Judul : BILA CINTA MULAI BICARA
Waktu Pembuatan: Tanggal 13 Juni 2014•●•
Lampu-lampu yang berkilauan terasa menusuk matanya sementara kebisikaan kota meyayat hatinya. Samar-samar ia sendirian menghabiskan waktu di tepi jalan raya besar hanya untuk melupakan kesedihannya.
Niken menatap kota Jakarta dengan rasa benci di dalam hati, tentang kesibukan manusianya, bangunan-bangunan mewah, dan membenci dirinya yang tidak mampu membalikkan keadaan.
Gadis cantik yang berpenampilan sedikit tomboy ini tidak bereaksi dari tempatnya. Rumah mewah, mobil mahal, dan berbagai Fasilitas lainya tidak menarik minat untuk pulang ke rumah yang sangat menyiksa batinnya.
Ya, Niken Purki Raider dengan sapaan akrab Niken itu telah berumur 22 tahun. Dia baru saja melepas gelar sarjana S1 di bidang akuntansi.
Meski Niken anak seorang pengusaha kaya dan terkenal tetapi semua itu tidak tampak pada dirinya bahkan ia berusaha menjauh dari kehidupan yang serba mewah. Hidup mewah sama sekali membuatnya tidak menjamin ia mendapatkan kasih sayang keluarga.
Bertahun-tahun Niken memendam rasa rindu terhadap kehadiran seorang Ibu. Ibu yang telah lama meninggalkanya, meninggalkan ayah bahkan meninggalkan dunia yang fana ini. Meski rindu dengan sosok ibu tetapi Ia ingin punya ibu satu untuk selamanya. Namun ia terlanjur kecewa terhadap keputusan sang Ayah yang memilih untuk menikah lagi.
Niken sekarang memiliki seorang Ibu tiri yang sampai kapanpun tidak akan bisa menggantikan posisi ibunya. Karena Niken tahu satu hal bahwa semua ibu tiri itu kejam.
Niken sangat membenci Ibu tirinya karena Niken menganggap kehadiran Natalia membuat Harris lupa bahwa Niken juga membutuhkan kasih sayang. Hal itulah terkadang membuatnya merasa frustasi sehingga memilih menikmati hidup dengan berjalan di sisi jalan kota. Menikmati udara malam di emperan toko seperti seorang gelandangan. Bahkan acapkali dia menerima perlakuan buruk dari orang-orang yang menganggapnya sebagai pengganggu pemandangan.
Udara angin malam mulai menyentuh kulitnya. Niken beranjak meninggalkan posisinya dan berjalan santai di tepian jalan kota. Tiba-tiba Niken jatuh tersungkur akibat tidak sengaja menendang batu.
"Aduh, apa yang terjadi padaku malam ini, mengapa aku mengalami kesialan?" Keluh Niken mengaduh kesakitan.
Sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti tepat di samping Niken. Seorang pemuda tampan keluar dari sana dan bergegas menolongnya.
"Niken?" ungkap pemuda itu terkejut.
"Ka... kak Nalan!" Ucap Niken gugup melihat kakak sepupunya itu. Sudah pasti Nalan akan membawanya pulang ke rumah Ayahnya.
"Malam-malam seperti ini kenapa bisa berada di tempat ini. Ayo pulang bersamaku." Ucap Nalan menarik tangan Niken menuju mobilnya. Niken tidak berani menolak kakak sepupunya itu yang sudah dia anggap seperti saudara kandung.
Beberapa menit kemudian mereka telah sampai di tempat tujuan. Niken segera turun dari mobil setelah Nalan membuka pintu mobil untuknya. Niken hanya terdiam tanpa mengucapkan sepatah kata pun untuk Nalan.
"Aku pulang dulu yah, jaga dirimu baik-baik." Pesan Nalan sebelum pergi.
Selepas kepergian Nalan, Niken mulai memasuki gerbang rumahnya. Sebuah rumah mewah bak rumah seorang miliader. Mobil mewah terparkir di mana-mana. Segala fasilitas yang memanjakan mata dan tubuh tetapi rumah itu seperti neraka baginya. Tidak ada yang istimewa sedikit pun.
Hati Niken mulai was-was sebab keadaan di dalam rumah sangat terang benderang meskipun jam telah menunjukkan hampir tengah malam.
Niken menekan bel secara perlahan. Tidak lama kemudian seorang pelayan pun membuka pintu. Niken segera masuk. Tatkala ia melewati ruangan keluarga. Ia sempat melihat Ayahnya berbincang-bincang dengan Ibu dan kakak tiri laki-lakinya dengan wajah cerah. Mereka sepertinya tidak menghawatirkannya sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEJUTA RASA UNTUK CERITA
Short StoryKUMPULAN CERPEN Mahes: Din, gue ada hadiah spesial buat lo. Arula: apa? Mahes: hadiahnya ada di belakang lo balik badan sekarang. Arula: mana Hes? Arula: lo boongin gue ya? Mahes: di depan lo Din, itu hadiahnya. Mahes: gue ada di depan lo. Setelah m...