Bab 16

736 32 0
                                    

Follow
vote
Share
Comment

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Lara berjalan ke Balkon kamarnya dan  melihat Bryan yang setengah tertidur di ayunan.

Lara menempelkan gelas ke pipi Bryan yang membuat Bryan terbangun karena dingin pada pipinya.

"Eh udah balik Ra" ucap Bryan yang dibalas dengan anggukan.

"Nih cemilan" ucap Lara singkat sambil menunjutkan satu kantong dorito di depan wajah Bryan.

"Makasih ya Ra" ucap Bryan.

"Tadi kenapa kita tiba tiba ngomong aku kamu lagi ya ? Hahaha" tawa Lara sedikit.

"Ga tau kebawa suasana aja sih hehe" Bryan terkekeh.

Mereka tertawa kecil laslu terdiam lagi.

"Jadi gimana Ra?" Bryan menanyakan apa yang akan terjadi pada hubungan mereka.

Lara tidak segera menjawab. Ia berpikir keras akan apa yang harus dia perbuat.

Dia tau Bryan bukan lah mantan mantannya atau pun Steven, tapi ia masih takut membuka hati. Dia juga tidak bisa berbohong para dirunya bahwa dia sangat menyayangi Bryan lebih dari apapun. Perdebatan keras dilakukan Lara dalam hatinya. Sampai akhirnya setelah berpikir panjang, pikirannya ditetapkan.

"Um.. ak,, gue akan bantu lo berubah" ucap Lara dan senyum 1 milyar Bryan mengembang.

Ingin rasanya Bryan memeluk gadis itu yang telah membuatnya sangat bahagia saat ini, tapi niatnya dia urungkan.

"Makasih ya ra, pokoknya aku akan berusaha berubah sebaik mungkin sebisa aku" ucap Bryan, Lara hanya menggangguk sebagai jawabannya.

Bryan dan Lara hanya bercanda canda ria, mencairkan suasana yang tegang.

Bryan melihat tangan Lara yang masih berbekas sedikit warna biru. Bryan menggapai tangan Lara lalu menatapnya sendu.

Lara yang menyadari Bryan merasa bersalah segera berkata "Ga sakit kok."

"Tetep aja, aku ga enak. Ga seharusnya aku posesif segitunya ke kamu" ucap Bryan.

"B, mending kamu pulang deh, ini udah jam 9" ucap Lara melihat benda pipih itu.

Bryan melihat jamnya lalu menatap Lara dan mengangguk.

Bryan dan Lara berdiri dan berjalan keluar kamar.

Saat mereka berdua sampai di ruang tengah, Alex sedang menatap mereka  berdua sambil melipat dua tangannya di dadanya.

"Bro, gua cabut dulu. Makasih" ucap Bryan sambil menghambipi Alex dan memberi tangannya untuk tos.

Alex membalas tangan Bryan lalu berkata "Yow."

Bryan jalan terlebih dahulu ke ruang tamu.

Lara duduk di tangan bangku yang di duduki Alex lalu bertanya.

"Lo restuin kita ?"

"Lumayan" jawab Alex.

"Why so sudden ?" Tanya Lara penasaran.

"Gue nguping kalian tadi sebentar. Dan yang dikatakan Bryan semuanya bener, dia bukan mereka Ra. Ya walau gua ga suka possesifnya, tapi semua masuk akal. Dan gua juga mau adik gue yang satu ini bahagia tanpa gue kekang" ucap Alex panjang lebar.

"Thanks ko, you're the best" ucap Lara sambil mencium pipi kakanya itu.

Lara berjalan ke teras melihat Bryan yang sudahd duduk di atas motornya sambil mengenakan helm.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang