Flashback

2K 77 1
                                    

“aku uda ajuin tuntutan perusahaanmu. Mungkin akan butuh waktu beberapa hari untuk memprosesnya”, jelas Jeffry. ‘oke. Thanks ya’, balas Amberly melalui telepon genggamnya. “ah iya, aku juga butuh bantuanmu”, kata Jeffry mengingat sesuatu. ‘bantuan apa?’, tanya Amberly.

“bantu aku cari bukti kasus korupsi perusahaan itu. seperti yang kamu tahu, 2 tahun lalu mereka gagal dipenjarakan”, jawab Jeffry sambil duduk di singgasananya dan melonggarkan dasi yang mengikat di lehernya.

‘nanti aku urus’, balas Amberly santai. “mungkin besok aku dan timku akan ke kantormu untuk membahas beberapa hal. Masih banyak yang harus kita cari dan buktikan”, kata Jeffry. ‘yeah, i know’, balas Amberly cepat kemudian Jeffry memutuskan sambungan teleponnya.

Setelah menerima telepon dari Jeffry, Amberly segera mendial nomor Hilman. “Hilman, cepat ke kantor sekarang bersama Victor. Ada yang harus saya bicarakan”, kata Amberly setelah teleponnya tersambung. ‘baik, bu’, jawab Hilman cepat kemudian Amberly memutus sambungan teleponnya. Tak butuh waktu lama, akhirnya Hilman dan Victor sampai di ruangan Amberly.

“permisi, bu. Ada apa ibu memanggil kami kemari?”, tanya Hilman sopan setelah dipersilakan masuk. “duduk”, kata Amberly sambil berjalan menuju sofa dan diikuti oleh keduanya. “tuntutan kita sudah diajukan. Jeffry meminta bantuan saya untuk membantu mereka mengungkap kasus korupsi yang dilakukan Satya Food & Baverages 2 tahun lalu”, jelas Amberly. Hilman dan Victor diam mendengarkannya dengan seksama. “kita butuh bukti yang kuat untuk menyeret mereka ke penjara”, lanjut Amberly.

“biasanya mereka menyimpan catatan aset yang mereka miliki. Semua aset, termasuk yang tidak dilaporkan”, Victor membuka suara. “bagaimana kita bisa mendapatkannya?”, tanya Amberly. “bagaimana jika seperti ini. Kita utus mata-mata kesana, mencari dimana mereka meletakkannya dan mengambilnya”, kata Victor.

“tidak semudah itu. bukti yang didapat dengan cara ilegal, tidak bisa menjadi alat bukti di persidangan”, kata Hilman cepat. Mereka bertiga terdiam sejenak untuk berpikir.

“bagaimana jika kita melibatkan tim penyidik? Dulu saya adalah anggota tim penyidik. Saya memiliki channel disana”, kata Victor membuat senyum Amberly mengembang. “katakan saja jika kita bekerjasama dengan tim penyidik. Lalu siapa yang kita utus untuk memata-matai mereka?”, tanya Amberly.

“bagaimana cara terbaik untuk memasukkannya kesana tanpa menimbulkan kecurigaan?”, sambung Amberly. “Hardi pernah terlibat perselingkuhan dengan sekretarisnya”, timpal Hilman yang membuat Amberly menoleh ke arahnya dan tersenyum penuh arti.

“harta, tahta, wanita. Pepatah ini benar-benar luar biasa. Apa anggota tim penyidik ada yang wanita?”, tanya Amberly pada Victor dengan senyum khas nya. “ada. Namanya Binta. Dia adalah anggota penyidik wanita terbaik selama training dan tentu saja sampai sekarang”, jawab Victor cepat.

“bagus. Jadi begini skenarionya. Biarkan Binta menjadi sekretaris Hardi untuk sementara waktu. Utus dia untuk menjadi mata-mata”, kata Amberly.

“tapi ada masalah lain. Bagaimana bisa Binta diangkat menjadi sekretaris?”, tanya Victor setelah menyadari adanya kejanggalan. “sekretarisnya adalah adikku. Akan kuminta dia keluar dan menyodorkan Binta sebagai gantinya”, jawab Hilman santai dan Victor hanya mengangguk.

“Hilman, kamu urus identitas dan riwayat pendidikan palsu yang akan Binta gunakan. Victor, kamu koordinasikan dengan tim penyidik. Cepet selesaikan dalam waktu 3 hari”, perintah Amberly. “baik, bu”, jawab Victor dan Hilman serentak.

Keesokan paginya, Victor bergerak menuju tempat dinas nya dulu. Ia melajukan mobilnya kencang. Sebelumnya ia sudah menelepon pihak kepolisian untuk mengkoordinasikan hal ini. “Victor! Lama tidak bertemu!”, kata Joko, salah satu temannya.

AMBERLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang