Korban Selanjutnya

1.2K 44 1
                                    

Setelah sidang putusan kemarin, media langsung mengeluarkan banyak artikel bahkan sebelum Amberly mengadakan jumpa pers. Amberly kemudian memutuskan untuk mengajukan jumpa pers siang ini. Ia meminta Fifi untuk mengundang pers ke kantornya. Sesuai dugaan, para wartawan langsung datang ke kantor dan sudah bersiap di tempatnya.

‘tok tok tok’, Fifi mengetuk pintu ruangan Amberly. “masuk”, terdengar suara Amberly dari dalam. “semuanya sudah siap, Bu”, kata Fifi. “baik. Saya akan segera kesana”, kata Amberly kemudian bersiap. Amberly berjalan menuju sebuah ruangan dengan stiletonya. Ia membuka pintu ruangan tersebut dan langsung disambut oleh cahaya kamera yang terus menerus mengambil gambarnya.

Amberly naik ke podium dan sedikit menunduk untuk memberikan hormat. “selamat siang! Saya Amberly Kim, CEO Amber Food. Ini kali kedua saya berdiri di hadapan teman-teman semua untuk kasus yang sama”, kata Amberly sebagai pembuka.

“seperti yang kalian semua tahu, kemarin adalah sidang putusan kasus saya atas terdakwa Hardisatya. Berdasarkan hasil putusan kemarin, terdakwa dijatuhi hukuman 15 tahun penjara”, kilat cahaya dari kamera wartawan pun semakin menjadi. “terdakwa tidak hanya dituntut atas kasus yang saya ajukan tetapi ada beberapa tuntutan yang diajukan oleh jaksa. Yaitu penggelapan uang dan penganiayaan”, sambung Amberly.

“untuk kasus penggelapan uang, bukan lagi menjadi rahasia. Beberapa tahun lalu, terdakwa pernah dituntut kasus tersebut tapi dinyatakan tidak bersalah. Kasus penganiayaan seperti apa yang menjadi tuntutan jaksa, Nona Amberly?”, tanya salah satu wartawan. “sewaktu penyelidikan berlangsung, ada seorang penyidik yang harus menyamar menjadi staff terdakwa. Singkat cerita, penyidik tersebut terbongkar penyamarannya dan terjadilah perkelahian disana”, jawab Amberly.

“siapa nama penyidik tersebut?”, tanyanya lagi. “saya tidak akan menyebutkan namanya karena saya rasa, pihak kepolisian butuh adanya privasi”, jawab Amberly cepat.
“lalu bagaimana tanggapan nona Amberly atas hasil putusan tersebut?”, tanya wartawan yang lainnya.

“tentu saja saya senang karena terdakwa bisa mendapat hukuman yang setimpal atas perbuatannya. Melalui kasus ini juga, saya bisa memberi peringatan untuk para rival saya untuk bermain bersih. Karena saya tidak semudah itu untuk dijatuhkan dengan cara kotor”, jawab Amberly tajam sambil tersenyum kecil.

“apakah kemarin juga dilakukan sidang putusan untuk kaki tangan terdakwa Hardisatya, Andi Wibowo?”, wartawan terus menanyakan detail sidang putusan kemarin. “kami memutuskan untuk melaksanakan sidang putusan secara terpisah karena pihak Andi Wibowo memiliki bukti-bukti lain yang dirasa bisa meringankan hukumannya. Saya pastikan hukum tidak akan pernah timpang”, jawab Amberly tegas.

“kira-kira kapan sidang putusan untuk Andi Wibowo dilakukan?”, tanyanya lagi. “saya belum bisa mengatakan kapan tanggal pastinya”, jawab Amberly cepat. “bisa dikatakan kasus ini sudah hampir selesai, lalu apa yang akan anda lakukan untuk perusahaan anda selanjutnya?”, pertanyaan terakhir yang diajukan.

“kami sedang mengurus kontrak dengan kolega saya yang ada di Singapura. Kami masih berdiskusi dan masih belum menemukan titik temu. Secepatnya kami akan mengumumkan hasil diskusi untuk kerjasama kami kedepannya. Jadi, silakan teman-teman semua bersiap”, kata Amberly dengan senyum tipisnya.

“terimakasih untuk dukungan dari kalian semua. Terimakasih juga untuk doa kalian sehingga kasus ini cepat terselesaikan. Saya minta maaf jika ada kesalahan ucapan dan jumpa pers pada hari ini saya tutup. Terimakasih”, tutup Amberly kemudian sedikit membungkuk untuk memberikan hormat. Ia pun berjalan turun dari podium dan keluar ruangan.

‘ddrrrttt’, ponsel di saku Amberly bergetar. “halo!”, sapa Amberly. ‘aku sudah lihat siaran live nya. Good job, honey!’, kata Esther memberi apresiasi atas keberhasilan Amberly dalam menyelesaikan kasus ini. “thank you. Kamu lagi dimana sekarang?”, tanya Amberly sambil berjalan masuk ke ruangannya. ‘aku lagi di jalan. Mau ambil hape yang aku ceritakan waktu itu. did you remember that?’, tanya Esther sambil memutar stir mobilnya ke kanan.

AMBERLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang