“kenapa penjualan kita bisa menurun?!”, teriak Hardi, CEO Satya Food & Beverages. “semua karena pesaing kita, pak. Amber Food”, jawab Andi, salah satu penasihat perusahaan. “Amber Food? Saya tidak mau tahu. Bulan ini penjualan harus naik!”, perintah Hardi tak terbantahkan.
“dengan cara legal atau ilegal?”, tawar Andi dengan otak liciknya. “terserah! Asal semua tidak berdampak pada perusahaan saya. Kerja kalian harus bersih! Kamu boleh keluar”, kata Hardi sambil menggerakkan tangannya. “baik, pak”, jawabnya kemudian keluar ruangan.
Andi, pria paruh baya itu, mengambil ponsel yang ada di saku celananya kemudian mendial seseorang. “kudengar kamu sedang membutuhkan uang untuk operasi anak perempuanmu?”, tanyanya tanpa basa-basi melalui telepon. ‘bagaimana anda bisa tau tuan?’, terdengar suara dari seberang sana. “saya punya penawaran untukmu. Lakukan dan saya akan membiayai pengobatan anakmu”, tawar Andi dengan senyum evilnya.
“dengan pengobatan terbaik di Singapura”, sambungnya yang langsung mendapat persetujuan dari lawan bicaranya. “nanti saya kirim alamatnya. saya tunggu pukul 8 malam”, kata Andi kemudian menutup teleponnya.
Pukul 8 malam, Andi menunggu di private room salah satu restoran mewah yang ada di pusat kota. Ia menunggu sambil sesekali menyesap wine nya. “maaf pak, saya terlambat”, terdengar suara dari ambang pintu. “duduk”, perintah Andi. Pria berumur 40 tahunan itu hanya menurut dan duduk di hadapan Andi.
Kepalanya tertunduk, jari-jarinya saling meremas karena cemas. “Dendi, saya mau kamu jadi kaki tangan saya”, perkataan Andi membuat pria di hadapannya itu mendongak. Kemudian Andi menjelaskan apa yang seharusnya dikerjakan oleh Dendi. Andi yang sangat percaya diri menyusun rencananya tanpa celah. Ia yakin rencananya tidak akan gagal seperti 10 tahun lalu.Beberapa hari setelahnya, Dendi berhasil masuk ke pabrik Amber Food, menyamar sebagai buruh. Informasi yang didapat dari Andi, di dalam pabrik tidak ada satupun CCTV, hanya dipenuhi dengan para buruh dan juga penjaga. Dendi melihat dan menimbang situasi sebelum menjalani aksinya. Setelah dirasa aman, ia pun mulai bergerak.
“aduh, perut gue pake mules lagi”, kata salah seorang penjaga yang memonitor CCTV. “pada kemana lagi? Gue sendirian pula. Ntar kalo ada apa-apa gimana?”, katanya was-was sambil memegangi perutnya. “bodo ah! Yang penting gue keluarin dulu nih hajat!”, sahutnya kemudian berlari ke kamar mandi secepat kilat. Pada saat itu juga, Dendi melangsungkan aksinya. Sungguh betapa beruntungnya dia.
“sudah saya laksanakan pak”, katanya pelan melalui telepon. ‘bagus. Segera kembali kesini’, titah Andi. “setelah saya tahu situasinya, saya akan segera keluar dari sini pak”, kata Dendi kemudian memutus sambungan teleponnya setelah mendengar dari Andi. Satu jam yang lalu produk sudah mulai dipasarkan. Sangat sulit bagi Dendi untuk keluar dari Pabrik karena penjagaannya yang ketat.
Tadinya ia bisa masuk karena terlalu banyak orang yang tak terpantau dari pengawasan dan beruntungnya ia bisa lolos. Tapi saat ini masih jam kerja, jadi pengawasan bisa lebih intens.
Andi yang berpura-pura sebagai buruh disana, tak sengaja mendengar perkataan Hilman dengan lawan bicaranya. “kita mendapat keluhan dari konsumen”, kata Angel, pengawas web resmi Amber Food. “keluhan? Ini pertama kalinya kita dapat keluhan dari konsumen”, kata Hilman bingung. “itu juga yang membuat saya curiga. Saya takut jika ada penyusup di pabrik ini. Sebaiknya kita lakukan penahanan”, kata Angel.
“saya pikir juga begitu. Silakan kamu koordinasikan dengan Fifi agar manajemen perusahaan segera bersiap”, kata Hilman kemudian pergi dan Angel kembali ke tempatnya. ‘penahanan? Penahanan apa?’, batin Dendi mulai tak enak. “kita lakukan penahanan sampai 3 hari kedepan”, perintah Hilman melalui HT kecil yang ada di telinganya.
“tes”, terdengar dari pengeras suara yang membuat para buruh langsung fokus mendengarkan. “untuk semua para buruh, kami akan melakukan penahanan selama 3 hari. Kalian bisa menggunakan asrama yang sudah disediakan oleh perusahaan. Dimohon kerjasamanya. Terimakasih”, sambungnya. ‘penahanan selama 3 hari? Berarti semua buruh tidak bisa keluar dari pabrik sampai 3 hari kedepan? Ini gawat!’, batin Dendi panik.
Dendi selalu mencari celah untuk keluar tapi tetap tidak bisa. Pengawasan pabrik sedang siaga satu. “tuan, di pabrik sedang ada penahanan selama 3 hari. Bagaimana jika saya tertangkap?”, kata Dendi panik, menghubungi Andi. ‘tenang. Jika kamu gegabah, semakin besar kemungkinan kamu akan ketahuan. Ikuti saja permainan mereka selama 3 hari ini. Beraktinglah selama 3 hari ini. Mengerti?!’, kata Andi tegas. “baik, tuan”, kata Dendi pelan hanya menurut.
3 hari berlalu dan keadaan pabrik semakin kacau. Aktivitas produksi dihentikan dan semua buruh dikumpulkan. “seperti yang sudah kalian dengar. Ada kesalahan pada proses produksi kita. Siapa yang bertanggung jawab atas kesterilan kaleng-kaleng kemasan?!”, tanya Amberly berteriak menahan amarahnya. “saya, bu”, cicit salah seorang dari barisan di hadapan Amberly. ‘semoga saya tidak ketahuan’, doa Dendi dalam hati sambil menunduk.
“kamu tau semua ini terjadi karena semua kaleng-kaleng kemasan itu tidak steril?!”, Dendi mendengar bentakan yang cukup keras dan membuatnya semakin takut. “saya sudah melakukannya sesuai dengan prosedur. Tidak mungkin hal ini bisa terjadi”, bela salah satu buruh. “itu menurut kamu! Tapi kenyataannya apa! Siapa yang kamu perintah untuk mensterilkan kaleng-kaleng itu?!”, tanya Amberly masih dengan nada tinggi.
“apa yang kalian lakukan?! Kenapa kalian semua tidak becus hah?!”, teriak Amberly pada beberapa orang di hadapannya. “setelah masalah ini selesai, silakan kalian semua mengundurkan diri! Setidaknya kalian berhenti dengan terhormat. Daripada kalian saya pecat secara tidak terhormat dan tanpa pesangon!”, teriak Amberly menggebu-gebu kemudian pergi meninggalkan semua pekerjanya yang menunduk takut dan merasa kecewa.
‘Tuhan, tolong selamatkan saya dan keluarga saya’, ucap Dendi menangis di dalam hati.
-------------------------------------------------------------
Yeaayy akhirnya kita uda mulai nemu akar permasalahannyaa niiihh
Abis itu klimaks, abis itu end huhu :((
Makasih buat readers yg uda baca sampe sejauh ini. Makasih juga buat apresiasinya dan komenan kalian yang selalu menyemangatiku *usapingus
Yg di atas itu visualnya Satya Food & Beverages yak :))
Go to the next part!! Happy reading!!
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBERLY
Random[TAMAT] "Semua tidak akan sesuai dengan apa yang kita inginkan, karena Tuhan memiliki kuasa untuk mengubah takdir tanpa seizin kita" - Amberly Kim - "Walau semua takdir Tuhan merubah semua rencana kita, aku percaya semua takdir itu menuntunku pada...