Kalian kudu harus banget baca notes ku dibawah. Ada yang penting! So, see you :*
-------------------------------------------------------------"aku yang meminta kepala kepolisian untuk memerintahkanmu memegang kasus ini”, kata Andi menatap Leo lekat. Leo menatapnya bingung sambil menaikkan satu alisnya. “karena aku membutuhkan bantuanmu dan aku sangat mengandalkanmu”, sambungnya. “sebenarnya ada apa ini? Bicaralah dengan benar agar aku mengerti”, sahut Leo mulai kesal.
“sopir taksi itu sudah meninggal dan seperti yang sudah kau dengar, penumpangnya selamat. Aku ingin sopir taksi itu yang hidup dan penumpangnya yang meninggal. Kau mengerti?”, tanya Andi setelah menjelaskan maksudnya.
“apa maksudmu? Jika memang begitu kenyataannya, kenapa takdir mereka harus dibalik?”, tanya Leo masih belum mengerti. “biarkan Robert hidup sebagai sopir taksi itu. Kau hanya perlu membuatnya seperti itu dan aku yang akan mengurus semuanya”, jelas Andi.“maksudmu kau akan memalsukan identitas mereka? Kau tahu itu adalah tindak kriminal kan? apa kau sudah gila?”, tanya Leo tak mengerti dengan apa yang akan dilakukan oleh Andi. “hanya itu satu-satunya cara. Jika mereka tahu Robert masih hidup, mereka pasti akan mencoba membunuhnya lagi. Aku juga yakin, kecelakaan ini adalah salah satu rencana mereka”, kata Andi sambil menahan emosinya.
“apa kau perlu terlibat lagi dengan mereka? Tidak bisakah jika kau pergi dan tidak perlu memikirkan hal ini lagi?”, tanya Leo. “tidak. Aku tidak bisa melakukannya. Aku harus membalaskan kematian istriku dan juga penderitaan yang sudah dialami putraku. Aku tidak bisa membiarkannya begitu saja”, jawab Andi cepat dan penuh tekad. Lalu terdengar suara dering telepon.
“halo!”, sapa Leo. Ia mendengar lawan bicaranya mengatakan sesuatu. “baiklah”, kata Leo lagi kemudian menutup sambungan teleponnya.“sepertinya hal ini akan mudah untuk kita lakukan”, kata Leo yang membuat kening Andi berkerut karena bingung. “sopir taksi itu adalah warga negara asing yang seharusnya sudah dideportasi. Dia dan keluarganya adalah penduduk ilegal”, jelas Leo. “bagus kalau begitu. Aku akan minta pihak rumah sakit untuk mengkremasinya dan aku juga akan mengurus keluarganya. Pastikan orang lain tak tahu mengenai masalah ini. Aku sangat mengandalkanmu, Leo”, kata Andi sambil menepuk bahu Leo pelan kemudian pergi meninggalkannya.
Setelah mengurus kematian sopir taksi itu, Theodore Hilman, Andi langsung pergi menemui keluarganya. Ia pun sampai di pelosok perkampungan kumuh dan menemukan dimana mereka tinggal. Andi mengetuk pintu dan keluarlah seorang ibu rumah tangga yang sudah sembap matanya karena terlalu lama menangis. “pasti anda sudah mendengar tentang kematian putra anda”, kata Andi kemudian ia dipersilakan masuk.
Andi melihat keluarganya sudah berkumpul di rumah yang kecil itu. Ayah, ibu dan satu adik laki-lakinya. “perkenalkan saya Andi. Saya datang bersama dengan putra kalian”, kata Andi pelan sambil memberikan guci yang ia bawa. Ibunya mengambil guci itu dan memeluknya sambil menangis sesenggukan.
“maaf, saya meng-kremasi jenazah putra anda tanpa membicarakannya dengan kalian semua. Saya dengar, kalian penduduk ilegal dan saya pikir kalian tidak mungkin mengurus kematian putra anda. Jadi, saya harus melakukan hal ini untuk menghormati putra kalian”, jelas Andi. “terimakasih, tuan. Saya sangat berterimakasih atas pengertian tuan”, kata sang ayah sambil meraih tangan Andi.
“saya sudah putus asa saat putra saya dinyatakan meninggal. Saya khawatir tidak bisa mengurus pemakamannya. Bahkan saya mungkin tidak akan pernah melihatnya untuk terakhir kali. Sekali lagi, saya dan keluarga saya sangat berterimakasih”, sambungnya. “selain membicarakan mengenai putra anda, ada hal lain yang harus saya bicarakan”, kata Andi membuat mereka kebingungan. “saya harus bicara empat mata dengan ibu dan bapak”, lanjut Andi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBERLY
Random[TAMAT] "Semua tidak akan sesuai dengan apa yang kita inginkan, karena Tuhan memiliki kuasa untuk mengubah takdir tanpa seizin kita" - Amberly Kim - "Walau semua takdir Tuhan merubah semua rencana kita, aku percaya semua takdir itu menuntunku pada...