Waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore. Amberly kembali teringat dengan pesan dari seorang wanita yang mengaku sebagai kekasih Esther. Kemudian ia mendial nomor Esther. “jemput gue dong”, kata Amberly. ‘lo nggak bawa mobil emangnya?’, tanya Esther bingung sambil memberikan kamera kepada asistennya.
“gue mau ketemu sama seseorang dan lo harus temenin gue”, jelas Amberly sambil membereskan meja kerjanya. ‘oke. Tunggu gue 15 menit’, jawab Esther kemudian memutus sambungan teleponnya dan bergegas.
Setelah merapikan meja kerjanya, Amberly berjalan menuju lobby kantornya. Ia memainkan ponselnya sesekali sambil menunggu kedatangan Esther. “ibu tidak pulang?”, tanya Fifi setelah melihat atasannya itu duduk sambil memainkan ponselnya di kursi yang ada di lobby.
“oh, saya sedang menunggu seseorang”, jawab Amberly sambil mendongak. “baik, bu. Kalau begitu saya pulang duluan. Permisi bu”, kata Fifi sopan sambil tersenyum. “hati-hati”, setelah mendengar balasan Amberly, Fifi pun berjalan keluar.
Tak lama Esther pun datang dan membunyikan klakson mobilnya.
“lo mau ketemu siapa? Dan dimana?”, tanya Esther dibalik kemudi setelah melihat Amberly masuk dan duduk di sampingnya. “ke Rose cafe dong. Ada lah pokoknya”, jawab Amberly kemudian Esther menginjak pedal gas mobilnya.“ngapain lo ke Rose cafe?”, tanya Esther penasaran. “emangnya nggak boleh kalo kita ketemuannya di Rose cafe?”, balas Amberly dengan pertanyaan dan menatap Esther curiga. “ya bukannya gitu”, elak Esther dan kemudian hening. Mereka diam tak ada yang membuka suara dan sampailah mereka.
“orangnya yang mana lagi?”, kata Amberly pelan sambil celingukan. “cariin siapa sih lo?”, tanya Esther merasa aneh melihat tingkah Amberly. “maaf, apakah nona yang bernama Amberly?”, tanya seorang manajer cafe. “iya, mas. Ada apa ya?”, tanya Amberly. “anda sudah ditunggu. Mari saya antar”, katanya kemudian berjalan mendahului Amberly dan Esther.
“lo mau ketemu siapa sih? Kok kayaknya misterius gitu”, bisik Esther di samping Amberly yang sedang berjalan mengikuti manajer cafe itu. “ikut aja. nggak usah banyak tanya deh”, jawab Amberly cepat.
“silakan nona”, kata sang manajer sambil membukakan sebuah pintu untuk mereka.Manajer itu membawa mereka ke ruang VIP atau Private Room. Rose cafe memang menyediakan ruangan seperti itu untuk orang-orang yang memiliki pertemuan penting atau rapat. “makasih mas”, kata Amberly sopan kemudian masuk dan diikuti Esther. Manajer itu menutup pintunya dan pergi, memberikan privasi untuk mereka.
‘Angela ngapain disini?’, batin Esther bingung setelah melihat sosok wanita yang ia kenal. “anda yang menghubungi saya?”, tanya Amberly sopan di hadapan wanita yang sedang bersedekap tangan. “duduk”, titahnya dan Amberly hanya menurut. Amberly duduk di hadapan wanita itu dan Esther duduk diantara keduanya.“Angel, lo ngapain disini?”, tanya Esther setelah duduk. “lo kenal?”, tanya Amberly bingung sambil melirik wanita di hadapannya, Angel. “jelas kenal lah! Gue pacarnya dia!”, sahut Angel menatap Amberly kesal.
“seriously?!”, pekik Amberly terkejut sambil menatap Esther dan Angel bergantian. “Esther, tolong jelasin siapa gue dan tolong jelasin masalah artikel tadi pagi!”, perintah Angel menahan amarahnya. “jadi Angel emang pacar gue”, akhirnya Esther buka suara.“what?!”, teriak Amberly kaget. “kenapa lo terima tawaran Blue disaat lo punya pacar?!”, tanya Amberly meninggi. “oke, gue jelasin”, kata Esther mencoba menenangkan.
“gila ya lo! Gara-gara keputusan bodoh lo, gue di cap jadi pelakor! Emang lagi jaman sih pelakor pelakor an, cuman bukan berarti gue mau jadi pelakor juga!”, cerca Amberly kesal sambil menatap Esther tajam."maaf ya mbak. Saya sama Esther pacarannya cuman pura-pura aja kok. Jadi, saya nggak mau terlibat dengan hubungan kalian. Silakan kalian selesaikan sendiri”, kata Amberly melunak sambil menatap Angel penuh keyakinan. “gue tunggu di mobil”, kata Amberly dingin pada Esther kemudian meninggalkan mereka berdua.
Perasaan Amberly sangat tidak enak dan merasa bersalah pada kekasih Esther. Ia merutuki dirinya sendiri kenapa tidak menyelidiki latar belakang Esther terlebih dahulu. Amberly juga seorang wanita yang tentu saja tak mau membagi kekasihnya, walaupun hanya pura-pura.
Amberly menghembuskan napas panjang dan mendial nomor Blue. ‘ada apaan? Tumben telpon gue malem-malem’, sapa Blue santai. “kenapa lo nggak bilang kalo Esther punya pacar?!”, teriak Amberly kesal yang memaksa Blue menjauhkan ponsel dari telinganya.
‘lo nggak nanya’, jawabnya santai. “emang gue nggak bisa bener-bener percaya sama lo”, kata Amberly menggelengkan kepalanya. ‘emang kenapa? Lo ketemu sama pacarnya kak Esther?’, tanya Blue ingin tahu."iya! Sekarang gue harus gimana? Gara-gara lo gue di cap pelakor! Esther uda ketemu mom sama dad pula! Aarrgghh!”, jawabnya panjang lebar sambil mengusap wajahnya kasar. “santai lah kak. Lo sama kak Esther kan juga pura-pura. Kalian juga bakalan putus nantinya kan. Kenapa lo jadi ribet gini sih?’, selidik Blue.
“helloooowww! Lo nggak ngerti perasaan cewek apa gimana sih? Gue juga nggak mau kali kalo pacar gue punya pacar lain. Walaupun cuman pura-pura. Nyesel gue minta bantuan lo! Bhay!”, teriak Amberly kemudian memutus sambungan teleponnya secara sepihak.
“oh my god! Gimana kalo pacarnya Esther nemuin media terus bilang yang macem-macem? Bilang kalo gue orang ketiga dari hubungan mereka. God! Ancur reputasi gueee!”, teriak Amberly menyalurkan emosinya sambil memukul dasbor mobil dengan kedua tangannya.
-------------------------------------------------------------
Hellooooo meet me again guys!Gimana sejauh ini cerita aku?
Like and comment yak, aku tunggu ;))Ah, dan foto yang diatas itu visualnya angel yaaa
Happy reading smwaa!!
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBERLY
Random[TAMAT] "Semua tidak akan sesuai dengan apa yang kita inginkan, karena Tuhan memiliki kuasa untuk mengubah takdir tanpa seizin kita" - Amberly Kim - "Walau semua takdir Tuhan merubah semua rencana kita, aku percaya semua takdir itu menuntunku pada...