008 : Euphoria injustice.

12K 1.6K 373
                                    



.

.

.






" after morning, after night.

— like a scream after killing  

still in my mind the after dusk.



    ~❀✿❀~     


Senyap.

Begitu memekakan dalam belenggu.

Sepi mendesir menggemakan darah-darah yang mengalir.

Jungkook membuka kelopak mata perlahan, terang bulan menyapa indra pengelihatannya tak lama.

Ia menarik napas beberapa saat, menghirup udara bersih separuh dingin. Ketika kesadarannya utuh, Jungkook nyaris terbelalak, rasionalnya menemukan fakta tentang rimbun pepohonan, siulan burung-burung, dan bagaimana rerumputan kasar di bawah tubuhnya. Ia mendelik ke segala arah, menemukan danau luas tak jauh dari tempatnya berada.

Perlahan mendudukan diri sampai ketika ia terdiam. Memahami bagaimana kumpulan gagak itu memperhatikannya terlalu intens, selayak bangakai berharga atau menu santap tak lama lagi.

"Sudah bangun?"

Jungkook tersentak. Seketika menoleh ke mana sumber suara itu berasal, tidak ada orang lain di sana, justru menemukan bayangan hitam yang bersembunyi di bawah pohon besar.

Dalam diam, Jungkook bersiaga. Melakukan alterasi berfokus pada satu titik—untuk cakar yang tumbuh di tangan kanan, "Siapa kau?" desisnya mengancam.

Sejenak, sosok atas bayangan hitam itu berlutut. Mengambil sesuatu di bawah kakinya sebelum beranjak dari tempat, dengan langkah yang menyeret dan tegas mendekati Jungkook bersama ritme teratur.

Sejenak Jungkook berkedip.

Ia tidak gentar sama sekali. Akan tetapi akal logisnya tengah bertanya-tanya.

Apa yang terjadi?

Mengapa ia ada di sini?

Beberapa waktu lalu, ia baru keluar toilet. Membuka jendela buat menerangi gulita dalam Chambernya dan melompat ke ranjang, mengacuhkan bagaimana Kim Taehyung telah terlelap di sebelah.

Lantas ... mengapa ia ada di sini?

Tunggu—akankah ini salah satu mimpi masa depannya lagi?

Mungkinkah ia tengah berada dalam subconscious?

"Kau sadar seutuhnya, puppy," bahkan tanpa Jungkook sadari. Sosok itu telah berdiri di hadapannya, menggenggam sebuah belati perak dengan jubah YaGook musim dingin membalut tubuhnya.

Jungkook mengernyit separuh heran, memahami Si putra Hades di hadapannya, "Wah, baby boy," celanya sarkasme. Menarik sudut bibir mencemooh, "Kau menculikku?"

Taehyung menggeleng.

"Lalu bagaimana bisa kita di sini?"

"Aku membawamu."

YaGook AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang