#21 SETELAH BUNGA TIDUR

2.5K 28 0
                                    

Judul : SETELAH BUNGA TIDUR (Kisah Nyata)
Waktu Pembuatan : Rabu, 26 Maret 2014

●□●

Suasana di kelas IX-A di SMP WIJAYA KUSUMA tampak diliputi kegaduhan. Lantai yang tadinya bersih kini terlihat kotor oleh gulungan kertas berserakaan disana sini. Penyebab kekacauan itu karena Arsyad yang menjadikan kelas sebagai arena lempar-lemparan kertas.

Emily tampak diam-diam saja melihat ulah teman-temannya bahkan mengacuhkannya. Buku yang tergerai di hadapannya pun hanya menjadi pajangan yang sama sekali tidak menarik perhatiannya. Ia malah terlihat menopangkan dagu dengan tatapan kosong. Sibuk mengumpul potongan demi potongan kenangan indah bersama Arsyad, mantan pacarnya. Sangat indah memang jika diingat kembali tetapi sangat sakit jika mengingat bahwa kenyataan yang ada itu hanyalah masa lalu.

Tetapi akhir-akhir ini, semenjak Emily rajin mengirimkan pesan singkat kepada Arsyad berupa kata-kata cinta. Arsyad mulai mengubah sifat dinginya terhadap Emily. Ia mulai luluh dan lebih ramah terhadap Emily. Bahkan tidak jarang Arsyad menjahili Emily sehingga membuat pipi Emily tampak kemer-merahan.

Buk...

Emily tersentak tatkala sebuah remasan kertas mengenai kepalanya. Tanpa berfikir dua kali, Emily menoleh kepada Arsyad yang pastinya sebagai pelaku utama. Karena tidak ingin memperpanjang masalah, Emily memilih diam.

Buk...

Remasan kertas kembali mengenai kepala Emily. Dengan raut kesal, Emily memalingkan wajahnya kearah Arsyad.

"Mau, lo apa sih?!" bentak Emily dengan tatapan tajam.

Arsyad tidak membalas. Ia menatap emily dengan tatapan mengejek. Setelah itu Arsyad mengganggu beberapa anak lain.

Melihat sikap Arsyad yang terkadang berubah-ubah itu, apalagi sekarang sikapnya sangat menyebalkan membuat Emily naik pitam.

"Dulu, katanya mereka musuhan gara-gara pelajaran matematika!" sindir Emily kembali membahas insiden pertengkaran antara Arsyad dan Dila yang membuat mereka dulu adu mulut berkepanjangan lalu bermusuhan tetapi kini, tidak ada hujang dan angin mereka kembali berteman akrab dan saling berpartner membuat kegaduhan di kelas.

Mendengar sindiran itu, Arsyad menatap Emily tajam.

"Wah, siapa yah yang selalu kirim kata-kata cinta di nomor aku, setiap hari malah!" Teriak Arsyad keras dan menatap Emily sehingga sangat jelas bahwa sindiran itu ditujukan untuknya.

"Pasti banyak love-lovenya kan?!" tambah Dila.

"Huuuu..." teriak anak-anak riuh.

"Cie cie cie..."

Spontan Emily berlari keluar dari kelas dengan perasaan malu. Ia menuju perpustakaan, satu-satunya tempat yang paling cocok untuk menumpahkan kesedihan dan air matanya akibat mendengar kata yang tidak seharusnya dikeluarkan oleh Arsyad.

Emily duduk di pojokan dengan tangan yang menutupi wajahnya. Ia menangis tersedu-sedu di tempat itu. Kedua sahabat Emily menyusul di pepustakaan dan mencoba untuk menghibur Emily.

"Sudahlah Em, jangan dengarkan kata-kata Arsyad, dia memang keterlaluan," Hibur Zasya mengusap punggung Emily.

"Pokoknya, lo harus cari pengganti Em. Cowok kayak Arsyad nggak pantes banget buat lo sukai." Imbuh Dea penuh semangat.

"Bukannya marah. Gue cuma malu aja dan kesal, dia itu keterlaluan banget. Siapa coba yang enggak malu kalau digituin." kata Emily di sela-sela tangisnya.

"Emily, anak yang kayak gitu lo lupain aja. Emang dia seganteng apa sih sampai-sampai lo gagal move on gini. Masih banyak cowok di dunia ini yang bisa sayang sama lo dan pastinya nggak nyakitin lo kayak Arsyad." ungkap Zasya merasa geram terhadap Arsyad. Karena di telah membuat sahabatnya terluka dan meneteskan air mata.

SEJUTA RASA UNTUK CERITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang