16. NADIA PROMISE

60.2K 4.4K 406
                                    

"Mbak, aku janji, Mbak. Aku akan meninggalkan Mas Farhan. Tapi kasih aku waktu, Mbak ...," pinta Nadia. Saat ini ia sedang berada di dapur bersama Niken. Sedangkan anak-anak sudah berangkat ke sekolah. Dan Farhan sedang mencuci mobilnya di depan rumah mereka.

"Kamu nggak perlu melakukan itu. Lagipula bertahannya aku di sini hanya karena anak-anak. Kamu tidak perlu bersikap layaknya pahlawan yang membawa kebahagiaan di keluarga kami."

"Mbak, aku minta maaf. Aku benar-benar minta maaf. Aku sadar, aku sudah menyakiti Mbak. Sudah menyakiti hati anak-anak, terutama Naura. Aku salah karena mau menjadi istri kedua Mas Farhan. Aku minta maaf, Mbak," ucap Nadia dengan nada penuh penyesalan.

"Sudahlah. Fokus pada kehamilanmu. Tidak perlu memikirkan perasaan kami. Yang ada jika terjadi apa-apa dengan kehamilanmu, aku yang akan kena marah. Seperti apa Mas Farhan memperlakukanku, seperti itu juga aku akan memperlakukannya. Jadi kamu tidak perlu ikut campur urusanku," jawab Niken dingin. Ia masih enggan berdamai dengan Nadia.

"Tapi Mbak, kita satu rumah. Tidak bisakah kita memperbaiki hubungan kita? Aku tidak akan merebut apa pun dari Mbak."

"Akan lebih baik jika kita tidak perlu seperti itu. Maaf, ilmu ikhlasku masih terlalu dangkal. Aku tidak bisa sebaik itu." Niken akhirnya meninggalkan Nadia di dapur karena ia harus bersiap-siap untuk mengecek usahanya.

Sepeninggal Niken, Nadia masih memikirkan kata-kata Niken. Sampai-sampai ia tak sadar jika Farhan sudah berada di sampingnya sedang mencuci tangan di wastafel.

"Kamu melamun?" tanya Farhan.

"Eh? Oh? Nggak kok, Mas," jawab Nadia masih belum fokus pada kehadiran Farhan karena perbincangannya tadi dengan Niken.

"Mikirin apa?" tanya Farhan lagi, tangannya meraih wajah Nadia agar menghadapnya.

"Nggak ada." Nadia menurunkan tangan Farhan dari wajahnya.

"Nggak usah bohong!"

"Nggak ada, Mas. Hanya ingat sama ibu."

"Apa kamu mau ibu kamu tinggal di sini?"

"Nggak usah Mas. Kasian adik-adik nggak ada yang mengurus mereka. Aku bisa urus diriku sendiri."

"Baiklah, sudah siang. Aku harus pergi. Niken kemana?"

"Sepertinya di kamar, Mas."

"Aku mau mandi dulu, ya."

"Iya, Mas."

***

"Kamu kenapa?" tanya Farhan saat sudah berada di kamarnya bersama Niken.

"Kenapa apanya?" jawab Niken dingin.

"Sepertinya sekarang kamu berubah. Dulu setiap kali ada masalah, kamu selalu cepat kembali seperti semula. Nggak bersikap dingin begini padaku."

"Mas yang membuatku berubah."

"Apa karena aku bawa Nadia ke sini?"

"Aku nggak punya hak untuk melarang Mas membawa siapa pun ke rumah ini. Itu kan yang Mas katakan?"

"Kamu mengambil hati ucapanku?"

"Dulu di saat kita hanya berdua, aku bisa menerima semua perlakuan kamu padaku. Karena aku pikir, itu wujud bakti dan cintaku sama kamu. Tapi maaf, di saat sudah ada orang lain dan kamu jelas memperlakukan kami dengan berbeda, aku tidak bisa lagi bersikap demikian."

Farhan membalikan Niken yang memang sedang menghadap cermin agar menghadapnya.
Sekuat tenaga, Niken menahan air matanya agar tidak terjatuh.

"Apa benar kamu sudah tidak mencintaiku? Apa benar kamu bertahan hanya karena anak-anak? Tanpa ada sedikit pun rasa lagi untukku?"

Niken menatap Farhan, matanya berkaca-kaca. Air mata itu sudah pasti akan turun ke pipi Niken jika Niken mengedipkan matanya. Karena air mata itu memang sudah membendung di pelupuk matanya.

"Apa pentingnya perasaanku buat kamu? Semua itu tidak akan bisa merubah keadaan."

"Apa kamu masih belum bisa menerima Nadia?"

"Mas, tidak usah dibahas lagi. Satu yang aku minta dari kamu, apa pun keadaannya, tolong ... perlakukan anak-anak seperti sebelum kamu menikah lagi. Jangan pikirkan perasaanku. Bukankah memang salah satu hobimu adalah menyakitiku?"

"Kamu bicara apa?!"

"Sudahlah, Mas. Sudah siang. Aku harus pergi." Niken sudah akan membuka pintu, tapi kemudian Farhan menariknya lagi hingga Niken menabrak tubuh suaminya itu. Lalu Farhan mencium bibir Niken sekilas. Hal yang sudah lama tidak mereka lakukan. Karena memang semenjak Farhan menikah lagi, Niken seperti enggan berhubungan intim dengan Farhan. Tanpa memberi respon berarti, Niken kembali meninggalkan Farhan.

TBC.

***

📝03.02.18
Repost, 25.10.18
Repost, 14.09.23

Luka Hati Seorang IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang