1 tahun kemudian.
“gimana project kita buat bulan ini? Ada kendala?”, tanya Esther membuka rapat. “lancar, mas. Pemotretan uda selesai dan yang lainnya juga uda”, jawab salah satu staff nya.
“desain cover juga uda, mas. Semua uda siap cetak”, sahut yang lainnya. “oke kalo gitu. saya mau lihat dulu sebelum di cetak. Kirimin semuanya ke email saya”, kata Esther sambil mengetikkan sesuatu di laptopnya.
“gimana tim kreatif, buat project minggu depan?”, tanya Esther lagi setelah diam beberapa saat. “kita masih menghubungi pihak Mijah, mas”, jawab ketua tim kreatif. “jelasin profil nya Mijah, Den”, kata Esther cepat kepada Deno.
“Mijah itu youtuber yang lagi naik daun sekarang. Subscribernya uda hampir dua juta”, jelas Deno. “kontennya Mijah juga bagus, mas. Selain di bidang musik, Mijah juga punya beberapa usaha yang bisa dikatakan uda sukses”, sambung yang lainnya. “oke, saya acc ide kalian”, kata Esther menyetujui hasil kerja staffnya.
Tiba-tiba, terdengar suara dering telepon milik Esther. “sebentar, saya angkat telepon dulu”, kata Esther kemudian keluar ruangan. “halo, mom!”, sapa Blue setelah mendengar suara dari seberang sana. ‘Esther! Esther! Cepet kamu ke Rumah Sakit sekarang!’, teriak Tiara panik.
“mom, tenang dulu. Ada apa? Kenapa aku harus ke rumah sakit? Siapa yang sakit?”, tanya Esther sambil mencoba menenangkan Tiara. ‘nggak ada yang sakit, Esther. Tapi itu, siapa namanya? Amberly! Amberly mau melahirkan!’, jawab Tiara tergesa.
“Em mau melahirkan?!”, pekik Esther ikut panik. “sekarang mommy dimana?”, sambung Esther. ‘ini lagi di mobil. On the way ke rumah sakit. Buruan ya, Esther! Nanti mommy kirimin alamatnya’, jawab Tiara cepat dan terdengar suara teriakan.‘mommy! Ini kayaknya bayinya mau keluar!’, teriak Amberly yang bisa didengar oleh Esther.
‘daddy! Cepetan dong!’, teriak Tiara ikut panik. ‘yauda. Mommy tutup teleponnya. Kamu cepetan berangkat sekarang’, kata Tiara setelah ingat teleponnya masih tersambung. “okay, mom. Aku akan kesana sekarang”, balas Esther cepat kemudian masuk kembali ke dalam ruang rapat dengan sedikit berlari.
“maaf, saya tutup rapat hari ini. Segera laporkan semua nya pada saya. Saya harus ke rumah sakit sekarang karena istri saya akan melahirkan”, kata Esther membuat semua peserta rapat terkejut sekaligus senang. “selamat, mas. Salam juga buat istrinya”, kata Deno sambil tersenyum lebar.
“terimakasih”, kata Esther kemudian segera pergi. “woaahhh! Anaknya mas Esther sama istrinya jadinya kayak gimana ya? Bapaknya cakep, ibunya cantik”, kata salah satu dari mereka yang membuat lainnya tertawa kecil.
Esther langsung menuju tempat parkir dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia terus menginjak pedal gasnya. Tak butuh waktu lama, ia pun sampai di Rumah Sakit.
Setelah menanyakan dimana ruang bersalin kepada resepsionis, Esther pun langsung berlari mencarinya. Ia mendapati Tiara dan Daniel sedang menunggu di luar ruang bersalin. “mom, dad”, panggil Esther yang membuat keduanya menoleh.
“maaf, apakah suami bu Amberly sudah datang?”, tanya seorang suster yang baru saja keluar dari ruangan. “saya suaminya, sus”, sahut Esther sambil mengangkat tangan kanannya. “silakan masuk, pak”, katanya kemudian menuntun Esther untuk masuk ke dalam.
“mom, dad, doain Em supaya semuanya lancar”, pinta Esther tulus sebelum masuk. “tentu saja”, jawab Daniel sambil menepuk bahu Esther pelan dan tersenyum kecil, begitu juga dengan Tiara.
“Esther!”, panggil Amberly sambil menahan rasa sakitnya. “i’m here, babe”, kata Esther sambil menghampiri Amberly dan segera menggenggam tangannya. Esther merasakan tangan Amberly sudah berkeringat dan sangat dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBERLY
Random[TAMAT] "Semua tidak akan sesuai dengan apa yang kita inginkan, karena Tuhan memiliki kuasa untuk mengubah takdir tanpa seizin kita" - Amberly Kim - "Walau semua takdir Tuhan merubah semua rencana kita, aku percaya semua takdir itu menuntunku pada...