Hunting

2.1K 78 8
                                    

“jangan lupa nonton gue sama Blue malem ini di salah satu stasiun TV”, kata Esther melalui telepon. ‘lo sama Blue ngapain tampil di TV?’, tanya Amberly kebingungan. “tau deh. Mungkin karena kita famous”, jawab Esther sekenanya diakhiri tawa. ‘ntar gue sempetin liat deh. Tapi nggak janji ya. Lagian sekarang uda jaman maju, ada youtube. Kagak usah nonton live’, kata Amberly sambil mengecek laptopnya.

“okay, gue tutup ya. Jangan lupa makan. Ntar lo tambah kurus kayak triplek”, ejek Esther. ‘iya iya, bawel. Bye!’, balas Amberly kemudian memutus sambungan teleponnya.

Mereka pun kembali ke aktivitas masing-masing. Amberly berkutat dengan berkas dan juga laptopnya, sedangkan Esther kembali menggenggam kameranya. Malam harinya, Blue dan Esther bersiap untuk siaran live. Mereka diundang ke acara yang dipandu oleh Deddy Cobuzier.

Bang Deddy membuka acaranya dan memanggil Blue terlebih dahulu. “apa kabar?”, sapa Bang Deddy sambil mengulurkan tangannya. “Baik”, jawab Blue sambil menjabat tangan Bang Deddy. Kemudian Bang Deddy mempersilakan Blue duduk. “okay, Blue Kim. Jadi Blue Kim ini adalah seorang model yang sedang naik daun. Followernya aja sudah melebihi follower saya. Padahal saya uda puluhan tahun ada di industri ini”, kata Bang Deddy mengundang tawa.

“kalau boleh tau, berapa usia anda?”, tanya Deddy pada Blue. “usia saya 15 tahun”, jawab Blue dengan senyum manisnya, melelehkan semua hati wanita yang ada di studio. “wow, anda baru berusia 15 tahun? Luar biasa. Bisa anda ceritakan bagaimana awalnya anda bisa menjadi seorang model?”, tanya Bang Deddy lagi.

“saya tidak berniat menjadi model sebenarnya. dulu saya bertemu pertama kali dengan seorang fotografer, namanya kak Esther, di gym. Dia datang menemui saya dan langsung menawarkan saya untuk menjadi modelnya”, jawab Blue.

“anda langsung setuju?”, tanyanya. “tentu saja tidak. Saya sudah tolak beberapa kali. Tapi kak Esther tetep kekeh dan kita terlibat dalam suatu kejadian, akhirnya saya setuju untuk menjadi modelnya”, jawab Blue cepat. “kejadian apa itu?”, Blue hanya terdiam enggan menjawab.

“jika anda tidak bersedia menjawab, biar orangnya sendiri yang menjawab. Esther Degilbert!”, panggil Bang Deddy dan keluarlah Esther. Mereka saling menyapa dan kemudian Esther duduk di sebelah Blue.

“jadi apa kejadian yang membuat Blue setuju menjadi model anda?”, tanya Deddy tanpa basa-basi. “ada lah, mas Deddy. Sebuah kesepakatan. Yang penting sekarang Blue sudah menjadi model terkenal. Tidak perlu membahas masa lalu”, jawab Esther yang membuat mereka tersenyum termasuk Bang Deddy sendiri. “oke, sekarang kita beralih. Kalian berdua ini sepertinya bukan orang lokal asli. Kok bisa sampe Indonesia itu ceritanya gimana?”, tanya Deddy mempersilakan Blue terlebih dahulu.

“ibu saya orang Indo dan ayah saya orang Korea. Perusahaan ayah saya yang ada di Korsel bangkrut dan akhirnya pindah kemari. Singkat cerita begitu”, jelas Blue. “kakak anda, Amberly Kim, kasus perusahaannya masih menjadi trending topic sampai sekarang”, kata Bang Deddy. “kalau itu saya belum tahu menahu, Bang Deddy. Kata kakak saya, ‘lo kecil-kecil kagak usah kepo’”, jawab Blue mengundang tawa.

“saya dengar, Esther kekasihnya Amberly? kenapa semuanya serba kebetulan? Kisah kalian seperti FTV”, komentar Bang Deddy membuat Esther tertawa.

“kalo anda, Esther Degilbert, kenapa bisa di Indo”, tanya Deddy pada Esther. “kalo saya, ibu saya yang bule. Ayah saya lokal. Dulu saya tinggal di New York bersama ayah dan ibu saya. Ibu saya meninggal dan ayah saya pergi”, jelas Esther.

“pergi kemana?”, tanya Deddy. Suasana studio mendadak hening. “tidak tau. Pergi saja. Jadi saya berjuang disini sendiri. Sampai saya bertemu Amberly dan keluarganya”, jawab Esther masih dengan senyum.
Kemudian mereka berbincang dan sampailah mereka di penghujung acara.

“sebelum kita menutup acara ini, biarkan saya menanyakan satu pertanyaan. Apa yang mau kalian sampaikan untuk orang yang kalian sayangi?”, tanya Bang Deddy. “kamu alasanku untuk hidup. selalu bersamaku apapun yang terjadi. I love you”, kata Esther memandang kamera lekat sambil tersenyum. “jika keadaan diluar sana mulai sulit, tidak ada salahnya untuk pulang. Walaupun hanya sekedar makan malam”, kata Blue kemudian studio riuh dengan suara tepuk tangan.

Di waktu yang bersamaan. ‘tok tok’, terdengar suara ketukan pintu. “masuk”, kata Hardi mempersilakan. “ada apa?”, tanya Hardi sambil berjalan menuju sofa diikuti oleh pengacaranya. “sebaiknya tunggu Pak Andi datang”, jawabnya kemudian tak lama Andi pun datang. Mereka sudah duduk saling berhadapan.

“perusahaan kita dituntut oleh Amber Food. Kasus korupsi 2 tahun lalu juga sudah dibuka kembali. Mungkin dalam beberapa hari ini akan ada penggeledahan di kantor”, jelas sang pengacara. Sekretaris Hardi masuk dengan nampan yang berisi tiga cangkir teh hangat.

“Apa?!”, pekik Hardi. Andi hanya diam sambil mengerutkan keningnya. “Dendi sudah ditangkap oleh mereka dan menjadi saksi yang memberatkan kita di persidangan nanti”, lanjutnya. “Dendi? Dia sudah saya kirim ke Singapura”, kata Andi cepat. “saya sudah pastikan dia sampai Singapura. Dan dia juga sudah check in di Rumah Sakit yang saya rekomendasikan”, sambung Andi tak percaya.

“mereka memanipulasi semuanya. Anda sudah dibodohi!”, kata sang pengacara menyadarkan Andi. “sial! Mana mungkin wanita bodoh itu bisa lebih cerdik dariku!”, teriak Andi kesal sambil mengepalkan tangannya. “lalu bagaimana ini?!”, pekik Hardi yang mulai khawatir dengan keberlangsungan perusahaannya.

“saya akan coba bernegosiasi dengan jaksa penuntut. Jika anda mengizinkan, saya akan suap hakim pengadilannya juga. Seperti 2 tahun lalu”, kata sang pengacara memberi saran. “lakukan semua yang perlu dilakukan! Dan kau Andi, kenapa kau begitu bodoh?! Bisa-bisanya tertipu seperti ini! Dasar sampah tidak berguna!”, teriak Hardi pada Andi.

“saya akan selamatkan perusahaan anda seperti 2 tahun lalu. Kita harus segera bertindak. Saya tidak pernah kalah dalam pertempuran”, kata Andi percaya diri. Kemudian terdengar dering telepon milik Andi. Andi memohon izin untuk mengangkatnya.
“halo!”, sapa Andi. ‘saya Abigail, sekretaris tuan Albert. Bisa sambungkan kepada tuan Hardi? Ada hal penting yang ingin disampaikan oleh tuan Albert’, jelasnya kemudian Andi memberikan ponselnya pada Hardi.

“halo!”, sapa Hardi. ‘halo, tuan Hardi!. Apa kabar? Bagaimana dengan perusahaan anda?’, tanya Albert basa-basi. “baik, tuan. Bagaimana kabar anda?”, balas Hardi dengan tawanya. ‘saya dan perusahaan saya baik. Sepertinya anda belum membaca dokumen yang saya kirimkan’, kata Albert membuat Hardi mengerenyit. “dokumen apa? Ada apa sebenarnya tuan?”, tanya Hardi kebingungan.

‘saya membatalkan perjanjian bisnis kita. Baca dokumennya kemudian tanda tangani. Saya sudah mengirimkan orang-orangku ke Indonesia untuk menyelesaikan semuanya’, jawab Albert santai. “apa?! Kenapa anda membatalkan perjanjiannya?”, tanya Hardi cepat. ‘kupikir anda tahu apa alasannya. Silakan bicarakan dengan orang-orangku. Selamat malam’, Albert memutus sambungan secara sepihak membuat Hardi naik darah dan melemparkan cangkir yang ada di hadapannya hingga pecah menjadi serpihan.

“ada apa?!”, pekik Andi kaget. “Albert membatalkan perjanjian bisnisnya! Cepat selesaikan semuanya! Semua menjadi berantakan karena kebodohanmu, Andi! Segeralah bertindak dan jangan hanya banyak bicara! Jika aku jatuh, kalian semua akan jatuh! Jika kalian ingin selamat, selamatkan aku terlebih dahulu!”, teriak Hardi dengan napas tersengal-sengal dan dadanya bergerak naik turun, menahan amarahnya.

“mereka akan segera bertindak”, kata seseorang pelan di balik pintu yang sedikit terbuka.  

-------------------------------------------------------------

Itu namanya bang Deddy bener nggak sih? Maaf ya bang kalo salah hehe :v

Yeaayy, akhirnya aku update :)) *keprokkeprok

Author mau curhat nih. Minggu depan author uda masuk kuliah lagi huhu :(( jadi kemungkinan update nya nggak sering2. Tapi tetep aku usahain paling enggak seminggu sekali update :))

Jangan sedih gitu dong {} like and comment kalian memberi ku semangad!! Kuy kuy jangan lupa yak!!
Happy reading!! :*

AMBERLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang