I Realized You

3.3K 99 1
                                    

‘kak, gue uda dapet pacar boongan lo. Ntar dia bakal mampir ke kantor lo’, Amberly membaca pesan dari Blue. “cepet amat nih anak nyarinya. Gue jadi curiga. Secara Blue itu anaknya usil banget, kurang ajar pula”, kata Amberly curiga sambil masih memandang layar ponselnya. Setelah membaca pesan dari Blue, Amberly hendak pulang dan segera beristirahat.

“lo Amberly bukan?”, tanya Esther di depan pintu perusahaan. Ia hanya menebak setelah melihat beberapa pekerja membungkuk patuh saat Amberly berjalan. “iya. Anda siapa?”, tanya Amberly dengan bahasa formal. “lo ikut gue”, kata Esther sambil sedikit menarik pergelangan tangan Amberly.

“anda siapa? Lepaskan saya!”, kata Amberly dengan teriakan yang tertahan. “gue pacar lo”, kata Esther yang membuat Amberly berhenti meronta. “lo orang suruhan Blue?”, tanya Amberly hati-hati. “please, gue cuman nolong dia dan bukan orang suruhannya”, ralat Esther.

“oh, sorry. Maksud gue itu”, kata Amberly ikut meralat. Amberly melihat tangan Esther yang masing memegang tangannya. “bisa lo lepasin tangan lo? Gue pimpinan disini kalo lo belom tau. Gue nggak mau ada gosip diantara karyawan gue”, kata Amberly sedikit angkuh. “lebay banget deh lo! Lagian gue bakal jadi pacar lo kan”, sahut Esther kemudian menarik tangan Amberly dan membawanya masuk ke dalam mobil sportnya.

“lo mau ngapain?”, tanya Amberly berang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“lo mau ngapain?”, tanya Amberly berang. “seenggaknya kita butuh perkenalan sebelum lo ngenalin gue ke orang tua lo. Nggak lucu kan kalo gue nggak tau apa-apa tentang lo”, jawab Esther santai kemudian melajukan mobilnya.
Karena terlalu lelah untuk berdebat, Amberly hanya diam dan menurutinya. Esther membawa Amberly ke sebuah restoran mahal dan membawa Amberly ke private room.

Amberly melihat pria dengan rambut hitam, kulit kuning langsat, iris mata berwarna hazel dan jambang yang menambah kedewasaannya, mengenakan kaos berwarna hitam dilapisi dan celana kain serta sepatu berwarna hitam, yang sedang duduk di hadapannya.

‘ngapain juga nih orang make item-item! Lagi berduka!’, ledek Amberly dalam hati. “jadi lo siapa?”, tanya Amberly setelah melihat Esther selesai memesan. “gue Esther Degilbert. Panggil aja gue Esther. Pekerjaan fotografer”, jawab Esther teringat sesuatu.

‘kayaknya wajahnya nggak asing’, batin Esther setelah mengamati setiap inci wajah Amberly.

“oh, jadi lo fotografer”, komentar Amberly. “giliran lo”, kata Esther. “harusnya lo uda tau gue dari Blue dong”, sahut Amberly ketus. “pantesan jomblo. Ngeselinnya nggak ketulungan”, ledek Esther. “adek gue nemu lo dimana sih?  Males gue”, kata Amberlu kesal dan hendak berdiri.

“uda ngeselin, tukang marah lagi”, kata Esther mencekal tangannya dan memaksanya duduk kembali. “nama lo Amberly Kim. Umur lo 27 tahun dan lo pemilik Amber Food”, sambung Esther mengulang perkataan Blue tadi sore.

Kemudian ada seorang pelayan yang mengantarkan pesanan mereka. “oke cukup perkenalannya. Sekarang kita makan”, titah Amberly kemudian melahap semua makanan yang tersaji di hadapannya dengan tenang, tak mengurangi keangkuhan dan kewibaannya. Esther hanya tersenyum kecil melihatnya. Setelah selesai makan, Esther hendak mengantarkan Amberly untuk mengambil mobil di kantor nya.

Saat sampai di depan pintu restoran, Amberly tiba-tiba menarik tangan Esther dan menyembunyikan tubuhnya di balik tubuh atletis Esther. “lo kenapa?”, tanya Esther kebingungan dengan pergerakan Amberly yang tiba-tiba. “itu disana. Ada badut”, kata Amberly pelan sambil menunjuk sesuatu di hadapan Esther.

Disana ada sebuah acara promosi kecil dan ada beberapa badut yang menyebarkan brosur produknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disana ada sebuah acara promosi kecil dan ada beberapa badut yang menyebarkan brosur produknya. “lo takut badut?”, tanya Esther masih merasakan cengkeraman tangan Amberly di lenganya yang bertato.

“pokoknya gue takut sama segala macam jenis badut”, jawab Amberly cepat masih menyembunyikan wajahnya di punggung Esther.
“terus mau sampe kapan lo di belakang gue? Lo nggak mau pulang?”, tanya Esther setelah posisi mereka bertahan beberapa menit.

“yauda, kita jalan ke parkiran. Tapi posisi gue tetep kayak gini”, jawab Amberly kesal dengan fobia nya itu. “lo ikutin langkah kaki gue”, kata Esther sambil menuntun Amberly dan akhirnya mereka berhasil masuk ke dalam mobil Esther. “aneh-aneh aja ya lo. Takut kok sama badut yang lucu gitu”, ledek Esther kemudian melajukan mobilnya. “terserah!”, sahut Amberly tak mau menanggapi.

-------------------------------------------------------------

Meet me again guys!!
Apa kalian menemukan ke-typo-an? Kalo ada maafkan saya kawan kawan smwa huhu

Kerjaan menumpuk, jadi kemungkinan update lagi minggu depan. Aku bakal nge update beberapa part (doain aja hehe)

See you next week guys :))
Enjoy!!

AMBERLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang