#23 PELAYAN BAKSO IDAMAN

1.8K 25 3
                                    

Judul : Pelayan Bakso Idaman (Kisah Nyata)
Waktu Pembuatan : 24 November 2018

▪▪▪

Nama gue Irma Ayumi Sananda, anak hasil pembuahan dari Pak Santoso dan Bu Ananda. Gue seorang mahasiswi yang berkuliah di kota ini yang merupakan anak rantauan dari daerah seberang. Gue tinggal kos-kosan di kota ini mengingat kehidupan mahasiswa di kota itu keras, jangankan tinggal di apartemen ataupun hotel, untuk makan sehari-hari pun hanya dua kali sehari dan terkadang harus puasa. Tapi itu kata teman gue, alhamdulillah gue nggak pernah merasakan kesulitan makan.

Malam ini, disaat rintik hujan membasahi bumi. Gue diperintah oleh kakak kandung gue yang tinggal sekos sama gue untuk keluar warung beli bakso dan kebetulan juga temen gue, Nila mau nginap di kos dan ingin makan ayam krispy. Mau tidak mau gue harus keluar beli meskipun mager dan harus menahan dingin yang menusuk tulang.

Usai berganti pakaian, mengenakan jilbab, berdandan alakadarnya dengan memakai sedikit bedak dan lipstick, gue dan Nila segera capcus.

Meskipun jarak kos dengan warung itu sangat dekat tapi gue dan Nila menggunakan motor matic milik kakak gue untuk keluar beli di warung. Biasalah penyakit kids jaman now lagi malas walking-walking.

Sesampai di warung bakso, gue segera memasuki warung sedangkan Nila menunggu di atas motor. Dia nggak ikut masuk karena lagi jaga motor soalnya entar disuruh bayar parkir kalau ninggalin motor.

Gue mengantri bersama beberapa pelanggan lainnya untuk memesan bakso. Sekedar info aja nih, pelayan warung bakso disini semuanya cowok cakep. Mereka berjumlah tiga orang.

Gue masih sabar mengantri meskipun sudah 1 menit berlalu gue menunggu. Lagipula gue nggak ngerasain hal itu karena sibuk memerhatikan kelincahan para pelayan bakso yang mengemas dan menyediakan bakso di dalam piring untuk pelanggan mereka.

Salah satu pelayan cowok yang paling cakep mirip salah satu artis, tubuhnya tinggi proporsional, dia menatap gue. Oh my god, dia mendekati gue lalu tersenyum. Manis buuuaanget. Gue nggak membalas senyumannya dan terkesan mengabaikan dia karena takutnya kalau gue balas dia tambah senyum manis dan bikin gue diabetes.

 Gue nggak membalas senyumannya dan terkesan mengabaikan dia karena takutnya kalau gue balas dia tambah senyum manis dan bikin gue diabetes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Sumpah, mukanya mirip yang di atas tapi lebih gantengan pelayan bakso itu sih. Kalau nggak percaya sini gue tunjukin orangnya.)


"Pesan apa?" Tanya pelayan bakso ganteng tadi.

"Bakso biasa 1, dibungkus," jawab gue lirih dan tanpa menatapnya sedikit pun sambil menyerahkan uang sepuluh ribu.

Pelayan bakso itu mengambil uang gue lalu segera memenuhi pesanan gue. Dia dengan lihainya mencampur semua bahan dan memasukkan bakso ke dalam mangkok yang diberi plastik. Gue melihat keringatnya yang menetes di dahi dan tangannya yang berlumuran keringat. Sumpah, pengen banget gue lap-in keringatnya itu. Kwkwkwk.

SEJUTA RASA UNTUK CERITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang