10 ...

581 50 1
                                    



"Banci lo semua beraninya sama cewek!".

Evelyn menyadari bahwa ada seseorang yang datang, namun ia masih belum berani membuka matanya. Justru kali ini ia menangis ketakutan, Evelyn merasakan bahwa sedang terjadi baku hantam didepannya kali ini. Pelan-pelan ia membuka mata. Ia melihat ada seorang laki-laki yang sebenernya badan laki-laki itu lebih kecil dari ketiga preman itu, tapi ia mampu menghajar ketiga preman itu.

"Lo gak apa-apa?" ucap laki-laki itu setelah berhasil membuat ketiga preman itu lari meninggalkan Evelyn bersama dengan laki-laki ini.

"Eh, eng.. engga apa-apa. Makasih ya" ucap Evelyn, masih dengan ekspresi kaget dan tatapannya yang panik.

"Lain kali hati-hati ya"

Evelyn tidak menjawab namun ia menatap laki-laki ini dengan heran. Kok bisa laki-laki ini mengalahkan ketiga preman dengan kedua tangannya tanpa bantuan orang lain. Jangan-jangan dia supermen? Supermen aja badannya engga lebih besar dari para musuhnya.

"Hey.. Hello kok malah bengong?" ucap laki-laki itu. Sambil melambaikan tangan persis di depan muka Evelyn.

"Eh.. ma..maaf maaf" – Evelyn.

"Bentar deh, lo anak baru kelas XI itu kan?" tanya laki-laki itu.

"Iya kok tau?" ucap Evelyn, heran. Padahal dia anak baru, dan dia belum mengenal banyak orang.

"Gue kevin kelas XII IPS3. Kita satu sekolah" – Kevin. Sambil mengulurkan tangan.

"Saya Evelyn kak"

"Gausah kaku gitu. Santai aja. Bay the way lu ngapain disini sendiri?"

"Tadi saya .. eh tadi gue naik ojek online tapi mobilnya mogok jadi gue nyari ojek pangkalan"

"Hahaha mana ada ojek panggalan disini, yang ada tuh preman kaya tadi. Ini jalanan sepi banget kali setiap hari paling cuma satu dua yang lewat, mana ada yang mau ngojek. Yaudah yuk gue anter lu pulang" tawar Kevin.

Pikiran Evelyn tidak bisa diajak jalan. Ia langsung mengiyakan ajak Kevin, padahal Evelyn baru ketemu hari ini sama cowok yang ngaku kalau dia satu sekolah dengan Evelyn.

Menurut Evelyn, Kevin ini laki-laki baik.

Ia langsung naik ke motor sport Kevin. Sambil mengarahkan jalan kerumahnya, mereka juga sambil ngobrol dan tak jarang keduanya saling ketawa.

Sesampainya di rumah, Evelyn heran kenapa ada mobil sport yang terparkir di rumahnya. Sepertinya ia pernah melihat mobil ini atau hanya mobil sejenis ini, tapi dimana? Evelyn bukan seorang gadis dengan pengingat yang baik. Lupakan soal mobil sejenak, ia ingin segera bertemu dengan bundanya dan menceritakan semua kejadian hari ini.

"Kak ayo masuk dulu kerumah gue"

Kevin memarkirkan motornya kemudian mengikuti Evelyn berjalan masuk kerumah. Ia tersenyum ketika melihat bunda sudah siap menyambut anaknya, ia ingin segera memeluk bunda dan menceritakan semua. Baru saja ia mengenalkan Kevin kepada bundanya, rasa kagetnya yang memenangkannya pada saat itu.

Evelyn melihat Athala yang sedang menatap tajam kearahnya.

[Flashback selesai]

Ketika selesai menceritakan kejadian yang menimpanya, Evelyn langsung mengeluarkan air mata. Selain rasa takut dan trauma yang dialaminya hari ini, ia juga merasa bersalah telah membuat bundanya tak enak hati kepada Athala. Dan juga ia merasa bersalah. Hati ibu mana yang engga luluh ngeliat anaknya nangis didepannya?.

Bunda memeluk Evelyn, dan mengusap rambutnya.

"Maafin bunda ya de, bunda khawatir banget. Ditambah lagi Athala nunggu kamu dari jam 2 siang"

"Aku yang harusnya minta maaf sama bunda"

"Yaudah kamu masuk gih kekamar, ganti baju mandi air anget ya. Oh ya jangan lupa kamu harus ngomong sama Athala, jelasin semua. Minta maaf sama dia. Bunda yakin Athala anak baik." ucap bunda sambil melepaskan pelukan hangatnya itu.

Evelyn tidak menjawab, ia hanya menganggung dan mengikuti perintah bundanya.

Ia harus mengumpulkan niat untuk mandi sih sebenernya, karna badannya sangat lelah rasanya ingin langsung tidur tapi pasti bunda marah kalau Evelyn belum mandi. Ia menjatuhkan badannya kekasur sebentar, kemudian ia merain ponselnya di meja. Dan matanya kembali berhasil membulat..

Athala : Otw. [13.50]

12 panggilan tak terjawab Athala.

Athala : Thanks, Lyn. [19.45]

"Athala? Maaf" – Evelyn, nangis.

Entah apa yang membuat Evelyn kini menangis, lagi.

Mungkin ia merasa bersalah dengan Athala?. Ya mungkin saja.

▪️▪️▪️

Vote Komen Vote
And See u On Next Chapter :))))))

Every-AlwaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang