Mine

Epilog

Hanya ini yang dapat aku berikan pada kalian sebagai epilog.  Aku harap kalian suka yaaa

Sebenarnya part ini udah selsai sejak minggu yang lalu tapi karena beberpa hal aku baaru dapat mempublish part.

jangan lupa

VOTE

COMMENT

SHARE

FOLLOW

Makasih semua

Selamat baca

~~~~~

Lara Pov

Sangat aneh rasanya untuk berpikir, bahwa dulu aku selalu mempergantungkan kebahagiaanku pada seseorang yang ku kira akan selalu mencintai ku. Berpikir bahwa dia adalah segalanya 'yang pernah kuinginkan' namun nyatanya bukan dialah yang aku butuhkan.

Rasa sakit ketika aku mengetahui bahwa segala yang kita lalui bersama bukanlah hal permanen, namun hanya untuk sementara.
Cinta yang sementara dengan seseorang yang ingin aku berikan segalanya untuk. Lucu bukan ? Secinta itu aku padanha dulu sebwlu  dia melukai hati ku.

Aku yakin, mungkin kalian akan berpikir bahwa aku sangat dramatis saat ini. Menangis karena cintanya gagal saat masih menduduki kursi SMA.

Mungkin aku memang cukup bodoh untuk percaya kalau kaulah orang itu, orang yang akan bersamaku hingga akhir hayatku. Dan mungkin, hanya mungkin, kalau kamu juga cukup bodoh berpikiran kalau aku lah orang itu, yang akan mencintai kamu sampai akhir hayatmu.

Begadang atau sampai tidak tidur, menunggu balasan pesan dari kamu.
Dipanggil Sayang, Baby, Babe.
Dipanggil Mine.

Dulu kau bersumpah pada kakak ku dan kepada dirimu sendiri, bahwa kamu tidak akan menyakiti aku, membuat ku menangis, membuat ku patah hati. Kau bantah semua sumpah itu, kian tinggal kata - kata kosong tak bermakna.

Sangat menyayat hatiku kala berpikir kita tak mungkin akan bersama lagi, tak akan sama seperti dulu lagi.

Sepenuh hati ku mencintaimu, luka yang kau tinggalkan padaku, aku yang mengobatinya sendiri kala kita masih bersama, cinta kita didasarkan oleh jahitan atas luka mu, dan aku yang menjahit diriku sendiri.

Kau tidak akan mengerti, kenapa aku tidak membencimu.
Aku tidak akan pernah dapat membencimu, berterima kasihlah, karena dulu aku mencintaimu sebesar kamu dulu mencintaiku. Dan aku dari semua orang tau bahwa membenci 100% kepada orang yang pernah kita cintai adalah hal yang mustahil.

Andai kamu dapat melihat hatiku, resah, berteriak dan menangis, berharap semuanya tak akan berakhir seperti ini, karena aku masih mau mencintaimu lebih lama lagi.

Pada saat perpisahan, janji terucap, bahwa kau tak akan meninggalkanku. Ternyatanya itu hanyalah sebuah ilusi.

Pada terakhir kali kau mendekapku di bandara adalah kali terakhir aku akan pernah berada sedekat itu dengan mu.

Pada hari kau membuat keputusan untuk menduaiku, berselingkuh di belakang ku, mengkhianati kepercayaan ku. Kau telah kehilangan ku.

Aku tau kau tau, seberapa kau telah menyakitiku.

Aku pasti akan merindukannya, cara kamu memeluku dekat dengan hati mu, cara mu mengatakan "i love you", cara mu mengatakan bahwa aku adalah milikmu, dan yang terpenting, saat kamu mencintaiku. Tapi aku juga pasti akan melupakannya, demi kebaikanku sendiri.

Kamu yang dulu tak ingin apa - apa lagi selain melihat aku bahagia. Manis dan sabar. Aku bisa saja menuliskan jutaan alasan kenapa aku dulu mencintaimu agar kamu kembali ke pelukanku. Tapi kenapa aku harus sibuk mempertahankan kamu yang telah jelas - jelas membuang ku ?