Victor, bawahan Hilman, ia sedang mengikuti buruh pabrik yang dianggap aneh oleh Hilman waktu itu. Ia memantau bersama dengan beberapa orang lainnya. Victor dengan kacamata hitamnya, melihat pria itu masuk ke dalam sebuah mobil sedan hitam. “ambil fotonya dengan jelas!”, titahnya melalui HT kecil yang terpasang di telinganya.
Tak lama, pria itu keluar dengan membawa sebuah koper kecil dan segera pergi. “ikuti mobil itu”, titahnya lagi. Sedangkan Victor mengikuti pria itu yang sekarang sedang menggunakan sebuah taksi.
Ternyata pria itu menuju Bandara. Terlihat seorang perempuan dan dua orang anak perempuan menunggunya. Setelah melihat pria itu, mereka pun segera bergegas untuk pergi.
Victor mempercepat langkah kakinya menghampiri sebuah keluarga tersebut. Mata pria itu tak sengaja menangkap sosok Victor yang menatapnya tajam dan penuh dengan gelagat aneh. “cepat pak!”, katanya panik sambil memberikan tiket pesawatnya dan segera masuk ke dalam pesawat.
Ketika Victor hendak masuk ke dalam pesawat, tangannya ditahan oleh penjaga. “silakan tiketnya”, katanya mencoba ramah dan Victor hanya memasang wajah datar. “lepas atau saya bisa menyuruh Tuan Anggara memecatmu sekarang juga!”, katanya pelan tapi tegas yang membuat pria dua puluhan itu melepaskan cengkeraman tangannya. Victor dan beberapa orang yang mengikutinya dari belakang, memeriksa seluruh penjuru pesawat.
Meneliti dan menilik setiap inci wajah semua penumpang. Mereka pun tak menemukannya. “apa anda melihat pria ini? Dia datang bersama seorang wanita dan dua anak perempuan”, tanya Victor pada salah seorang pramugari. “tidak”, jawabnya cepat sambil menggeleng.
“jika anda berbohong, saya tidak segan untuk memenjarakan anda karena sudah menjadi komplotan dari seorang kriminal”, ancam Victor. Pramugari tadi ketakutan dan menunjuk ke arah kamar mandi. “good choice”, kata Victor pelan kemudian berjalan mengikuti arah telunjuk pramugari tersebut.
Victor hendak membukanya tapi tidak bisa, terkunci dari dalam. Semua mata penumpang yang melihat kejadian itu hanya diam dan tak berani ikut campur. Tubuh Victor yang kekar mencoba mendobrak pintunya beberapa kali. “bapak, aku takut”, lirih salah seorang anak perempuannya. Dan akhirnya usaha Victor berhasil.
Victor memandang empat orang yang ada di hadapannya. Pria itu hanya menghembuskan napas panjang dan pasrah dengan apa yang mungkin akan menimpanya setelah ini. Victor memberi tanda pada temannya untuk membawa mereka. “terimakasih atas kerjasama kalian. Saya harap besok tidak ada berita apapun tentang kejadian hari ini”, kata Victor menggema di seluruh isi pesawat. Membuat semua merinding jika mendengarnya.
“Tuan Anggara, saya harap anda bisa mengatasi semua kejadian hari ini yang terjadi di maskapai anda”, kata Victor tegas melalui telepon. ‘anda bisa mempercayai saya’, jawab Anggara kemudian memutus sambungan teleponnya. Dering telepon terdengar ketika Amberly sedang istirahat sebentar menyesap kopi panasnya.
“halo!”, sapa Amberly dengan masih membawa cangkir kopinya. ‘saya sudah menemukan pelakunya. Tapi menurut laporan Victor, dia hanya kaki tangan’, jelas Hilman to the point. “tenang saja. Jika kita menemukan kaki dan tangannya, kita bisa mendeteksi kepalanya”, balas Amberly tersenyum puas.
‘baik, bu. Saya akan segera selesaikan dia’, kata Hilman dan Amberly memutus sambungan teleponnya. “this is a simple problem. Piece of cake!”, teriak Amberly senang kemudian membuang tubuhnya ke atas sofa.
-------------------------------------------------------------
Aku masih bingung nih readers, mau aku buat bertele-tele apa langsung aja gitu ke inti permasalahannya. Huhu beri aku inspirasi wahai kawan-kawaaann
Garap Amberly mentok malah dapet ide buat lanjutan cerita nya Blue. Kalian tidak melupakan siapa itu Blue kan? *janganumpataku
Gimana ceritanya sejauh ini? Masih good good aja kan? Ditunggu like and comment nyaa. Bisa juga tuh di follow wkwk
Yg belom tau maksudnya. Piece of cake dalam english itu artinya 'gampang banget'. Easy easy gituu :))
Happy reading! {}
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBERLY
Random[TAMAT] "Semua tidak akan sesuai dengan apa yang kita inginkan, karena Tuhan memiliki kuasa untuk mengubah takdir tanpa seizin kita" - Amberly Kim - "Walau semua takdir Tuhan merubah semua rencana kita, aku percaya semua takdir itu menuntunku pada...