10. Terjatuh

1.1K 89 3
                                    

"Satu dua, tiga empat, lima enam, tujuh delapan."

Hari ini adalah jadwal olahraga kelas syifa. Untuk memulai kegiatan, seperti biasanya selalu melakukan pemanasan terlebih dahulu.

"Baiklah anak anak , hari ini saya akan ambil penilaian untuk lompat jauh. Tapi Sebelum penilaian, saya akan beri kalian waktu untuk latihan." begitulah jelas pak agus selaku guru olahraga. "Dan nanti, untuk yang cewek jaraknya minimal 2½ meter dan untuk yang putra 4½ meter."

Tanpa menunggu lama, semua anak IPS 3 segera melakukan latihannya sesuai dengan urutan absen. Memang, pada saat latihan hanya beberapa anak saja yang bisa melampaui batas minimal. Itupun cowok semua. Dan kini tiba saatnya untuk penilaian. Satu persatu anak dipanggil sesuai abjad atau absen.

"Nomor 25!" yap, itulah nomor absen syifa. Dengan segera, gadis itu bersiap-siap. Hingga terdengar suara peluit syifa pun segera berlari melewati garis lintasan. Setelah sampai di garis batas, ia melompat. Namun saat sudah melakukan lompatan , gadis itu terjatuh dan kesleo. Alhasil dia meringis kesakitan memegangi jempol kakinya yang tertancap di tanah tadi. Melihat syifa yang kesakitan, dari arah yang tidak terlalu jauh, jefri mendekati syifa dengan wajah khawatirnya.

"Syifa! Mana yang sakit?! Gue bawa kesana ya?" ucap jefri khawatir kemudian menggendong syifa menuju hostpot yang ada di pinggir lapangan. Sedangkan beberapa siswa lainnya mengikuti jefri membawa syifa ke hostpot.

Jefri mendudukkan syifa di kursi. Kemudian berjongkok mencari bagian mana yang terluka.

"Aww!!" ringis syifa. "Sakit ya? Sory sory." balas jefri bersalah. Kemudian lelaki itu beralih menoleh ke arah temannya. "Eh jo! Tolong lo ambilin P3K di uks ya?! Cepet!!"
"Oke oke!!" temannya yang bernama jo itupun bergegas menuju uks.

Tak lama kemudian jo datang dan memberikan kotak P3K nya pada jefri. Dengan teliti jefri memilih obat yang ada di kotak itu. Kemudian membersihkan luka syifa dengan tisu. Setelah itu, beralih mengambil betadine dan menuangkannya sedikit ke kapas dan meletakkannya di kaki syifa.

"Aww!! Jefri pelan-pelan!!" teriak syifa membuat jefri tersentak. Bagaimana bisa syifa tidak berteriak? Orang kukunya saja menancap di daging jempolnya. Otomatis mengeluarkan darah juga. "Tahan ya?" balas jefri lembut dengan kepalanya yang masih fokus pada kaki stifa kemudian menoleh ke arah syifa seraya tersenyum. "Lo tenang aja, ntar bakalan sembuh ko."

Seketika jantung syifa berdetak kencang. Rasanya tidak karuan. Mendengar ucapan jefri yang begitu hangat dengan senyumannya. Gadis itu menatapnya lamat-lamat. Menatal jefri yang begitu teliti dan tenang saat membalut kakinya dengan perban. Sebuah senyuman itu kembali lagi dari bibir syifa. "Andai aja kita bisa kayak dulu lagi jef..gue kangen sama lo.." batinnya sambil tersenyum.

"Tapi waktu udah misahin kita berdua.." lanjutnya dalam hati. Syifa menarik nafasnya dalam-dalam kemudian menghembuskannya.

"Finishh" ucap jefri girang kemudian memasukkan betadine dan perbannya tadi ke dalam kotak.

"Nih, lo balikin ya," jefri memberikan kotak p3k itu pada jo. "O iya satu lagi, thanks ya.." ucap jefri tersenyum namun cool membuat hati gadis itu makin tak karuan.

Jefri mengernyit mendapati syifa tengah menatap nya. Kemudian mengibaskan tangannya di depan wajah syifa. Gadis itupun tersentak. "Kenapa sih?" tanya jefri masih belum paham. "Ng-nggak, nggak papa kok." ngeles syifa.

"O ya, inih, lo pasti haus kan?" ucap jefri memberikan sebuah botol mineral pada syifa. "O iya, gimana beasiswa lo? Keterima nggak lo?" lanjutnya sembari membuka tutup botol kemudian meminumnya.

"Belum ada kabar sih, masih nunggu." jawab syifa.

"Gue yakin ko, lo pasti bisa dapetin beasiswa itu. Lo kan pinter." jefri tersenyum seolah memberi keyakinan pada syifa.

Surat Untukmu [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang