Crisis (2)

2.2K 87 2
                                    

Masih pukul 6 pagi, ponsel Amberly terus berdering. Ia meraihnya dari atas nakas. “iya, ada apa?”, tanyanya dengan suara serak, khas bangun tidur. ‘korban terus berjatuhan, bu. Sebaiknya anda ke rumah sakit sekarang’, jawab Jimmy, utusannya untuk menghimbau keadaan di Rumah Sakit.

“apa?!”, pekik Amberly langsung terbangun. “saya akan segera kesana”, sambungnya cepat kemudian bersiap dan pergi. “bagaimana ini bisa terjadi?”, tanya Amberly datar setelah melihat aktivitas bangsal 12 yang sangat sibuk.

Banyak dokter berkeliaran kesana kemari, bergantian menangani pasiennya. Puluhan orang sedang ditangani sekarang. “minta mereka uji lab. Cari tahu apa permasalahan sebenarnya”, titah Amberly pada Jimmy kemudian pergi. “halo, Hilman. Hentikan aktivitas produksi sekarang juga!”, kata Amberly meninggi melalui teleponnya.

“Fifi, tarik semua produk kita yang baru masuk ke pasaran sekarang juga!”, katanya lagi kemudian melajukan mobilnya menuju pabrik.
Ia tak butuh waktu lama untuk kesana karena jalanan kota yang masih cukup lenggang. Ia melihat Hilman sedang menunggunya.

“bagaimana Hilman?”, tanya Amberly sedikit terengah karena berlari. “saya sudah hentikan kegiatan produksi nya bu. Saya juga sudah hentikan produk yang akan dipasarkan”, jawab Hilman sopan. Amberly kemudian berjalan ke arah barisan pekerjanya yang kebingungan dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi.

“perhatian semuanya”, suara Amberly yang menggema membuat mereka diam dan mendengarkan suara lantang bosnya itu. “alasan saya menghentikan aktivitas produksi karena ada suatu hal sedang terjadi. Saya masih menyelidiki untuk mendapatkan akar permasalahannya. Tapi untuk saat ini, untuk mencegah semuanya agar tak semakin melebar adalah menghentikan aktivitas produksi”, jelas Amberly yang membuat mereka semua mengangguk mengerti.

“saya serahkan pada Hilman. Terimakasih”, tutup Amberly. “saya serahkan padamu sekarang. Saya harus menghadap investor dan pemegang saham”, sambung Amberly pada Hilman kemudian pergi.

Terdengar dering ponsel dan Amberly langsung menjawabnya tanpa menghentikan langkah kakinya. ‘mereka semua keracunan, bu. Mereka keracunan bakteri Clostridium Botulinum’, kata Jimmy sambil membaca hasil lab yang pihak rumah sakit lakukan.

“keracunan? Kenapa bisa? Sial!”, rutuk Amberly kesal. “pastikan mereka dapat penanganan dan jangan sampai ada korban jiwa. Kirimkan juga hasil labnya ke email saya. Saya percayakan padamu”, sambung Amberly kemudian mematikan sambungan teleponnya.

“kenapa bisa sampai keracunan? Semua yang dilakukan sudah seusai prosedur. Dan bahkan semua produk yang dihasilkan sudah lulus uji. BPOM sudah memeriksa semuanya. Tapi kenapa bisa?”, Amberly bertanya-tanya dengan apa yang sebenarnya telah terjadi. Ini pertama kalinya ia mendapat masalah sekompleks ini. Amberly melajukan mobilnya kencang.

Ia berjalan ke ruang rapat dan disana sudah duduk para pimpinan dan pemegang saham Amber Food. Amberly mengatur napasnya dan mencoba untuk tenang menghadapi cercaan dari rentetan orang yang ada di hadapannya sekarang. Fifi kemudian menutup pintunya dan berdiri di pojok ruangan.

“apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa bisa produk kita meracuni customer?”, tanya seorang pria paruh baya berkaca mata itu menahan amarahnya.

“bukannya nona bilang semua sudah lulus uji? Lalu apa ini?!”, teriak yang lainnya. “apa yang sudah kamu lakukan sampai semua ini bisa terjadi?! Sebentar lagi harga saham akan melonjak turun!”, cerca yang lainnya. “anda merugikan kami semua disini!”, suara lain terdengar.
Ruangan itu riuh dengan teriakan dan amarah yang memekakkan telinga Amberly bahkan akan menulikannya segera. “bisa dengarkan penjelasan saya!”, teriak Amberly membuat mereka bungkam.
“benar, seperti yang kalian tau. Mereka keracunan. Saya masih menyelidikinya. Saya tidak akan biarkan Amber Food jatuh dan terinjak-injak. Saya kan seret siapa saja yang terlibat dengan masalah ini! Saya akan bawa masalah ini ke jalur hukum! Tidak akan ada yang bisa lepas dari cengkeraman saya setelah ini. Kalian semua disini, para pemegang saham yang terhormat, diam dan jangan lakukan apa-apa! Saya yang akan menyelesaikan semuanya. Terimakasih”, kata Amberly tegas kemudian berjalan keluar ruangan meninggalkan ruangan yang kembali riuh.

-------------------------------------------------------------

Waaaaahhh aku mau terimakasih buat readers semwaa yang uda baca sampe part ini

Huhu aku terharu #usapingus

Dukungan kaliaann ngebuat aku bisa dapet inspirasi teruss {} lopek lopek lah pokoknya buat kalian :*

Please waiting the next part :))

AMBERLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang