31. Jogging Time's

534 40 7
                                    

"Jadi, ceritanya udah resmi, nih? Mana traktirannya?" Goda Rey pada Angga disaat mereka sedang bersantai di taman belakang.

Cuaca sore ini enaknya digunakan untuk bersantai sambil menikmati cemilan bersama keluarga.

"Apaan, sih, emang lagi ultah apa, pakek traktiran," Angga ngeles.

Rey terbahak melihat tingkah lucu Angga karena godaannya.

"Gue masih heran aja gitu sama lo. Sejak kapan lo berani ngungkapin perasaan lo ke cewek yang lo suka. Biasanya mah, lo terima diem aja. Nahan perasaan itu sampek cewek yang lo suka udah di rebut cowok lain,"

Angga tidak merespon. Ia fokus membaca koran dengan topik politik. Melihat Angga seperti itu, Rey menimpuk wajah Angga dengan kulit jeruk yang baru saja selesai ia makan.

"Njir! Gayaan baca koran! Apaan banget, sih, lo," kekeh Rey. Angga tak bisa menahan malunya di depan Rey. Ia hanya sanggup menahan senyum sambil sesekali mengusap wajahnya.

"Halo boy-boy ganteengg.."

Tiba-tiba Vitta datang dari dalam seraya membawa satu nampan berisi empat cangkir kopi susu. Lantas perempuan paruh baya itu meletakkannya di meja dekat mereka duduk.

"Nih, mimom bikinin kopaii bhuat kalian.." ucapnya dengan gaya ala-ala.

"Sejak kapan mamah ngerubah kata mamah jadi mimom?" Tanya Angga disusul menyeruput kopi susunya.

"Sejak beberapa detik yang lalu,"

"Kenapa harus mimom?"

"Cerewet amat lu jadi cowok!" Sembur Rey menahan tawa. "Mentang-mentang udah ada do'i,"

Sedangkan Vitta hanya terkekeh melihat tingkah anak-anak nya itu.

Tiba-tiba saja Ferry muncul di hadapan mereka. Pria paruh baya itu langsung menempatkan diri, ikut duduk lesehan. Merekapun hanyut dalam obrolan.

🌾🌾🌾

Seorang cowok duduk di teras rumahnya. Menunggu seseorang menjawab telfon darinya sambil menengadahkan wajah kelangit.

"Hai Ngga', what happen malem-malem nelfon? Kangen yak?"

Sudut bibirnya terangkat, mendengar suara kekasihnya itu.

"Pede banget! Siapa yang kangen, wlee,"

"Ish, gitu amat sih. Aku tutup ya telfonnya,"

Angga tertawa. "Yaudah tutup aja sana,"

"Anggaaaa, sebel deh!"

Angga tertawa lagi.

"Mau ngapain, sih? Mau ngapain?"

"Mau apa ya? Lupa aku. Duh, apa ya, Syif?"

Terdengar helaan nafas berat dari Syifa. "Anggaaa, jangan berbelit-belit dongg,"

"Hahaha. Besok free nggak?"

"Mau kemana?"

"Jogging, yuk!!"

"Boleh. Kemana?"

"Daerah Taman Indah. Sekalian Car Free Day,"

Surat Untukmu [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang