Bab 4

3.8K 135 16
                                    

Jangan lupa

Vote
Comment
Share
Follow

~~~~~~~

ovena meringik sedikit saat melihat Alex dan kawan - kawannya, ia pergi dari kantin namun semua mata masih tertuju pada Lara. Bisa diramal kalau semua orang pasti berpikir, 'Gila nih anak baru udah bikin rusuh aja'.

Lara tersadar dari lamunannya dengan adanya tangan sedang meraba pipinya. "Sorry ya ra. Gara gara gue lo kena masalah" ucap Bryan dan Lara hanya mengangguk. Menghabiskan makannya cepat, tangan Lara ditarik oleh Bryan untuk pergi ke taman rahasia yang kemarin. Sesampainya di sana mereka berdua duduk diam, tidak ada pembicaraan diantara keduanya. Bryan menggenggam kedua tangan Lara dan menatap Lara dalam, Lara yang merasa tangannya dipegang sontak melihat ke arah Bryan yang sedang menatapnya dalam - dalam.

"Maafin gue lagi ya, buat semuanya" ucap Bryan pada Lara yang dibalas dengan anggukan. Bryan mempererat genggamannya dan berkata.

"Ra gue mau ngomong serius"

"Ngomong apa?" Tanya Lara bingung.

"Walau kita baru kenal kemarin, gue mau banget mengenal lo lebih dalem lagi," ucap Bryan.

"Gue gak mau kalo kita cuman temenan aja" ucap Bryan.

Lara mendengar perkataan dari mulut Bryan berpikir 'What the? Dia mau nembak gue ?'

"Gue mau kita lebih dari sekedar teman ra.." ucap Bryan lagi.

'Wah anjir beneran ini mah, mampus gue mau mati rasanyaa' Lara memekik histeris dalam benaknya, dengan jantung yang berdetak kencang tak karuan.

"Lara Kiana, lo mau gak jadi Sahabat gue?" Ucap Bryan yang membuat Lara melongo karena apa yang dikatakan Bryan berbeda jauh dari ekspetasinya.

"Ra ? Kok lo diem aja sih ?" Tanya Bryan "kalo gak mau jadi sahabat gue ya udahh.." ucapnya lagi

"Ga.. eh iya..eh apaan sih.. apaan banget nanyanya. Mana mau gue jadi sahabat lo" ucap Lara bercanda.

"Oh oke" ucap Bryan dan wajahnya langsung lesu.

"Lah ko malah baper gitu sih.. hahahaha bercanda doang kok Bryan ku sayang... mau deh gue jadi sahabat lo" tawa Lara.

Bryan yang mendengar kata 'sayang' dari mulut Lara hanya bisa merasakan kalau detak jantungnya berhenti sesaat.

"Oke dehh, karena kita udah officially sahabatan kita harus lebih sering jalan" ucap Bryan.

"Dih ogah, yang ada tuh karena kita udah officially sahabatan gue harus buat lo supaya tobat dan lo gak gonta ganti pacar melulu" ucap Lara dan Bryan segera memutih.

"Agak nyesel gitu ya sahabatan sama lo" ucap Bryan, Lara yang mendengar itu sedikit sebal dan rasanya ia mau menonjok Bryan karena Lara gak pernah mau jadi sahabat Bryan, tapi kan dia yang memaksa. Muka Lara sudah mulai sebal dan Bryan yang menyadarinya langsung tertawa kecil.

"Apa lo ketawa - tawa" ucap Lara ketus.

"Lo makin imut kalo lagi sebel gitu" ucap Bryan tanpa Filter, sebenarnya Lara sedikit malu namun dia tetap tampak marah.

"Nanti pulsek gue jemput di kelas lo ya ra" ucap Bryan.

"Idih ga entar lo malah buat gue nunggu sampe 3 jam lagi" ucap Lara.

"Kali ini beneran gua ga bakal lupa.. nih gue udah tulis dan gue lingkarin di tangan gue, gue mau ajak lo ke suatu tempat" ucap Bryan.

"Gue ga bakal nunggu, gue keluar kelas dan lo gak ada di sana gue cabut" ucap Lara.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang