43 ...

416 19 3
                                    

Chapter ini lumayan panjang, ada lebih dari 2800kata. Engga bisa dipendekin menurutku heuhe. Jadi jangan lupa VOTE dan KOMEN!!!
Semoga tidak bosan!!!!

Kejadian itu membuat Evelyn selalu diawasi lebih jauh oleh Athala, laki-laki itu menjadi semakin protektif terhadap perempuannya. Seperti saat ini, dua jam pelajaran setelah kejadian itu – Athala selalu menanyakan kabar Evelyn kepada Amel dan Sarah walau beberapa menit yang lalu baru melihat perempuannya sedang belajar di dalam kelasnya.

Jam istirahat kedua pun digunakan oleh Athala untuk memantau Evelyn lebih dekat. Memang sudah kebiasaan dengan regunya untuk nongkrong di Bajang – yang beda kali ini matanya hampir tidak lepas dari pintu kelas Evelyn.

Diajak ngobrol pun matanya sama sekali tidak melirik kelawan bicara.

Barang kali Evelyn akan ke kantin, karena sejujurnya perut Athala pun merengek minta asupan karbo. Tak lama yang ditunggu pun muncul dari daun pintu kelasnya, menampilkan tawa yang lepas dengan kedua temannya.

"Evelyn!" seru seseorang yang berjalan ke arah Evelyn.

Evelyn menoleh kearah sumber suara diikuti oleh kedua temannya dan rupanya Athala pun memperhatikan sembari mengerutkan keningnya.

"Mau ke kantin? Bareng lahh"

"Eh Endy" ucap Sarah sembari senyum-senyum. "Yuk kita ke kantin" lanjutnya sembari agak mendekat ke sisi Endy.

"Gausah kegatelan deh lo Sar" sindir Evelyn sembari mendekat kearah Endy. "Lets go!" lanjutnya sembari menggandeng tangan kembarannya itu – melanjutkan perjalanannya ke kantin.

"Ist!" seru Sarah kesal. "Semangat usahanya ya Sar hahaha" balas Amel sembari merangkul Sarah seperti sedang menuntunnya ke arah kantin.

Mereka tak menyadari bahwa ada beberapa pasang mata yang mengawasi mereka dari jauh. Athala menghembuskan nafasnya kesal melihat perempuannya menggandeng laki-laki lain yang belum ia ketahui.

Catat! P-e-r-e-m-p-u-a-n-n-y-a-!-!-!.

Athala sudah mengepal tangannya, tatapan macan ganasnya seketika membelah koridor kelas. Ketiga temannya saling tatap menatap seakan bertelepasi tentang emosi Athala yang ia salurkan dengan seruan nafas yang kasar saat ini.

"Jangan langsung Em—" ucap Aldo yang langsung terputus ketika Athala tutup telinga dan lebih dahulu berdiri dan berjalan kearah sasarannya saat itu.

"Show time!" ucap Abel.

Ketiga temannya itu langsung mengerti dan mengejar Athala dengan harapan mampu mencegah emosi Athala – ralat bukan harapan tapi harus mampu mencegah emosi Athala.

"Tha! Thaaaa!! Tunggu bangsat!" seru Vero sembari berjalan cepat berusaha menyamai langkah kaki Athala.

Sebenarnya langkah kaki mereka berempat sama – tidak ada yang lebih cepat. Namun kalian pasti tau kan gimana kondisi orang yang sedang emosi? Itu alasan kenapa Athala berjalan lebih cepat dari biasanya.

Vero berlari dan menghadang langkah kaki Athala dengan tatapan macannya yang tak pudar itu. "Tunggu" ucapnya sembari merentangkan tangan, "Lo salah paham".

Tak menghiraukan apa yang dimaksud oleh sahabatnya itu, Athala tetap berjalan menepis tangan Vero. Berjalan kearah Evelyn yang berada beberapa langkah di depannya dengan masih menggandeng tangan laki-laki – lain.

"Evelyn!" sery Athala, sembari meraih tangan Evelyn – dengan sedikit kasar.

Tak lama Vero, Abel dan Aldo langsung mendekat ke arah Athala seraya memberi tahu yang sebenarnya.

Every-AlwaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang