41. Ucapan terimakasih (END)

653 30 18
                                    

Akhirnya mereka tiba juga di Rumah Sakit. Wajah-wajah tak sabar mereka semakin membuncah. Mereka bergegas masuk ke Rumah Sakit. Hingga sampai di depan pintu kamar inap Syifa, Angga mencegah mereka tiba-tiba.

"Kenapa lagi, Ngga'?" tanya Manda.

"Inget. Jangan nampakin muka sedih. Jangan kaget sama kondisi Syifa sekarang. Kalian harus jadi ceria di depan Syifa. Jangan tanya-tanya soal penyakitnya. Kasih dia semangat cepet sembuh. Paham?"

"Siap paham pak bos!" jawab mereka serentak. Mereka pun masuk ke ruangan Syifa. Manda langsung memeluk Syifa seketika melihat keberadaan sahabatnya itu. Begitupun Elina.

"Aaa cipaa aku kangenn taukkk!" ucap Manda dengan nada gemas. Syifa pun terkekeh mendengar nya. Lantas Manda memberikan box yang ia bawa tadi kepada Syifa.

Sejujurnya Manda kaget melihat transformasi Syifa sekarang. Ia juga sedih namun harus ia tahan. Ia tidak boleh terlihat sedih di depan Syifa.

"Aku ada sesuatu buat Cipaaa," ucap Manda semangat. Syifa menengadahkan wajahnya ke arah box medium itu. "Coba deh buka,"

Syifa pun segera membuka box itu. Kebetulan dia sendiri juga kepo apa isinya. Matanya berbinar setelah melihat isi boxnya. Sebuah sepatu yang mana itu adalah sepatu dambaanya. Ia belum bisa beli karna harganya cukup mahal baginya. Ia lantas memeluk Manda dengan girang.

"Makasih Mandaaaa, lo emang terbaik! Mana ini mahal lagi,"

"Enggak tuh,"

"Kok bisa?"

"Kemarin gue iseng liat, ternyata ada promo diskon 50%, jadi langsung gue beli dahh,"

"Uwww makasihhh,"

"Apa sih yang nggak buat cipaaa,"

"Gue juga ada nih," Elina memberikan kotak nya kepada Syifa.

"Wahh apa inii," ucap Syifa serah membuka bungkusnya. Satu step baju dambaan nya juga. Mereka berdua memang benar-benar baik. Kini keinginannya untuk membeli barang-barang ini sudah terpenuhi. Dua sahabatnya ini justru yang membelikannya.

"Aaa makasihhh kalian baikk banget. Ini baju inceran gue bangett!"

"Gue juga ada lho, Syif," kata Arnold dengan bergaya pede.

"Apaan?" tanya Syifa. Arnold lantas memberikan hadiahnya kepada Syifa. Setelah dibukanya, di dalam kotak itu ada dua benda. Bagian atas terdapat figura foto Arnold dengan gaya sok cool nya, membuat Syifa mengernyit.

"Kok foto lu, Norld?" tanya Syifa bingung.

"Biar lo nggak pernah lupa sama gue. Jadi lo harus pasang foto gue itu di dinding kamar lo nanti. Biar selalu inget kalo Arnold itu ganteng,"

"Idih pengen banget lo," ucap Manda jijik.

"Nah, itu bawahnya tu selimut. Biar lo nggak kedinginan kalo tidur. Sekalian lo bisa cium-cium tu selimut karna udah gue semprot parfum gue sedikit,"

Syifa terkekeh lagi melihat tingkah konyolnya sahabat-sahabatnya ini. Mereka selalu buat Syifa nyaman dan bahagia. Bahkan disaat sedih mereka selalu berhasil membuatnya tersenyum lagi.

Angga giliran mendekati Syifa. Manda dan Elina pun mundur. "Hai," sapa Angga sambil membungkuk kan badan.

"Hai," Syifa tersenyum.

"Udah baikan, kan?" Angga menatap Syifa. "Cepet sembuh ya. Biar kita bisa jalan-jalan kaya dulu lagi,"

Syifa mengangguk. "Makasih ya, Ngga', kamu selalu ada buat aku,"

Surat Untukmu [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang