22. Persiapan

738 66 15
                                    

Tiga hari telah berlalu. Kini hari saat nya dimana Study Tour itu tiba. Suka cita pasti di rasakan semua anak kelas 12. Dan kini, pukul lima tepat Syifa sudah siap di depan rumahnya. Seusai berpamitan dengan orang tuanya, Syifa masuk kedalam mobil. 

Perjalanan Syifa cukup setengah jam saja. Jalan raya di pagi hari masi lenggang, jadi ia tak tercebak macet.

Kini mobilnya sudah berhenti tepat di depan gerbang, lalu ia turun dari mobil, kemudian membuka pintu bagasi dan mengambil koper nya. 

Senyum nya terpancar begitu ia aka menyeret kopernya memasuki gerbang. Hari yang ia tunggu-tunggu kini telah tiba. Ia akan bersenang-senang bersama dengan sahabatnya hari ini dan dua hari kedepan. 

"Hai! Kalian!!"

Seru Syifa melambaikan tangannya kepada teman-temannya yang sudah menunggu di area lobi sekolah. Gadis itu menarik ke atas pegangan koper kemudian menyeret kopernya dengan berlari kecil menghampiri teman-temannya tadi.

Ini masih pukul setengah enam pagi. Sang surya belum sepenuhnya memunculkan sinarnya, namun, sudah banyak siswa-siswi kelas 12 yang akan mengikuti Study Tour ke Jogja sudah berdatangan.

Sebagian dari mereka ada yang duduk-duduk di tangga lobi sambil berbincang, ada yang berfoto-foto sebelum berangkat, ada juga yang nge-live. Terlihat, semua murid sangat antusias mengikuti Study Tour ini, yang sudah di jelaskan sejak tiga hari yang lalu. Sebenarnya Study Tour ini dilaksanakan bertujuan agar saat UN tiba nanti kelas dua belas tidak terlalu pusing dengan mata pelajaran yang ada, sekaligus untuk merefreshkan otak setelah berbulan-bulan menempuh Try Out dan pendalaman materi yang sangat padat, membuat mereka harus tersita istirahatnya di rumah.

"Loh, Angga belum dateng?" Tanya Syifa ketika sudah sampai pada mereka.

"Angga yang lo cari duluan, Syif. Baru aja, sehari ga ada Angga udah nyariin." Kekeh Arnold menyikut lengan Bryan.

"Bukan gitu. Dari semua yang gue liat, Angga aja yang ga ada disini." Jelas Syifa.

"Canda kali, Syif. Halah, palingan tu anak telat. Atau lupa jalan." Jawab Arnold.

"Nah. Tu dia anaknya." Seru Bryan tiba-tiba sambil menunjuk seseorang yang ia maksud. Ternyata Angga. Spontan mereka ikut menoleh ke arah pandangan Bryan.

"Wey, ma broo. Dateng juga lu, Man.." Arnold dengan suka cita menyambut kehadiran Angga, dengan menepuk punggung Angga.

"Kenapa? Pada nyariin gue, ya.. hmm, ternyata gue berarti ya buat kalian. Sampek dicariin." Jawab Angga santai.

"Yeee.. pede batt lu jadi orang. Nih..!!" Timpal Manda seraya menunjuk Syifa. "Dia yang nyariin elu. Huu! Emang lu siapa dicariin."

Refleks Angga menoleh pada Syifa. Hingga kedua nya pun saling menatap. Syifa sendiri sedikit tidak nyaman. Dia berpikir ada yang aneh dengan penampilannya hari ini. Kemudian, ia melihat dari bawah hingga atas. Batinnya tak ada yang salah ataupun aneh. Ia hanya memakai kaos panjang ketat berwarna pink yang dibalut dengan baju over all panjang, sepatu adidas putih. Rambut nya hanya ia gerai bebas tanpa ada penjepit rambut ataupun bando.

Namun disisi lain, Syifa juga tengah memperhatikan Angga. Keduanya saling terpesona dengan apa yang ia lihat.

"Ganteng." Itu yang dikatakan Syifa dalam hati.

"Cantik." Yang dikatakan Angga dalam hati.

Hingga tak sadar jika keduanya diperhatikan oleh teman-temannya. Suara Manda lah yang mampu memecahkan keheningan yang ada. Manda berdehem, membuat keduanya saling sadar dan salah tingkah.

"Liat-liat apaan kalian. Serius amat. Mau lamaran, ya?" Cebik Manda.

"Belajar Man." Tambah Elina.

Surat Untukmu [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang