“kamu sudah mengerjakan tugasmu dengan baik”, kata Andi senang sambil menepuk bahu Dendi pelan. Andi kemudian memberikan koper kecil berisi uang dan passport. “saya sudah pesankan tiket pesawat. Setelah ini kamu langsung ke bandara. Keluargamu sudah menunggu”, lanjut Andi. “terimakasih tuan, terimakasih”, sahut Dendi senang kemudian bergegas keluar dari mobil dan menuju bandara.
Sesampainya di bandara, ia mencari keluarganya dan segera masuk ke dalam pesawat. Dendi yang merasa seperti diawasi kemudian menoleh dan mendapati beberapa pria memandangnya tajam. “cepat pak!”, kata Dendi terburu-buru. Dendi kemudian berlari bersama keluarganya untuk masuk ke dalam pesawat. Ia sempat melirik salah satu pria itu tertahan disana.
“tolong jangan katakan saya disini”, pinta Dendi pada salah satu pramugari yang menatapnya bingung. Dendi merutuki dirinya sendiri, kenapa ia malah masuk ke dalam pesawat dan bukannya lari. Sempat terpikir untuk lari sebelumnya, tapi Dendi ingat bahwa ia tak sendirian dan ada keluarga yang harus ia lindungi. Memang seharusnya seperti ini pikirnya.
“apa anda melihat pria ini? Dia datang bersama seorang wanita dan dua anak perempuan”, Dendi masih mencoba untuk mengatur napasnya. “tidak”, jawabnya cepat sambil menggeleng. “jika anda berbohong, saya tidak segan untuk memenjarakan anda karena sudah menjadi komplotan dari seorang kriminal”, ancam Victor.
Pramugari tadi ketakutan dan menunjuk ke arah kamar mandi. “good choice”, langkah kaki itu semakin mendekt dan kemudian berhenti.
Pintu dihadapannya terdorong keras. “bapak, aku takut”, lirih salah seorang anak perempuan Dendi. Setelah beberapa kali, akhirnya usaha Victor berhasil. Dendi hanya menghembuskan napas kasar dan pasrah, menerima apa hukumannya.
Beberapa pria tadi, menyeret Dendi dan juga istrinya, sedangkan anaknya digendong kemudian membawa mereka masuk ke dalam mobil. “terimakasih atas kerjasama kalian. Saya harap besok tidak ada berita apapun tentang kejadian hari ini”, kata Victor.
“kamu akan kemana?”, tanya Victor pada Dendi. “melakukan pengobatan untuk putriku di Singapura”, jawab Dendi pelan. “ah, Singapura ya. Di Rumah Sakit mana?”, tanya Victor lagi. “Singapore National Hospital”, jawab Dendi menunduk semakin dalam. Kedua anaknya menahan tangis dipelukan ibunya. Terlihat Victor merogoh sesuatu dari kantong jaketnya.“halo, Axel! Tolong periksa Singapore National Hospital atas nama Dendi. Pastikan Dendi sudah check in”, pinta Victor. ‘siapa Dendi?’, tanya Axel bingung. “dia hama yang harus segera dibasmi”, jawab Victor sambil melirik tajam ke arah Dendi. ‘baiklah. Akan kupastikan Dendi sudah check in. Nanti akan kukabari lagi’, balas Axel kemudian memutus sambungan teleponnya.
Setelah menelepon Axel, Victor mendial nomor seseorang lagi. “Tuan Anggara, saya butuh bantuan anda satu lagi”, kata Victor. ‘apa, Victor?’, tanya Anggara, kepala maskapai. “pastikan penumpang atas nama Dendi dan juga keluarganya akan mendarat di Singapura”, jawab Victor. ‘akan saya periksa’, kata Anggara yang membuat Victor menunggu sebentar.
‘Dendi bersama Nia, istrinya. Dan juga kedua anaknya, Lily dan Bunga. Apakah benar?’, sambung Anggara. “aku tidak tau nama anak dan istrinya. Kurasa benar”, jawab Victor. ‘baiklah. Saya akan pastikan mereka mendarat di Singapura hari ini’, kata Anggara kemudian memutus sambungan teleponnya.
“semua sudah beres. Pasti yang menyuruhmu sedang berpesta-pora sekarang. Mereka tidak tau siapa lawannya sebenarnya. mereka akan benar-benar tertipu dengan muslihat kami dan akan melimpahkan semua kesalahan padamu. Sekarang kamu yang membuat pilihan. Ingin membantu kami menjatuhkan mereka atau kamu akan menanggung kesalahan yang mereka buat sendirian”, kata Victor yang membuat Dendi kebingungan harus mengambil keputusan apa.
Dendi dan keluarganya hanya diam sampai mereka tiba di sebuah rumah.
-------------------------------------------------------------
Hallooo gaeesss!! Meet me again {}
Widiiiiiihhh penjahatnya mau ketangkep nich!! Gimanaa seru nggak? I'm waiting for your like and comment {}
Happy reading guys!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBERLY
Random[TAMAT] "Semua tidak akan sesuai dengan apa yang kita inginkan, karena Tuhan memiliki kuasa untuk mengubah takdir tanpa seizin kita" - Amberly Kim - "Walau semua takdir Tuhan merubah semua rencana kita, aku percaya semua takdir itu menuntunku pada...