Bab 31

543 36 5
                                    

Sore ini Lara, Bryan, Alex, Ray, dan Stella berangkat menuju Bandara Soekarno Hatta untuk pergi ke Bali.

Sesampainya di sana, Bryan, Alex, dan Ray menurunkan koper - koper yang berada di bagasi. Setelah semua koper turun, mereka semua segera berjalan mencari troli untuk menaruh kopernya.

Mereka semua pun cek in dan terbang ke bali.

Selama di pesawat Lara duduk bersama Bryan, Ray bersama Stella dan Alex memilih untuk duduk sendiri.

Lara dan Bryan berpegangan tangan dan terkadang mereka bertengkar karena hal sepele san berbaikan kembali.

Saat pesawat sudah mendarat di Denpasar, Bali. Bryan bersama dengan Lara saru keluarga turun dari pesawat. Saat sedang mengambil koper, ada seorang perempuan yang sedang memperhatikan Bryan dari jauh dan Bryan kembali memperhatikan perempuan tersebut dan tak lula Bryan tersenyum kepadanya saat dirinya sedang berpegangan tangan dengan Lara.

Lara segera melepaskan tangannya dan melipat tangannya pada dadanya. Kesal Lara pada Bryan yang masih belum sadar kalau dirinya marah.

Lara mengedarkan pandangannya dan matanya bertemu dengan mata Alex yang melihat segalanya yang tengah terjadi. Lara memasang muka yang sudah ingin menangis. Lara pun menghampiri Alex dan bermanja dengannya, sampai sekarang pun Bryan masih belum sadar hilangnya Lara dari sekitarnya.

Lara sangat kesal akhirnya dia memeluk Alex dangan sangat kencang yang membuat laki - laki itu merasa sedikit sesak.

"Sesek ra, lepas dikit lah" ucap Alex dan Lara melepaskan pelukannya.

"Ga dilepas juga, cuman jangan kenceng - kenceng aja" ucap Alex sambil merangkul pundak Lara dan berjalan bersama mengambil koper.

Alex pun mengambil kopernya dan ternyata koper Lara sudah di ambil oleh Bryan yang sedang panik mencari Lara setelah 10 menit baru menyadari Lara hilang.

Lara hanya memasang muka sakit hati dan Alex segera melakukan tugas sebagai kakak yang baik, menyelesaikan masalah.

Alex mengambil koper milik Lara dan menjelaskan kelada temannya tentang Lara. Mata Bryab segera bertemu dengan Lara dan Lara segera membuang muka.

Lara sudah berusaha untuk memoercayai Bryan namun ternyata tidak ada perubahan. Alex menghambiri Lara dan menggenggam tangan Lara yang kosong. Bryan hanya jalan di belakang mereka berpikiran seharusnya dia lah yang memegang tangan Lara saat ini dan bukan Alex, walau Alex adalah kakak kandung Lara, tetap saja Bryan berpikir dapat menghabiskan banyak waktu bersama Lara. Bryan tau kelakuan dan kesalahannya sudah tidak dapat dibantah ataupun dibenarkan lagi, dengan demikian dia pun sadar diri dan memberikan Lara sedikit waktu.

Sesampainya di hotel, Lara segera berjalan ke kamarnya. Dari belakang, Bryan mengikuti Lara dan memanggil Lara, Lara menengok dan Bryan pun berkata "Ra, maaf lagi ya" ucapnya.

"Kamu ga sempurna dan aku tau. Tapi yang aku ga tau kalo kamu itu bodohnya selalu di pelihara, kamu tau yg kamu bakal berbuat salah tapi kamu lakuin"

"Kamu liat kejadian itu tuh bukan keinginan aku"

"Jadi kamu berpikir tentang ngelakuin itu di belakang aku ? Aku ga pegangan lagi sama kamu aja, kamu gak sadar."

"Iya aku minta maaf"

"Aku ga bodoh Bryan, dan aku rasa kamu ga berhak dimaafin lagi, karena kamu juga udah terlalu banyak minta maaf beberapa hari belakangan ini dengan topio yang selalu sama," ucap Lara "kamu bukan pacar aku, aku ga kenal kamu" dengan begitu Lara membanting pintu kamarnya dan Bryan masih berusaha mengetuk pintu kamar Lara.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang