Bab 18

628 28 2
                                    

Lara berjalan ke arah parkiran melihat Bryan sedang membonceng Linka dengan sangat mesra.

Linka melingkarkan tangannya di pinggang Bryan dan Bryan sama sekali tidak menghiraukannya.

Lara berjalan ke hadapan Bryan dengan tatapan tak suka.

"Apa ?" tanya Bryan dengan tatapan dingin.

"Ngapain ?" Tanya Lara dengab tatapan yang tak kalah dingin.

"Ngebonceng dia, emang lo ga bisa liat ?" Tanya Bryan.

"Ya buat apa ?" Tanya Lara.

"Nganterin dia pulang lab" ucap Bryan.

"Ga boleh" ucap Lara.

"Terserah gue lah" ucap Bryan kesal.

"Ya kan aku udah bilang ga boleh B"

"Kalo gue ga salah denger tadi lo bilang ke gue kalo gue bukan pacar lo berarti gue ga berhak bikinin ke putusan buat lo, sekarang berlaku juga sebaliknya lo ga bisa ngatur - ngatur gue" ucap Bryan dentan suara datar.

Lara terdiam.

"Mau ngapain lagi lo di situ ? Minggir gue mau anterin Linka pulang" ucap Bryan dengan suara meninggi.

Lara masih terpaku pada tempatnya.

"Gue bil--" ucapan Bryan terpotong.

"Gue harap ini terkahir kali nya lo bersikap baik ke gue, memberi harapan ke gue, dan memberikan sikap yang sama yang lo beri ke gue dan semua cewe" ucap Lara dengan raut yang tak dapat Bryan artikan.

Lara meninggalkan Bryan dan segera pulang ke rumahnya naik taksi.

'Sial !' umpat Bryan dalam hatinya melihat Lara pergi.

Di taksi Lara menangis dalam diam, terkadang sang sopir taksi melirik pada Lara bahkan sampai memberikan tisu pada Lara.

Lara sampai di rumah dengan hidung merah dan mata yang bengkak.

Mba Mus menyadari Lara pulang segera ke ruang tamu mendatangi Lara.

"Kok pulang cepat non ? Non sakit ?"  Tanya Mba Mus  melihat hidung  lara merah.

"Engga Mba, tadi sekolah dipulangin cepet aja soalnya ada Bruder yang meninggal" jelas Lara.

"Udah ya mba, aku ngantuk, mau tidur dulu" pamit Lara pada Mba Mus dan hendak segera berjalan ke kamarnya.

Alex tiba di dalam rumah sesaat sebelum
Lara berjalan ke kamarnya.

Lara melihat ke Alex lalu menyuruhnya untuk mengikutinya.

Sesampainya di kamar lara duduk di sepan kasurnya dan menatap beruang yang pernah Bryan berikan padanya.

Alex duduk di sebelah Lara dan merangkulnya.

"Kenapa de ?" Tanya Alex.

Lara mengandarkan kepalanya di pundak Alex.

"Gue ga bisa mengerti perasaan gue sendiri ko" ucap Lara lemas.

"Emangnya kenapa ?" Tanya Alex.

"Baru tadi pagi gue ga apa - apa sama Bryan, sekarang kita betantem," ucap Lara resah "tadi ada yang namanya Nico ajak gue kenalan dan jalan bareng, saat gue mau jawab Bryan langsung ga bolehin gitu. Gue bilang ke Bryan kalo dia bukan pacar gue yang bisa buat keputusan buat gue trus dia pergi. Dia di tempelin sama Linka sampe di peluk peluk gitu tangannya, terus pergi ke parkiran. Gue ikutin mereka. Sesampainya di parkiran, gue tanya dia ngapain, dia bialng dia mau nganterin Linka pulang, tangannya Linka meluk Bryan juga. Gue ga suka dia ngasih perlakuan ke cewe lain dan ke gue sama.
Dia juga ngebalikin perkataan gue ke gue lagi. Dia kan bilang kalo dia suka sama gue, harusnya dia bisa jaga perasaan gue dong !" Ucap Lara kesal.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang