Persidangan

1.7K 52 4
                                    

“terus awasi Hilman dan kontrol penyelidikan sampai persidangan nanti”, Amberly pun langsung memutus sambungan teleponnya. Amberly mengatur napasnya yang mulai tak beraturan. “sebenarnya saya juga tidak begitu percaya dengan apa yang saya dengar mengingat kerja keras Hilman untuk membantu anda menyelesaikan kasus ini”, Binta buka suara.

Amberly pun menengadahkan pandangannya menatap Binta. “saya akan selidiki latar belakang Hilman dan mulai mengawasinya sekarang. Setelah saya tau kebenarannya, baru saya ambil tindakan”, kata Amberly tegas sambil menatap Binta tajam.

Di tempat lain dengan waktu yang sama. “tuan Degilbert?”, Esther menoleh ke sumber suara. “silakan duduk”, kata Esther mempersilakannya untuk duduk. “terimakasih”, katanya sembari menarik kursi di hadapan Esther kemudian duduk.

“jadi anda siapa dan ada urusan apa dengan saya?”, tanya Esther tanpa basa-basi. “saya Gilang dan saya seorang pengacara. Mungkin anda sudah mendengar berita yang sedang hangat dibicarakan akhir-akhir ini”, jawabnya menggantung. “lalu?”, tanya Esther yang belum mengerti. “bukankah anda mengenal salah satunya?”, tanyanya dengan senyum tipis yang membuat Esther tergelak.

Air muka Esther berubah. Susah payah ia menahan emosinya. “sebenarnya anda siapa dan apa yang anda mau dari saya?”, tanya Esther dingin. Esther menyandarkan tubuhnya dan menyilangkan tangannya di depan dada. “jika anda tidak keberatan, mari ikut saya dan akan saya jelaskan nanti”, jawabnya tak menjawab satupun pertanyaan yang diajukan oleh Esther.

“sungguh saya sangat amat keberatan dengan permintaan anda. Bahkan siapa anda sebenarnya saja saya tidak tahu. Cepat selesaikan disini atau saya pergi”, jawab Esther cepat. “mendengar jawaban anda, sepertinya anda mengerti apa yang saya maksudkan dan apa yang akan saya bicarakan”, kata Gilang dengan senyum miring. Esther hanya diam, tak menanggapi.

“bukankah anda berada di posisi yang sulit sekarang?”, tanya Gilang seperti mengejek. “saya dengar, anda sudah bertunangan dengan pemilik Amber Food? Sungguh berita yang mengejutkan. Kalian semua benar-benar menjadi bintang media”, ocehnya yang membuat telinga Esther memanas.

“apa saya harus mendengar semua ocehan anda sekarang?”, tanya Esther sarkastik. Kemudian Gilang mengeluarkan lembaran kertas yang sudah dijadikan satu dan meletakkannya di atas meja. “baca secara rinci kemudian putuskan! Hubungi saya jika anda sudah mendapatkan jawabannya”, katanya kemudian beranjak pergi.

Esther hanya diam memandangi lembaran kertas itu. Tangannya perlahan terangkat untuk meraihnya. Beberapa detik kemudian, ia memutuskan pergi.

“Em, can you visit my studio now?”, tanya Esther melalui telepon. Amberly yang hendak mengeluarkan mobilnya dari basement pun sedikit terkejut dengan permintaan Esther. Biasanya Esther yang akan menjemputnya. Ini kali pertama Esther meminta Amberly untuk datang.

‘what’s wrong?’, tanya Amberly was-was. “nggak kenapa-kenapa. Kamu nggak bisa kesini sekarang? Masih ada kerjaan?”, tanya Esther sedikit kecewa. ‘bukan gitu. tumben aja kamu minta aku yang dateng. Biasanya kamu yang menawarkan diri buat jemput aku. Oke oke, aku jalan sekarang”, kata Amberly kemudian memutus sambungan teleponnya.

Sekitar 30 menit menunggu, akhirnya penantian Esther pun terbayarkan. “kamu uda makan belum? Ini aku beliin--“, perkataan Amberly terpotong karena Esther yang tiba-tiba memeluknya erat. Amberly hanya diam dan kebingungan. Setelah beberapa menit, akhirnya Amberly buka suara.

“are you alright?”, tanyanya. Esther melepaskan pelukannya dan menatap Amberly lekat. “i’m starving”, katanya mengerling jahil sambil mengambil kantong plastik berisi makanan yang ada di tangan Amberly.

Merasa sudah dijahili oleh Esther, Amberly pun meraih sebuah bantal sofa dan melemparnya ke arah Esther.  “go to hell!”, pekik Amberly kesal dan terdengar suara gelak tawa dari Esther yang memenuhi seisi ruangan. Lalu Amberly berjalan menuju mini bar dimana Esther berada sekarang.

AMBERLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang