“baiklah. Ini kontrak kerjanya. Bisa dibaca dan dipahami. Kemudian jika semua sudah sesuai, nyonya dan Adel bisa tanda tangan dibawah ini”, kata Esther sambil menyodorkan lembaran kertas yang sudah dijilid. Kirana dan Adel meraihnya masing-masing kemudian membacanya dalam diam.
“untuk menghemat waktu, bagaimana jika kita lakukan wawancara singkat? Kami membutuhkannya untuk artikel di dalam majalahnya nanti”, kata Esther setelah beberapa menit. “baiklah”, kata Kirana kemudian meletakkan kontrak kerjanya di atas meja disusul oleh Adel.
Esther mengeluarkan ponselnya dan menjadikannya sebuah recorder. “okay, kita mulai”, kata Esther sambil memncet tombol ‘rekam’. ‘i got this, babe!’, batin Esther berteriak. “pertama-tama, silakan perkenalkan diri terlebih dahulu”, kata Esther memulai wawancaranya. “saya Kirana Wisnuanggoro dan ini putri saya, Adelia Wisnuanggoro. Saya istri dari seorang pengusaha bernama Dika Wisnuanggoro”, kata Kirana buka suara.
“nyonya bisa memperkenalkan satu persatu keluarga anda”, kata Esther setelah Kirana menyelesaikan ucapannya. “kami memiliki tiga orang anak. Anak sulung kami bernama Benny Wisnuanggoro. Benny sudah bekerja di kantor pusat sebagai Wakil Direktur. Anak kedua kami bernama Fatah Wisnuanggoro. Fatah sudah meninggalkan Indonesia sejak tiga tahun karena pekerjaannya. Suami saya menempatkannya di perusahaan cabang yang ada di Los Angeles. Dan putri bungsu saya, Adelia Wisnuanggoro”, cerita Kirana sambil menoleh ke arah Adelia sambil tersenyum.
“Adelia, kamu bisa menceritakan bagaimana kehidupanmu sejauh ini”, kata Esther beralih kepada Adelia. “nama saya Adelia Wisnuanggoro. Umur saya 24 tahun. Saya lulus kuliah dua tahun lalu. Sekarang saya sudah bekerja di perusahaan cabang ayah yang ada di Bandung sebagai General Manager”, jelas Adelia. “wah, betapa beruntungnya saya, anda ada di Jakarta ketika saya benar-benar membutuhkan anda”, sahut Esther senang. Kali ini ia mengakui bahwa dewi fortuna sedang berada di pihaknya.
“nyonya pernah mengatakan bahwa suaminya alis ayah anda, Dika Wisnuanggoro, adalah pribadi yang keras dalam mendidik anaknya. Apakah benar?”, tanya Esther.
“memang benar tapi itu semua memang untuk kebaikan kami”, jawab Adelia membenarkan pertanyaan Esther. “pasti perjalananmu untuk menjadi GM cukup panjang. Kamu bisa menceritakannya. Mulai dari hal positif bahkan negatifnya. Agar para pembaca bisa termotivasi”, komentar Esther.“sebelum menjadi GM, saya pernah bekerja di sebuah perusahaan sebagai sekretaris. Saya memulai pekerjaan ini tepat setelah saya lulus kuliah. Senior saya yang merekomendasikannya. Tidak disangka, saya langsung diterima kerja disana”, lanjut Adelia. “Senior anda saat kuliah?”, tanya Esther. “iya”, jawab Adelia cepat.
“cerita anda semakin menarik. Bisa anda ceritakan mengenai senior anda itu?”, tanya Esther dan mendapatkan respon positif dari Adelia. “kami cukup dekat sebagai senior dan junior. Saya bertemu dengan senior saya ketika saya berada di tingkat satu. Awalnya tidak terlalu dekat kemudian ternyata kami bergabung di suatu komunitas yang sama. Disitulah kami sering mengobrol dan berdiskusi tentang semua masalah yang kami rasakan masing-masing”, jelas Adelia.
“apa hubungan kalian lebih dari teman?”, Esther berniat menggoda Adelia. “tentu saja lebih dari teman. Senior saya sudah saya anggap sebagai sahabat dan juga kakak laki-laki saya. Dan jika anda tahu, saya akan menikah tahun depan”, jawab Adelia sambil mengangkat tangan kirinya dan tersenyum lebar menunjukkan cincin yang tersemat di jari manisnya.
Esther yang merasa keki pun hanya mengangguk kepalanya yang tak terasa gatal. “saya pikir kalian ada hubungan yang lebih”, komentar Esther diakhiri tawa. “boleh saya tahu nama dari senior anda itu?”, sambung Esther. “apa anda akan menuliskannya di artikel?”, tanya Adelia cepat. “jika anda mengizinkan. Tapi anda boleh mengatakannya sekarang karena kami akan menjaga rahasia klien kami”, bujuk Esther. “ah, baiklah. Senior saya bernama Hilman”, kata Adelia. ‘Hilman?’, batin Esther penuh tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBERLY
Random[TAMAT] "Semua tidak akan sesuai dengan apa yang kita inginkan, karena Tuhan memiliki kuasa untuk mengubah takdir tanpa seizin kita" - Amberly Kim - "Walau semua takdir Tuhan merubah semua rencana kita, aku percaya semua takdir itu menuntunku pada...