15 ...

559 35 1
                                    

Demi bunda, siang ini setelah istirahat seluruh siswa-siswi kelas engga ada pelajaran. Semua guru ada rapat untuk simulasi kelas XII besok.

Semuanya mencar keseluruh sudut sekolah, tapi engga boleh keluar gerbang karena sehabis rapat semuanya akan dikumpulin di lapangan buat dengerin pengumuman.

Ada yang pacaran, ada yang tidur di kelas, ada yang nongkrong di kantin, ada yang nongkrong di taman, ada kakak kelas yang sok berkuasa nutupin jalan, dan banyak yang nongkrong di Bajang.

"Eh lo? Ngapain disini?" ucap Vero menunjuk salah satu gadis yang berdiri di depan mereka sambil membawa sebatang bunga mawah merah muda.

"A..aku mau ngomong sama ka Athala" ucap gadis itu malu, malu.

"Weeehhhh mangsa baru! Mantap!!" ucap Abel sambil tepuk tangan.

Dengan gugupnya seorang gadis ini jalan maju mendekat kearah Athala.

Athala? Dia hanya menatap wajah gadis itu datar, tanpa ekspresi apapun.

"Ka.. Ka ini bunga buat kakak" ucap gadis tersebut sambil menunduk.

Sebenernya ia tahu resiko apa yang akan terjadi ketika ia memberikan bunga ini kepada Athala. Ia tahu jika Athala mengabaikannya ia akan manjadi bahan olokan kali ini, tapi setidaknya ia telah mencoba mengunggapkan perasaannya.

Athala tidak menatap gadis yang ada dihadapannya ini. Matanya malah fokus melihat seorang gadis lainnya yang berjalan melewatinya. Ketika gadis lain itu berjalan semakin dekat kearahnya, ia langsung tersenyum smirk.

"Oh lo mau ngasih gue bunga? Gue kira lo mau nampar gue!" ucap Athala dengan nada yang cukup kencang.

Iya, gadis lain yang lewat itu Evelyn. Athala sengaja sedikit berteriak agar Evelyn mendengarnya. Dan benar saja, setelah Athala mengatakan itu Evelyn langsung menoleh kearah Athala dengan tatapan yang tajam tapi masih tetep jalan melewati Athala.

Gadis yang ada dihadapannya ini bingung dengan sikap Athala yang diluar dugaan.

"Gue terima bunganya!" ucap Athala sambil mengambil kasar bunga itu.

"Tapi lo engga usah ngasih apapun lagi sama gue" lanjutnya, langsung pergi meninggalkan gadis dan teman-temannya di bajang.

Athala meremas bunga itu dan membuangnya ditong sampah.

💨💨💨

Evelyn, Sarah, dan Amel masih berjalan menuju taman. Rencananya mereka mau ngadem disana. Serius deh! Taman sekolah mereka bener-bener adem, sangking ademnya engga sedikit dari murid-murid sekolah ini yang sering bolos pelajaran karena ketiduran di taman ini.

Sebelum meninggalkan kantin ketiganya sepakat untuk tidak membahas soal Kevin dulu. Keliatannya Evelyn masih shok mendengar kenyataan bahwa kevin adalah seorang troublemaker. Evelyn engga percaya gitu aja, kalau belum liat pake mata kepalanya sendiri. Karena memang perlakuan Kevin ke Evelyn sangat baik.

Amel memperhatikan air wajah Evelyn. Sejak meninggalkan kantin Evelyn belum membuka suaranya, padahal dari tadi Amel dan Sarah udah engga sedingin di kantin bahkan mereka berdua makin terus ngoceh gosipin apa aja yang ada.

Tiba-tiba Sarah harus keruang guru karena dipanggil oleh bu Elna. Ya apalagi kalau bukan nilai dia yang kurang. Alhasil Amel dan Evelyn ke taman duluan dan milih tempat duduk persis disamping air mancur.

"Tadi kayanya Athala nyindir lo ya?" – Amel, dengan muka yang sok serius.

"Iya gue tau" – Evelyn, dengan muka malas.

Every-AlwaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang