Judul: Cinta Rahasia
Waktu Pembuatan: Tahun 2016, Revisi tanggal 30 Januari 2020
Penghargaan: Sebagai kontributor buku "Manifestasi Perasaan" dan sebagai peserta terpilih dalam event cerita mini tema "Manifestasi Perasaan" yang diselenggarakan oleh Luckiest Club pada tanggal 22 Janari - 02 Februari 2020.°•°
Aku memandangi seorang wanita yang tampak anggun berjalan memasuki pekarangan rumahnya. Sepertinya dia baru pulang mengajar dari sebuah Sekolah Menengah Atas, di kampung kami. Sejak pertama kali menjadi tetangga barunya, Aku kadangkala sibuk memerhatikan semua aktifitasnya di luar rumah, seperti yang kulakukan sekarang ini.
Wanita itu bernama Nisrinah dengan sapaan akrab Rina. Dia seorang wanita yang cantik dan solehah. Bukan hanya itu yang membuatku kagum, Dia sangat ramah dan mudah bergaul. Pantas saja dia dijuluki bunga desa di kampung kami.
Para pemuda silih berganti berdatangan ke rumahnya untuk mengobrol dengan kedua orangtuanya dan sekedar cari perhatian dengannya. Apalah dayaku yang hanya bisa memerhatikannya secara sembunyi-sembunyi tanpa berani bertegur sapa dengannya.
Beberapa hari berlalu, ada yang aneh dengannya. Aku menjadi heran dan penasaran. Entah apa gerangan yang membuatnya akhir-akhir ini jarang keluar rumah. Bahkan saat jam pergi ke sekolah pun dia kadangkala tidak menunjukkan batang hidungnya. Akh, rasanya Aku ingin tahu segalanya.
Hingga di suatu siang Aku berpura-pura untuk mencari sesuatu di samping rumahnya. Kutahu ini perbuatan yang sangat salah. Namun terlanjur kadar penasaranku tidak dapat lagi dibendung. Jika nanti Aku dipergoki akan kubuat alasan bahwa Aku sedang mencari flashdiskku yang jatuh. Padahal yang sebenarnya Aku ingin mengetahui perihal tentangnya.
Tidak lama kemudian, tabir rahasia pun perlahan tersingkap. Kudengar dengan jelas tangisnya yang membuat hatiku seperti disayat sembilu. Ingin sekali Aku menghiburnya agar air mata itu berubah menjadi derai tawa.
Bersamaan itu pula kudengar percakapan diantara kedua orangtuanya. Walaupun kedengarannya samar-samar tetapi kuusahakan agar sampai pada indra pendengarannku dengan jelas. Aku tertegun sambil mengepalkan tangan mendengar penyebab kesedihannya yang menyebabkan dia mengurung diri di kamar.
Calon suaminya keterlaluan! Geramku.
Andai saja aku bisa bertemu dengan calon suami Rina, kupastikan akan kuhabisi dengan tangan kosongku sendiri. Seenak jidat dia memperlakukan wanita sekejam itu dan mempermalukan keluarga besarnya dengan membatalkan pernikahan mereka secara sepihak. Aku tidak habis pikir bahwa ada-ada saja lelaki yang tega mempermainkan wanita sebaik dan secantik Rina.
Semenjak hari itu, Aku tidak pernah lagi melihat wajah Rina yang cantik, senyuman manisnya yang selalu mengembang saat pulang dari mengajar dan sapaan hangatnya terhadap Ibu-ibu yang sedang berbelanja sayur di warung Pak Komar. Jangan-jangan benar kata orang-orang kampung bahwa Rina pergi ke luar kota untuk membuang rasa sedih dan malunya.
Sebab terakhir kali Aku pernah melihatnya keluar rumah sepekan yang lalu saat Dia ingin mengunci pintu pagar rumahnya. Senyuman legaku mengembang bersamaan pula rasa sedih yang menyergap tatkala melihat pinggir matanya membentuk lingkaran hitam dengan mata merah yang sembab. Tidak ada lagi keceriaan dan semangat yang terpancar dari dirinya seperti biasa.
Saat memandang ke arahku pun Dia terlihat enggan dan tatapannya tak lagi bersahabat. Entah? Apakah Dia membenciku sama seperti membenci calon suaminya. Semoga saja Dia tidak berpikir bahwa semua laki-laki itu sama saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEJUTA RASA UNTUK CERITA
Short StoryKUMPULAN CERPEN Mahes: Din, gue ada hadiah spesial buat lo. Arula: apa? Mahes: hadiahnya ada di belakang lo balik badan sekarang. Arula: mana Hes? Arula: lo boongin gue ya? Mahes: di depan lo Din, itu hadiahnya. Mahes: gue ada di depan lo. Setelah m...