Dua hari setelah kejadian yang sangat menjijikan bagi Evelyn, ia sudah kembali untuk bersekolah. Soal Amel yang jatuh pingsan memang Evelyn belum tahu kondisi pastinya. Ia baru tahu dari Sarah yang mengatakan bahwa Amel belum menjawab telpon darinya dan juga belum sekolah.Evelyn sama sekali belum mengotak-ngatik ponselnya itu.
Kemarin, Amel dan Evelyn tidak pergi sekolah. Sedangkan Sarah tetap kesekolah. Kalian sudah tahu bukan jawabannya? Sarah satu-satunya orang yang tidak terluka dari kejadian tersebut.
Sarah merangkul erat sahabatnya ini. Ia masih menemukan rasa trauma dimata Evelyn walau samar-samar. Paling tidak rasa trauma yang dirasakan Evelyn semakin lama semakin memudar. Sarah yakin hal itu.
Di kelas.
Semua sorotan mata teman-temannya berpaku kearah Evelyn yang baru memasuki kelas itu. Semua sudah tahu apa yang terjadi dengan Evelyn. Ya itu sudah pasti, apalagi kejadian tersebut menyeret meteor garden didalamnya. Pasti satu sekolah heboh.
"Evelyn apa kabar?" ucap miss gosip, siapa lagi kalau bukan Laras. Sarah melotot kearah Laras, dari balik punggung Evelyn.
Semua teman kelasnya sepakat untuk tidak membahas kejadian itu kepada Evelyn dan Amel. Tentu saja itu terjadi karena Sarah yang berhasil membujuk semua teman-temannya, walau dengan cara memohon didepan kelas. Demi sahabat.
Evelyn tersenyum dan mengangguk, tanda bahwa ia sudah lebih baik dari kemarin.
Hari ini semua mata pelajaran yang ia lalui hari ini seakan membuat kepalanya semakin pusing. Untung saja guru yang mengajar mengerti bahwa Evelyn sedang dalam kondisi yang tidak seutuhnya baik-baik saja. Evelyn menjatuhkan kepalanya diatas meja.
Hingga pelajaran selesai.
💨💨💨
Sejak pulang sekolah tadi, Evelyn dan Sarah memutuskan untuk ke rumah Amel. Melihat keadaan Amel, tentunya dengan memberitahu mama Amel. Kini mereka sudah berada di depan pintu kamar Amel. Sebelumnya ia bertemu dengan mama Amel, dan beliau mengatakan bahwa anak putrinya itu belum keluar kamar sejak tadi pagi.
Sarah memegang gagang pintu kamar Evelyn, membukanya secara perlahan. Berharap Amel tidak keganggu dengan suara pintu itu. Takutnya Amel sedang tidur.
"Amel" ucap Evelyn dengan pelan, sangat lembut.
Ketika pintu kamar itu terbuka lebar, terlihat jelas sosok gadis cantik dengan wajah yang lebih segar dari dua hari yang lalu sedang membaca buku yang ada ditangannya.
"Amellll!!!" teriak Sarah, berlari menuju Amel dan memeluknya dengan erat. Di susul oleh Evelyn.
Amel belum mengeluarkan satu kata sekalipun, ia langsung meraih tubuh kedua sahabatnya itu dan mereka berpelukan, sangat erat. Seakan mereka engga mau saling melepaskan satu sama lain.
"Gimana keadaan lu?" tanya Evelyn ketika mereka berbarengan merenggangkan pelukan itu.
"Lebih baik, lu sendiri gimana?"
Evelyn hanya mengangguk, ia tersenyum. Sarah ikut tersenyum lega. Setidaknya ketika mereka utuh, mereka akan berusaha agar tidak ada satupun yang akan terluka lagi.
Mereka sibuk berbincang, membicarakan apa saja yang membuat mereka senang. Ditambah lagi dengan kehadiran makanan dan minuman yang dibawa bi Riri, asisten rumah tangga kedalam kamar Amel. Tak jarang adanya gelak tawa yang sangat kencang.
Evelyn seketika terdiam ketika Sarah menyebutkan kata meteor garden. Ia masih menyimpan semua pertanyaan yang belum terjawab sampai saat ini. Masih banyak hal-hal yang menjanggal hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Every-Always
Teen Fiction[Beberapa chapter - Private] Mendekati ending cerita agak slow update. ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||| Ucapan Athala menggantung. Ia memejamkan mata dan menarik nafasnya dalam-dalam. "-saya merasa berubah setelah sa...