Niken melihat jam dinding. Sudah waktunya Aira, putri keduanya pulang. Ia segera mengambil kunci motor, kemudian bergegas berangkat menjemput Aira di sekolah. Namun, saat di jalan raya tiba-tiba ada yang mengendarai sepeda motor dengan ugal-ugalan. Hingga akhirnya menabrak Niken. Niken langsung hilang keseimbangan, tubuhnya terpental, meski tidak jauh dari sepeda motornya. Untungnya Niken menggunakan helm hingga kepalanya tidak langsung menyentuh aspal. Tubuhnya tidak terlalu parah, hanya ada luka gores pada bagian tubuhnya yang mengenai aspal. Tapi sepeda motornya harus tetap mendapat penanganan di bengkel.***
Satu jam kemudian di tempat Farhan berada, Farhan mendapat telepon dari guru Aira. Setelah itu ia bergegas menuju sekolah Aira.
Di dalam mobil, Farhan mencoba menghubungi Niken. Namun tak satu pun mendapat jawaban.
"Kemana dia?!" geram Farhan.
Sesampainya di sekolah, Farhan segera membawa Aira pulang. Farhan mengendarai mobilnya dengan perasaan kesal.
Sesampainya di rumah,
"Aira bisa kan, ganti baju sendiri? Sepertinya Mama belum pulang.""Bisa kok, Yah ...."
"Ya udah, sekarang Aira ke kamar ya, ganti baju. Ayah mau coba telepon mama, mau nanya mama lagi di mana."
"Iya, Yah ...." Setelah itu Aira ke kamarnya untuk segera mengganti seragamnya.
Suara motor terdengar. Farhan segera menghadang Niken di teras rumah mereka.
"Aira udah pulang, Mas? Mas yang menjemputnya?" tanya Niken, karena setelah kecelakaan, Niken terlebih dahulu membawa sepeda motornya ke bengkel. Untungnya kerusakannya tidak terlalu parah. Akhirnya dengan susah payah sambil menahan sakit di tubuhnya, Niken mengendarai sepeda motornya menuju sekolah Aira. Namun, guru Aira mengatakan jika pihak sekolah telah menelepon Farhan untuk menjemput Aira, karena Aira sudah terlalu lama menunggu.
"Dari mana saja kamu?!"
"Maaf mas tadi–" belum sempat Niken melanjutkan ucapannya, Farhan sudah memotongnya.
"Abis ngeluyur?! Ngabisin duit?!"
"Nggak, Mas ...."
"Udahlah. Gara-gara kamu, urusanku jadi terganggu!" pungkas Farhan kemudian pergi meninggalkan Niken dengan mobilnya.
Niken hanya bisa menghela napasnya. Sudah terbiasa baginya, saat Farhan tidak memiliki sedikit pun empati padanya.
💔💔💔
Jam sebelas malam, Farhan baru pulang ke rumah yang ia tempati bersama Niken. Setelah membuka gerbang, Farhan membawa mobilnya ke dalam garasi rumahnya. Saat turun dari mobil, Farhan melihat bekas goresan yang cukup besar pada sepeda motor yang biasa dibawa Niken. Bahkan beberapa bagian body motor ada yang pecah. Farhan menangkap bahwa sesuatu telah terjadi pada istrinya.
Setelah menutup gerbang kembali, Farhan segera masuk ke rumah kemudian segera mengunci pintu. Dengan langkah lebar Farhan berjalan menuju kamarnya.Di sana, di ranjang terlihat Niken sudah tertidur dengan punggung menghadap pintu. Farhan mendekat. Ada luka gores yang cukup panjang terdapat di lengan Niken yang tidak tertutup apa pun.
Setelah mengganti bajunya, Farhan segera naik ke ranjang kemudian mendekatkan tubuhnya ke tubuh Niken. Kemudian dipeluknya dari belakang tubuh istri pertamanya itu.
💔💔💔
Tengah malam Niken terbangun. Kebiasaan dari semenjak mereka belum memiliki apa-apa. Seketika hatinya menghangat saat merasakan ada tangan melingkari perutnya. Niken tersenyum, karena memang sudah lama Farhan tidak melakukannya. Meskipun tidak dalam keadaan bertengkar, mereka biasanya tidur hanya saling terlentang. Bahkan tak jarang tidur saling memunggungi. Tidak ingin kehilangan kehangatan dari suaminya, Niken memilih untuk memejamkan mata kembali.
***
Paginya Farhan bangun terlebih dahulu. Ia membangunkan Niken untuk salat subuh.
"Ken ... bangun! Subuh."
Niken membuka matanya perlahan. "Iya, Mas?"
"Subuh ...."
Niken kaget mendengarnya. Setelah sekian lama akhirnya Farhan mau kembali melakukan salat. Bahkan sampai Farhan yang membangunkannya. Ada rasa bahagia dalam hatinya. Namun ada sedikit rasa kecewa juga di sana. Sedahsyat inikah efek dari kehadiran Nadia?
"I–Iya, Mas ...."
Ada rasa haru dalam hati Niken saat dirinya kembali menjadi makmum salat suaminya, hingga air mata menghiasi pipinya dalam salatnya.
TBC.
💔💔💔
📝19.11.17
Repost, 12.10.18
Repost, 04.09.23
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Hati Seorang Istri
ChickLitSaat pertama kau melukai, aku masih bertahan. Saat kedua kalinya, aku pun masih demikian. Namun, ketika bertubi-tubi kamu melakukannya, aku memilih untuk pergi. -Niken-