16. Foto itu

676 63 5
                                    

"Ngga', mampir dulu gih. Baju lo basahkan? Mending lo ganti aja pakek baju bokap gue, ga mungkin juga kan lo pulang basah kek gini." ucap syifa ketika sudah berada di depan rumahnya.

"Emm nggak usah deh Syif, ntar sampek rumah langsung gue jemur ko, kapan-kapan aja."

Syifa memutar kedua bola matanya sambil menghembusakan nafasnya. "Udah deh, ga usah ngeyel. Gue tau kalo lo sampek rumah langsung copot ni sragam tapi ga lo jemur, lo biarin aja. Padahal besok masih dipakek. Kesempatan juga lo maen ke rumah  gue..dulu lo ga bisa karna ada acara, sekarang kan bisa." Jelas Syifa.

'Perhatian.' Kata itu angga ucapkan dalam hatinya. Angga tau, semakin lama ia mengenal Syifa, semakin ia tau sifay Syifa satu-persatu. Baik, asik, perhatian. Entah sifat apalagi yang akan ia ketahui.

"ya udah deh.." balas Angga tersenyum kemudian turun dari motornya.

"Nahh gitu dongg ayo masuk.." ujar Syifa sumringah.

"Macaaannn!!! Syifa pulanggg..."

Teriak syifa ketika masuk ke ruang tamu. Samar-samar terdengar jawaban 'iya', yakin jika itu Martha. Tak lama kemudian Martha datang dengan memakai celemek, sepertinya wanita itu baru sibuk memasak.

"Mah, ada Angga. Kasian bajunya basah. Pakek baju papa dulu aja boleh kan?" Ucap Syifa setelah meletakkan tasnya di sofa.

"Ya udah sana ambili. Terus Angga nya mana?" Tanya Martha menengok ke ambang pintu yang tidak memperlihatkan tidak ada siapa-siapa.

"Ada ko, mungkin di teras." Ujar Syifa kemudian menuju kamar Ganny.

Setelah mengambil handuk, baju, juga celana panjang, Syifa kembali menuju teras.

"Nih ngga', kamar mandi nya gue anterin."

Angga menatap sejenak pakain yang di bawa Syifa. Perasaannya ada yang kurang dengan pakainnya. "Eh Syif, CD gue mana?"

"Lo pakek yang itu napa?" Ketus Syifa geli.

"Ya kali Syif gue make yang ini, udah tau basah.."

"Yaufah gue ambilin. Tapi gue anter dulu ke kamar mandi." Syifa memberikan pakaian tadi pada Angga.

Kemudian Angga mengikuti Syifa menuju kamar mandi.

"Lo tunggu disini dulu." Ucap Syifa kemudian menuju almari Ganny lagi. Setela itu menghampiri Angga lagi.

"Nih lo ambil aja." Syifa menyodorkannya dengan berpaling muka.

"Beneran buat gue??"

"Ya kali barang kek gini mau lo balikin! Itu masih baru. Cuman bokap belum sempet ganti aja. Udah buruan ahh! Sebelum bokap pulang terus tau kalo CD nya ilang satu!!" Seru Syifa mendorong tubuh Angga masuk kedalam kamar mandi.

5 menit kemudian.

Cowok itu sudah berada di ruang tamu. Dengan balutan kaos pendek yang ditutupi hem serta jeans. Sesekali ia menggosokkan kedua telapak tangannya kemudian menempelkannnya dileher karena cuacanya masih dingin.

Pandangannya menjelajah keseluruh sudut ruang tamu. Ruan tamu yang di desain minimalis namun elegan cukup mengundang perhatian Angga. Hingga kedua retinanya berhenti disalah satu foto yang tergantung di dinding. Foto gadis bernama Syifa Agatha Putri sedang memakai dres hitam selutut dengan highless hitam kemudian rambut  yang di gelung keatas dengan menyisakan sedikit poni disampingnya membuat Angga berdiri dan mendekati foto tersebut.

Diperhatikannya foto itu baik-baik hingga menemukan sebuah tulisan kecil yang berada di pojok kanan bawah. "BY JEFRI" keningnya menaut setelah membaca tulisan itu. Ternyata Syifa masih menyimpan foto pemberian dari Jefri, walaupun cowok itu sudah tidak ada di negara ini.

Fikirannya kembali tergiang jika Syifa tak akan mungkin jatuh cinta padanya. Hatinya terasa panas ketika ada nama Jefri di hidup Syifa akhir-akhir ini. Apa benar ia jatuh cinta? Rasanya sangat berbeda ketika ia di dekat Syifa. Cewek itu seakan menyimpan sebuah kemisteriusannya membuat Angga semakin kepo dengan hidup Syifa.

Setelah cukup lama memandang foto itu, Angga kembali duduk. Itu juga berbarengan saat ia mendengar langkah kaki yang menuju ruang tamu. Tak lama kemudian munculah gadis memakai piyama dengan membawa nampan yang berisi dua gelas teh panas serta beberapa potong cake.

"Nih ngga', lo minum tehnya. Dingin-dingin gini enaknya minum yang anget-anget." Ucao Syifa meletakkan namoan itu kemudian duduk di samping Angga.

Angga tersenyum. "Makasih. Jadi ngrepotin."

"Nggak ada. Biasa aja. Oh ya, ini baju lo," ucap Syifa memberikan sekantong palstik kepada Angga. "Tadi sama mamah udah di keringin pake hairdrayer sama di semprot parfum. Ini masih sedikit basah sih, ntar sampek rumah lo jemur lagi gih..."

"Siapp!!" Jawab Angga kemudian memasukkannya kedalam tas.

"Ini coba lo rasain. Nyokab baru aja bikin cake. Biasalah, kalo ujan kek gini nyokab selalu buat cake, lama-lama jadi menu favorit dah di keluarga gue." Ujar Syifa.

Kemudian Angga meraih cake itu dan melahapnya.

"Gimana??" Tanya Syifa sedikit memiringkan kepalanya.

Angga mengangguk. "Enak ko, manis terus ada crunch-crunch nya gitu di dalem. Ini apa sih??" Tanya Angga menatap bagian tengah cake bekas gigitannya tadi kemudian menjilat cream yang menempel di ibu jarinya.

"Itu tu coco crunch. Terus di campur sama chocochips. Emang lo ga pernah ngrasain?? Gue kira orang kaya macam lo udah nyobain semua jenis cake." Ucap Syifa.

"Ya gak semua gue rasain sih, cuman ini rasanya beda aja. Lebih khas." Angga kembali mencomot cake yang ada dipiring.

"Yaudah, lo abisin aja tu, di dalem masih banyak juga."

"Boleh nih? Oke deh." Ucap Angga menghabiskan satu potong cake yang tersisa dipiring.

"Atau mau gue bawain? Kalo lo ga mau boleh tu lo kasih ke tante vitta." Tawar Syifa.

Tiba-tiba Angga tersedak kemudian segera meminum tehnya yang mulai menghangat. "Lo ga ati-ati sih makannya..." ketus Syifa mengelus punggung Angga.

"Sorry-sorry, lo tadi bilang apa? Kasih ke tante vitta?" Ujar Angga.

Syifa mengangguk. "Emang kenapa?"

"Lebih baik jangan deh, lo tau kan mamah badannya kek gimana? Ntar kalo dikasih cake ini, yang ada tu badan bukannya mengecil tapi melebar." Jelas Angga mengelap tangannya dengan tisu kemudian mengelapkannya ke bibir.

"Jadi tante vitta itu diet?"

Angga mengangguk.

Kemudian cowok itu mengecek arlojinya. Tak terasa sudah jam empat lebih limabelas.

"Eh syif, kalo gitu aku pulang dulu ya.." cowok itu memakai jaketnya.

"Oh oke...ati - ati ya.."

"Pamitin juga sama tante Martha."

"Iya ntar gur pamitin."

Merekapun berjalan menuju gerbang.

Lelaki itu naik kemotor dan memakai helmnya.

"Syif, gue duluan yaa."  Pamit Angga.

"Titip salam buat tante Vitta sama om Fery."

"Sip! Ntar gue sampek in.." ujar Angga menutup kaca helmya dan melajukan motornya meninggalkan rumah Syifa.




💨💨💨

Yuhuu...ada yang udah kangen nggak sama kisah Syiaga...terkhusus buat SYIAGAVERS 😊😊
maap kalo ada yang nungguin konfliknya kek gimana, mohon bersabar...ini pelan-pelan akan aku masukin kedalam konflik...yang penting sAbAr😆😆

See you next part gaizz
👋👋👋

Surat Untukmu [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang