“keluarga lo asik juga”, kata Esther dibalik kemudi. “ya gitulah keluarga gue”, balas Amberly. “btw keluarga lo dimana? Lo tinggal sendirian di Jakarta?”, tanya Amberly sambil menatap Esther yang masih memandang fokus ke depan.
“nyokap gue uda nggak ada semenjak gue SMP gara-gara kecelakaan”, jawab Esther membuka luka lamanya. “sorry, gue nggak maksud”, kata Amberly cepat, sedikit merasa bersalah. “santai aja kali”, kata Esther sambil melirik Amberly sekilas.
“bokap lo? Lo anak tunggal?”, tanya Amberly lagi. “dulu gue tinggal di New York bareng nyokap sama bokap gue. Bokap gue kerja di sebuah perusahaan. Awalnya bokap gue sering pulang ke rumah. Seminggu bisa 3 sampe 4 kali. Lama kelamaan cuman 2 minggu sekali. sebulan sekali, 2 bulan sekali. Dan terakhir gue ketemu bokap gue itu beberapa hari sebelum nyokap gue meninggal. Mungkin sekitar 14 tahun yang lalu”, cerita Esther sambil memaksakan senyumnya.
“kenapa bokap lo ninggalin lo sama nyokap lo?”, tanya Amberly mulai tertarik dengan kehidupan Esther. “gaktau juga sih alasannya apa. Tapi yang gue tau, bokap gue gila harta dan gila jabatan banget. Jadi mungkin sekarang dia masih berjuang mendapatkan jabatan tertinggi dan menumpuk hartanya”, jawab Esther sambil membayangkannya dan tersenyum kecut.
“lo nggak pernah coba cari bokap lo?”, tanya Amberly sambil menatap Esther lekat. “dulu pernah. Tapi sekarang gue uda nyerah. Kehidupan gue sekarang juga nggak ada masalah kok. Gue bisa jalanin hidup gue sendiri dan seperti yang lo lihat, gue bisa sukses dengan usaha gue sendiri”, jawabnya bangga.
“cerita lo lebih mengharukan daripada cerita gue”, komentar Amberly diakhiri tawa. “kita sama-sama berjuang buat kehidupan yang kita raih sekarang. Bedanya, lo masih punya keluarga yang utuh dan gue enggak. Tepuk tangan buat kita berduaaa!”, kata Esther sambil menepuk tangannya dan tertawa untuk menyairkan suasana.
“awas nabrak!”, teriak Amberly panik setelah melihat Esther tak memegang kemudinya. “santai, bu bos”, kata Esther kemudian memegang kemudinya lagi sambil tertawa geli melihat wajah panik Amberly.
“thanks ya. Pertanyaan bokap gue tadi nggak usah terlalu dipikirin”, kata Amberly setelah mereka sampai di depan apartemennya. “iya, gue ngerti kok. Gue juga bakal lakuin hal yang sama kalo anak perempuan gue bawa cowok ke rumah”, canda Esther. “gue masuk dulu. Ati-ati pulangnya. Bye!”, kata Amberly kemudian keluar dan berjalan masuk ke dalam apartemennya.
“i think i fall in love with you”, kata Esther sambil memandang Amberly yang semakin lama semakin tak terlihat. Esther menyunggingkan senyumnya kemudian melajukan mobilnya.
-------------------------------------------------------------
Uwoooowwww, Esther uda mulai baper sama Amberly niiihhhh
Kalian boleh saran kok buat cerita selanjutnya!! I will always waiting for you :)) eak eak
Banyak yg nemu ke-typo-an nggak? Kalo ada maafkeun saya yak. Buru-buru ngetiknya. Nggak mau buat kalian nunggu lama update-annya :*
Uda ah, malah banyak omong kan aku. Enjoy my story!!! {}
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBERLY
Random[TAMAT] "Semua tidak akan sesuai dengan apa yang kita inginkan, karena Tuhan memiliki kuasa untuk mengubah takdir tanpa seizin kita" - Amberly Kim - "Walau semua takdir Tuhan merubah semua rencana kita, aku percaya semua takdir itu menuntunku pada...