Bab 5

3.5K 113 9
                                    

"Ra maafin sifat gue tadi ya, gue cuman gak suka aja lo deket - deket cowo lain. Gue takut lo bakal jadian sama salah satu dari mereka" ucap Bryan lagi.

'Wih anjir dia barusan nyatain perasaan ?' Ucap Lara dalam hatinya 'oh wait nanti kayak tadi lagi nih jangan - jangan, jangan ke pe-de-an dulu Lara' ucap Lara lagi dalam hati.

"Gue cuman gak mau kalo lo nanti jadian sama orang, lo bakal lupain gue kalo gue ini sahabat baru lo" ucap Bryan.

'Tuh kan bener, udah gue duga!' Ucap Lara lagi pada dirinya.

"Ya gue bukan lo B, jadi sans aja" ucap Lara santai sambil meminum minumannya.

"Lu tuh ya, kalo ngomong," ucap Bryan "suka bener."

"Kalo lo belom bisa cinta sama sahabat lo, jangan pacaran dulu karena lo gak akan bisa hidup tanpa sahabat, dan kalau pada satu saat nanti pacar lo ninggalin lo pasti sahabat lo yang bakal ada di setiap situasi yang lo lewatin itu" ucap Lara.

"Iya ya betul juga, gue beruntung punya lo Ra" ucap Bryan.

"Kita harus kenal satu sama lain lebih dalem lagi, coba ceritain tentang mama lo dulu pertama - tama" ucap Lara.

"Um.. gini.. umm" Bryan terlihat bingung.

"Tunggu - tunggu gue gak mau maksa lo juga, lo gak perlu ceritain ke gue kalo lo gak mau B" ucap Lara.

"Tapi gue mau cerita.." ucap Bryan.

"Lo yakin ? Gak apa - apa kalo gue tau ?" Tanya Lara meyakinkan dan dibalas dengan anggukan oleh Bryan.

"Dulu gue punya seorang Kakak yang bernama Julian. Julian pernah kabur dari rumah karena iri sama gue, gue gak ngerti apa yang dia iri-in karena gue baru kelas 2 SD waktu itu. Dia marah - marah sambil nyebut nama gue, akhirnya dia kabur dari rumah dan dikejar sama mama papa gue. Mama papa berpencar buat nyari dia, akhirnya dia ditemuin mama lagi ada di taman. Saat dia liat mama dia lari ke tengah jalan, di situ dia dengar ada suara klakson truk saat dia sedang berlari, kakinya terpaku pada aspal itu, mama yang melihat truk itu segera berlari sekencang - kencangnya untuk menyelamatkan Juli. Tapi usahanya gagal, sebelum mama bisa mendorong Juli truk sudah terlebih dahulu menabrak mereka berdua. Mereka tidak meninggal di tempat maka mereka langsung dibawa ke rumah sakit. Saat sampai di rumah sakit, pihak rumah sakit tidak melakukan gerakan apa pun buat mama gue.." terdengar adanya getaran pada suara Bryan, Lara menatap Bryan dengan mata berair dan meletakan kepala Bryan pada pundaknya sembari memeluknya dan berkata "Udah B, kalo kamu gak mau cerita gak apa - apa ko.."

Bryan langsung mengangkat kepalanya dan menggeleng "Gue mau lo tau.. tunggu kasih gue waktu sebentar" ucapnya dan Lara mengangguk lalu kembali meletakan kepala Bryan pada pundaknya dan memeluknya lagi

"Pihak rumah sakit membuat mama gue kehilangan banyak darah. Papa gue udah kasih tau kalo gak bisa dikasih gerakan pertama ya gak apa - apa kita siap buat pindah rumah sakit tapi pihak rumah sakit bilang mereka bisa tapi selama 30 menit mereka buat mama menunggu dan akhirnya mama dan Julian udah pergi ke atas sana. Mama meninggal karena Julian, kalo aja dia gak cemburuan gak jelas pasti mama masih ada!" Ucap Bryan agak berteriak menyalahkan kakaknya.

Mata Lara berair merasakan kesedihan yang selama ini Bryan rasakan, dia memeluk Bryan dengan erat, dengan terbaku - baku ia berkata "Maafin ya.. Gak seharusnya gue nanya"

"Gak apa-apa, tapi gue cuman mau disayang sama orang yang gue sayang aja ra, contohnya lo Ra" ucap Bryan sambil mengelap mukanya kasar

"Sip nanti gue sayang - sayangin" ucap Lara sambil menaikkan jempolnya, mereka menghabiskan sisa waktunya untuk saling mengenal lebih dalam lagi.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang