[ love triangle!, mitologi!AU, fantasy!AU ]
Maka banyak sekali kaum yang menghela napas saat sepuluh aristokrat dibuat. Sebab faktanya adalah; mereka menghalangi pertumpahan darah dari bangsa Demigod yang menggunakan akal dan kaum Werewolf yang mend...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~❀✿❀~
Ada masa ketika ketakutan itu bermula.
Taehyung tidak pernah menjadi lemah pada satu hal, akan tetapi untuk beberapa tahun kebelakang adalah waktu tersulit baginya.
Hades begitu marah untuk usulan Zeus, nyaris memulai bagaimana perang dunia kembali tercipta setelah ribuan tahun. Ada yang tidak ia sukai soal pelepasan Demigod mengendalikan kaum Werewolf; Taehyung tidak tau, ia tidak mengerti mengapa raja orang-orang mati tak menyukai bagaimana kaum setengah dewa memusnahkan mimpi buruk setiap umat dari para separuh serigala di tiap malam.
Akan tetapi Taehyung mulai memahami; detik manakala Wen Junhui membawa puluhan busur dan alat panahnya. Menghadangnya di kejauhan temaram dan menerbangkan satu racun pada batang tipis tepat ke kepalanya.
Saat itu, Taehyung menjadi benar-benar mengerti, pada kenyataan bahwa kendali para Demigod atas kedudukan Werewolf hanya menjadikan kaum ini semakin cerdas dan berjaya. Kemudian, perebutan tahta dia antara mereka akan bertambah kelit.
Taehyung tau Hades adalah makhluk terlicik di semesta.
—akan tetapi ia begitu paham ...
... bahwa sebiadab apapun ayahnya memperlakukan orang lain, Hades tidak akan mengorbankan darah-darahnya dalam kesulitan berarti.
●●●
"... ada satu menara tertinggi di bumi yang pernah dibangun pada zaman Babilonia. Mereka menyebutnya Migdal Bavel atau Menara Babel, dalam bahasa Arabic disebut Burj Babil."
Jungkook memangku dagu, sebelah tangan sibuk mencatat rangkuman di kepala dari tiap-tiap penjelasan Madam Jackline sambil menahan emosi dari tingkah Taehyung di bangku samping.
Ketika anak-anak lain menjadi luar biasa fokus pada bahan ajaran, Sang putra Hades justru menelungkupkan kepala, tanpa peduli melelapkan diri meski kursi mereka berada di baris paling depan. Menghadap langsung pancaran proyeksi layar Si pengajar.
