002 : Comfort zone.

15.7K 2K 532
                                    


    


.

.

.






" a mid case, 

a main cast, 

at mind of the taste.




  ~❀✿❀~  


Jam makan siang YaGook berada di pukul satu, Taehyung melangkah enggan melewati siswa di koridor; anak-anak yang otomatis membelah formasi, memberi jalur kepadanya yang hanya berjalan lurus diekori Soonyoung yang terus berceloteh soal moral dan moral.

Dia merindukan Jimin, sumpah, berpisah dari Si cebol itu hanya menjadikan Strigoi ini semakin gencar menceramahinya. Lebih bagus Jimin di sini dan memonopoli atensinya untuk mendengar curhatan tentang Min Yoongi —atau siapalah itu Sang Vampire Eropa berdarah murni— yang ia sebut-sebut bloodsuckers-nya. 

Yah, persetan. Berpikir jauh-jauh semisal Jimin mempunyai darah.

Mereka sampai di Triclinio; ruang makan seluas dua kali lapangan tenis, langit-langit tinggi berornamen EuroLat, jendela-jendela besar menjuntai ke atas menghalangi sinar mentari sebab stained glass yang tergambar acak, meja-mejanya panjang berjajar lurus dengan kursi berhadapan.

Bahkan di siang hari, suasana Akademi tetaplah temaram.

"Taehyung. Dengar. Kau tidak akan bisa seperti Herakles jika masih berpikir kekanakan begini, mestinya kau banyak-banyak bertingkah baik pada putra Ilsung, dia sangat menguntungkan buatmu. Kau tau perdamaian ini bukan hanya penting bagi seluruh khalayak 'kan?" Soonyoung masih berceloteh panjang. Mengambil satu dari tumpukan nampan di barisan awal konter, "Kau dikejar-kejar putra Artemis, memusuhi putra Dionisos, nyaris membantai putra Apollo, mendeklarasikan perang dingin putra Hefaistos, bahkan puta Poseidon tidak mau menemuimu. Selain Namjoon, kau tidak benar-benar mempunyai teman sesama manusia-dewa," Soonyoung mendengus prihatin namun emosinya bercampur angkara, "Kau kuat Taehyung, semua orang tau, mereka tidak ada apa-apanya jika disandingi olehmu—tapi di atas langit masih ada langit. Tolong ingat, jika mereka semua memiliki niat bergabung. Maka kau musnah."

Taehyung menarik napas mendengarnya. Oke. Cukup mengherankan memang, tapi sesungguhnya ia bukan tipikal anak yang cepat tersulut emosi.

Dia darah Hades, raja dunia bawah; raja orang-orang mati. Akan tetapi dirinya terlatih tenang seperti kebanyakan Demigod. Mengendalikan tempramen, mengutamakan logika. 

Maka kejadian pagi tadi anggap saja kekeliruan.

"Dengar, Man," Taehyung menanggapi sambil menerima potongan daging, "Kau paham betul bagaimana cara kerja 'antar Demigod ber-DNA Dewa Olimpus'," ia berjalan menerima sekop demi sekop jatah makan siang, "Kekuasaan itu penting, delegasi utama adalah gengsi dan keagungan. Tidak terpungkiri meski kami telah jadi bangsa terkuat—menduduki takhta teratas tetap menjadi rebutan bahkan dalam satu organisasi," ia melangkah ke konter lain, "Percaya saja, Kwon. Tidak ada kekeluargaan dalam garis besar bangsa kami. Mereka semua terlalu bodoh dan berharga diri tinggi, menganggap martabat individual lebih segala-galanya ketimbang fraksi." 

YaGook AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang