Author Pov.
Sementara itu setelah kepergian Alfin dari Indonesia membuat hari-hari intan berubah derastis begitu saja,Intan yang terbiasa selalu di manjakan oleh sikap hangat dari alfin kini harus membiasakan diri untuk tidak merasakan perlakuan itu lagi.
Intan menarik nafas dalam-dalam dan mengehmbuskannya secara perlahan, dia menatap langit-langit atap kamarnya dia sengaja membaringkan tubuhnya karena Intan merasa Lelah setelah seharian penuh dia habiskan bersama Alfin.
"Fin,kau sedang apa? Kau sudah sampai atau belum? Fin rasanya hatiku sesak mengingat tentang kita".lirih Intan
Dan sesekali intan memejamkan matanya untuk menetralisir rasa sesak yang menerpa hatinya.
Dengan hitungan detik air mata intan luruh begitu saja, tanpa terasa seketika suara tangis intan pecah, siapapun yang mendengarnya akan merasakan miris mendengar rintihan Tangis intan di malam ini.
Intan memukuli dadanya yang terasa sesak,kini intan mengambil posisi duduk dan masih dengan Rintih tangisnya.
Tok..tok..tok..
"Sayang kamu ada di dalam?" ucap Mamah intan.
Intan hanya diam dan masih tetap menangis, kini intan mengambil foto yang dia letakkan diatas meja belajarnya, ya itu adalah foto kebersamaannya bersama Alfin.
"Intan mamah masuk ya" ucap mamah intan sekali lagi.
Dan intan hanya diam sambil memeluk foto kebersamaannya dengan Alfin.
"Intan...".
Inta hanya diam yang ada malah air mata intan semakin luruh membasahi wajahnya.
Dan tanpa berfikir panjang Mamah intan dengan sigap langsung membawa intan ke dalam pelukannya agar dapat melampiaskan rasa sesak di dadanya.
"Sst... Intan ga boleh kaya gini, Alfin disana tujuannya baik ko,dia mau bahagiain Mamah dan papahnya intan juga disini harus bisa bahagiain mamah sama papah juga ya". Ucap mamah intan sambil membelai halus rambut intan.
Intan masih tetap menangis di dalam pelukan mamahnya seketika tangis intan semakin menjadi-jadi.
Mamah intan membiarkan intan menangis sepuasnya,lalu kemudian akhirnya intan mengakkan tubuhnya dan memilih bertatapan langsung dengan sang mamah.
"Mah.." lirih intan
"Iya sayang"
"Mah,kenapa disini rasanya sesak mah". Ucap intan sambil menunjuk bagian dadanya.
Mamah intan kini merengkuh wajah anak Gadisnya dan sesekali menyeka air mata yang masih terjun bebas dari mata intan.
"Karena kamu merasa kehilangan sesuatu yang amat berarti untuk hidupmu sayang".
"Tapi mah, apa Alfin pergi dan kembali lagi sesuai dengan janjinya?" tanya intan
"Mungkin seperti itu, mamah percaya Alfin seseorang yang bertanggung jawab dia akan kembali dengan semua janji-janjinya". Ucap mamah intan menguatkan.
Entah mengapa Mamah intan mengucapkan kata kata tersebut namun seperti tidak sesuai dengan fakta nantinya. Apakah akan ada badai yang menerpa hubungan Anak gadisnya.
'Ya Tuhan ujian apa yang akan kau berikan pada putriku,' batin mamah intan.
"Mah.." lirih intan yang berhasil mebuyarkan lamunan mamahnya.
"Iya sayang".
"Mamah ngelamunin apa?"
"Engga, kita makan sama sama yu, papah udah nungguin di bawah". Ucap mamah intan seraya mengalihkan topik pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa ku pergi [completed] ✔
Lãng mạnJika keberadaanku hanya sebagai pemanis dalam hidupmu Maaf aku tidak bisa. Karena aku tidak ingin seperti sebuah rasa yang awalnya di minati banyak orang. Namun tetap pada akhirnya di buang setelah sudah tidak di butuhkan. *Fiaanggraeni