2 ...

1.1K 126 16
                                    

Jangan jadi Siders loh, nanti jempolnya bengkak wkwk :(

Hargai setiap Author yang mikir buat nulis cerita yaa...

          

Sekarang tolong artikan definisi kehilangan!

"Istirahat masih lama banget yampun" keluh Sarah yang memang sering mengeluh soal pelajaran, tidak seperti Amel yang sedikit ambis tapi engga terlalu sering menunjukan kalau dia ambis, itu tergantung bagaimana kalian menilai sosok Amel nantinya.

"Laper lagi lo?" ujar Amel.

"Bukan laper tapi aus banget gue. Manusia kan ga bisa bertahan tanpa air kan? Lo sendiri yang suka bilang"

"Ya tapi Sarah Aureylina maksud gue tuh kalau berhari-hari, lo kan baru aja ngabisin jus gue"

"Hehe itu kan jus bukan minum air"

"Jus kan diminum Sar bukan dilulurin ke muka lu! Emang selama ini jus lo apain? Kuyah?"

"Maksud gue beda kan beda Mel"

"Bedanya?"

"Jus itu kentel, air itu encer jadi setelah minum jus gue harus minum air dan sekarang gue butuh banget air"

"Udah Sar, lo izin ke toilet sana minum air keran kalau ga tahan ntar lo mati di sini lagi" akhirnya Evelyn membuka suara untuk ikut dalam perbincangan kedua sahabatnya.

Memang saat-saat seperti inilah yang Evelyn suka, melihat dan mendengar kedua sahabatnya berdebat ria tentang hal-hal yang sebenarnya engga perlu debat antara kedua belah pihak.

"Penjaga Gor sekolah kali ah minum air keran, sialan lo"

"Ohiya pas tuh sar! biar penjaga gor sekolah ada temennya buat minum air keran bareng" ledek Amel.

"Sialan lo mel"

Di sekelilingnya sedang sibuk meributkan kapan waktunya istirahat, namun semakin lama Evelyn semakin merasakan rasa kehampaan itu muncul lagi. Entah apa yang ada di fikirannya saat ini namun yang jelas Evelyn sedang tidak konsen dengan semua yang sudah dan akan terjadi hari ini. Ia mengerti hidup itu pilihan, memikirkan atau difikirkan.

Realita saja bahwa setiap manusia hanya ingin difikirkan tanpa memikirkan, katanya kalau memikirkan lebih berat dari pada difikirkan. Hal itu mungkin diinginkan oleh Evelyn saat ini, tidak memikirkan apapun soal masa lalunya. Sampai saat inipun ia belum mengecek apa yang sebenarnya membuat ponselnya terus bergetas, padahal biasanya hanya sekali getar jika memang itu hanya notif dari kalender ini. AAAHHHH!!! Evelyn merasa menyesal kenapa juga ia harus memasang notif kalender di ponselnya untuk memberitahu setiap tanggal dua puluh dua juni.

Tanpa sadar bel tanda istirahat sudah berbunyi, Evelyn yang disadarkan dari lamunannya oleh Amel langsung berdiri karena kedua sahabatnya itu memaksa Evelyn untuk bergerak. Koridor kelas sudah dipenuhi oleh anak-anak geng yang memang selalu nongkrong di koridor sekolah menuju kantin itu.

Ada salah satu tempat yang menjadi pusat perhatian, khususnya untuk para gadis yang mengagumi seseorang. Di sudut koridor yang ada bangku panjang yang biasa murid sekolah ini menyebutnya bajang (bangku panjang), ya di situ memang selalu ramai. Bagaimana tidak, karena di situlah tempat nongkrong para kakak kelas yang memang menjadi dambaan para gadis di sekolah ini. Tak terkecuali Amel dan Sarah sebenarnya mengagumi salah satu dari kakak kelas yang selalu nongkrong disitu, mereka selalu membicarakan seakan mereka tahu segalanya tentang kakak kelas itu.

"Gils mereka memang selalu ganteng dan tambah ganteng" ujar Amel spontan. Ya walaupun ia sedikit ambis namun ia selalu kagum pada cowok-cowok ganteng versinya.

"Ah males gue selalu aja ada si nenek lampir" oceh Sarah melihat salah satu cewek yang ada di gerombolan kakak kelas itu.

"Sikat aja, kan udah gak pacaran mereka"

"Sikat palelu mel, dia aja ganasnya tak terkalahkan.Eh atau gak, gue sama kakak yang satunya lagi boleh juga kali ya"

"Yang mana sar?"

"Itu loh yang rambutnya selalu berpomade, ih gemay"

"Kalian mau ke kantin apa mau study tour di sekolah ini? Jalan lama banget kayak lagi dengerin tourguide ih cepet keburu rame kantinnya" oceh Evelyn yang sebetulnya bosan mendengar percakapan mereka itu.

"Ohhh ini dari tadi Evelyn diem gara-gara laper ternyata mel! Wah kita kurang peka"

"Iya ya Sar, lagian dari tadi diem aja"

"Hahaha sialan lo semua, ayo ah buru"

"Ayo Ayo!!" ucap kedua sahabat itu secara bersamaan lalu keduanya merangkul Evelyn.

💨💨💨

Pesanan sudah datang! Padahal Evelyn tidak menyebutkan ia ingin makan hari ini namun makanan telah datang kemeja mereka.

Ketika sampai di kantin, saat Evelyn dan Sarah sibuk menemukan bangku kosong dengan cekatan Amel langsung menghampiri salah satu warung makan dan berkata "Mang seperti biasanya buat kita bertiga, Nasi goreng kornet pake telor ceplok dua yang satunya telur setengah mateng dan yang satu telurnya agak kering, nasi goreng ayam satu telurnya dicampur dan kecapnya dikit aja. Tiga-tiganya sedeng ya mang." dan dijawab "Siap neng Amel, nanti mamang anter" oleh Pelayan warung makan tersebut.

Memang sudah menjadi keahlian Amel, ia hafal semua kesukaan dan keinginan kedua sahabatnya itu. Beruntunglah mereka memiliki sahabat seperti Amel ini.

"Eh kalian di sini toh" tiba-tiba suara laki-laki menghampiri mereka.

"Ada apa emang tumben nyariin" saut Sarah.

"Mau ngasih pengumuman buat semua anak XI dan XII kalau abis istirahat ini engga ada kelas lagi, gurunya rapat jadi boleh pulang atau kongkow di sini terserah lu pada deh" ucap Rizky panjang lebar. Memang sudah menjadi tugasnya sebagai ketua kelas untuk memberitahu pengemuman kepada semua anak-anak kelasnya.

"Yahhh tau gitu kita langsung caw deh gak makan di sini, thanks ya ky infonya"

"Oke sama-sama Sar" ucap Rizky dengan langka menjauh dari mereka untuk memberi tahu teman-teman yang lain soal info yang sama.

"Kemana kek yuk gue bosen nih kalau pulang jam segini di rumah, sepi Cuma ada si bibi doang. Itu juga si bibi gak bisa gue ajak curhat" ucap Amel.

"Kalian aja yang pergi, Gue mau pulang" kata Evelyn spontan tetap dengan air wajah yang tak biasa.

"Lyn, lu kenapa sih" ceplos Sarah yang sudah tidak tahan lagi.

"Dua puluh dua kan Lyn?" lanjut Amel.

"Bukan kok, gue duluan pulang ya" Kata Evelyn langsung meninggalkan kedua sahabatnya itu.

"Lyn tunggu! Makanannya?"

"Kalian abisin aja"

"Kita main ya kerumah lu" ucap Amel dengan suara sedikit kencang, Evelyn kini sudah menghilang dari pandangan kedua sahabatnya itu.

Kalian tahu keadaan kantin pada saat istirahat? Kalian pasti ngerasa ramai, bising, dan padat. Namun berbeda dengan Evelyn, ia merasa bahwa kapanpun dan dimanapun pada saat itu ia merasa hampa, sepi, dan tak karuan. Sebenarnya hal ini terlalu berlebihan untuk disebut sebuah kehilangan.

Sekarang tolong artikan definisi kehilangan bila dampaknya seperti ini?. Bukankah saat kita berada diantara keramaian bersama sahabat justru akan mengasyikan walau sebenarnya merasakan kehilangan. Saat ini Evelyn ingin menyendiri bukan karena kehadiran sahabatnya tidak membawa warna dalam hidupnya, namun kalian juga pernah bukan merasakan keadaan dimana kalian ingin sendiri tanpa siapapun, sahabat sekalipun.

▪️▪️▪️

Vote Vote Vote
And See u On Next Chapter :))))))

Every-AlwaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang