginkan keluar dari jurusan IPS.

Sungguh aku terharu tatkala wali kelasku juga memperjuangkanku untuk masuk jurusan IPA dengan bertemu dengan kepala sekolah. Beliau juga heran mengapa aku bisa berada di jurusan IPS padahal aku menempati peringkat dua di kelasku dan peringkat di bawahku menempati jurusan IPA. Namun mengapa justru terpelanting jauh di kelas dan jurusan menyeramkan itu.

Ya Allah, tegarkan hatiku jika jurusan IPS ini yang terbaik untukku.

Remi Ananda

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Suatu hari sebuah cahaya menunjukkan titik terang. Jawaban dari rasa kebimbangannya yang kelak menentukan langkah hidup Remi. Dua minggu yang berlalu semenjak Remi berada di jurusan IPS. Seorang guru ingin mengurus kepindahan Remi untuk menempati jurusan IPA, karena baginya Remi siswa yang pintar dan cocok di jurusan IPA. Namun Remi tetap tidak beranjak dari posisinya sebagai siswa jurusan IPS. Dia menyadari bahwa potensinya kini berada di tempat itu. Bibirnya terkunci untuk kembali mengeluarkan aksi protesnya terhadap pihak sekolah.

Akhirnya dengan berbagai tantangan yang dilaluinya Remi kini paham atas maksud dari cobaan itu. Kini Remi mampu menjadi juara umum di jurusan IPS dan mampu menyaingi nilai siswa yang berasal dari jurusan IPA. Progress tersebut membuat orangtua Remi dan para guru bangga.

Remi yang selalu berangan-angan untuk menjadi seorang ahli psikologi dan penulis terkenal harus mewujudkan mimpi itu dan mampu membawa nama orang tuanya karena kesuksesannya.

□■□

SEJUTA RASA UNTUK CERITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang