Judul : Kapten Ardilla
Waktu Pembuatan : Tahun 2016▪▪▪
Mentari pagi muncul di ufuk timur dengan kehangatan sinarnya. Menawarkan kemilaunya kepada setiap insan yang tengah bergelut dengan aktifitasnya masing masing.
Sementara itu, terdengar suara riuh rendah yang memadati lapangan futsal SMAN 1 Tanete Rilau. Tim kesebelasan dari sekolah bonafid itu tengah berlatih keras untuk persiapan pertandingan sebulan ke depan.
Sebagian siswa terlihat bergerombol memadati kursi penonton untuk menyaksikan para pemain futsal yang tengah bergerumul dengan si bundar berkulit keras. Ada yang berteriak dengan yel yelnya dan ada pula yang berteriak hanya untuk memberi semangat kepada setiap jagoan Mereka.
Hiruk pikuk itu bak halilintar yang berdentuman di siang bolong.
Di bagian koridor di dekat lapangan sepak bola, dua orang gadis melintas dengan dengan santainya.
"Tuh, tuh liat cewe cewe alay itu, mereka pake ngejerit jerit gitu, gak malu apa!"komentar Irka sambil menunjuk beberapa penonton fanatik tim kesebelasan sekolahnya.
Tiwi tertawa terbahak bahak.
"Mirip cacing kepanasan!"timpal Wiwi
Irka ikut tertawa.
"Pantasnya belut kelindas truk, bawaanya gerak gerak gimana gitu!"imbuh Irka.
"Mereka kayak gak punya malu dan kaga sayang pita suara!"komentar Wiwi sambil menggeleng gelengkan kepala.
Tiba tiba...
BRUK... dag !!!
"Awwww....aduh!"jerit Irka keras.
Sebuah bola melayang dengan kerasnya dan mengenai bahu kiri Irka. Efek tendangan dari bola itu membuat tulang bahunya terasa retak.
"Lo nggak papa?"Tanya Tiwi terlihat panik
Ini lebih tepatnya pertanyaan retoris.
"Nggak apa apa gimana, tulang gue rasanya mau copot! coba gue mati di sini, apa mungkin lo masih bertanya ngga apa apa?" gerutu Irka cemberut dan memijat mijat bahunya.
"Ya elah, galak amat!"
Wiwi terkekeh.
"Siapa sih yang kenain bola ke gue, mau mati muda tu orang!"gerutu Irka lagi memutar pandangannya.
Seorang Pria berjalan mendekat kearah Mereka.
Irka melototi pria yang mendekat itu. Hidungnya sudah mengenduskan asap. Sebentar lagi nafsu bantengnya untuk menanduk akan tersalurkan.
"Lo kalo nendang bola, ke mulut gawang, jangan ke arah orang dong!"bentak Irka sambil berkacak pinggang.
Pria itu tak bereaksi atas ucapan Irka. Dia tidak menunjukkan tanda tanda rasa bersalah. Dengan santainya Dia memungut bolanya tanpa memerdulikan Irka dan Tiwi.
Irka semakin naik pitam melihat gelagat pria itu. Kalau saja urat malunya sudah putus, sejak awal Dia akan memaki maki Pria itu dengan mengeluarkan semua bahasa aliennya.
"Woy, lo ngga tau minta maaf ya?"teriak Irka.
Pria itu tetap berlalu dengan santainya.
●●●
Usai kejadian beberapa waktu yang lalu makin menjadi jadi rasa benci Irka terhadap pria itu. Dia bernama Ardilla, siswa kelas XI IPA 3. Kapten tim kesebelasan Elang di sekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEJUTA RASA UNTUK CERITA
Historia CortaKUMPULAN CERPEN Mahes: Din, gue ada hadiah spesial buat lo. Arula: apa? Mahes: hadiahnya ada di belakang lo balik badan sekarang. Arula: mana Hes? Arula: lo boongin gue ya? Mahes: di depan lo Din, itu hadiahnya. Mahes: gue ada di depan lo. Setelah m...