34

565 32 6
                                    

Author Pov.

Tatapan alfin dan tatapan Allicia kini bertemu, tampak allicia terkejut saat mendapati alfin yang tengah berdiri sendirian tidak jauh darinya yang sedang bergelayut manja dengan seorang laki-laki lain.

Alfin kini berdiri sendiri, gege memilih pergi untuk memasuki kelasnya terlebih dahulu.

Allicia tampak panik saat mendapati tatapan mata alfin yang begitu menatapnya dengan sinis, namun dia bersikap se santai mungkin agar kepanikannya tidak di ketahui oleh Alfin.

Allicia tampak berbicara terlebih dahulu pada seorang laki-laki yang sedang bersamanya sebelum laki-laki itu berlalu dari hadapan Allicia.

Kini Allicia berjalan mendekati alfin,semakin dekat,dan semakin dekat, dan kemudian kini Allicia telah sejajar dengan alfin, tangan allicia langsung menggenggam erat tangan alfin.

Alfin masih saja tetap diam, dia tidak menghiraukan allicia yang sedang bermanja di lengannya, sebenernya bisa saja alfin melenyepakannya saat ini juga, tapi mengingat ini masih dalam lingkungan sekolah, jadi dia lebih baik menggunakan tak-tik nya terlebih dahulu.

"Tadi itu siapa?" tanya alfin.

Allicia tampak berfikir keras untuk mencari alasan yang tepat.

"Emm...dia...dia.. Temanku". Ucap allicia berbohong

Alfin diam dan mengalihkan pandangannya, dia kini menatap allicia dengan tajam.

"Alfin maafkan aku". Ucap allicia dengan nada memelas.

Alfin mendengarnya dengan sangat jijik, hatinya begitu sangat merasa benci pada gadis licik sepertinya!.

"Tidak apa apa, ayolah kita ke kelas". Ucap alfin dengan senyuman terpaksa.

Allicia masih menggandeng tangan alfin, dia tersenyum puas saat bisa meluluhkan hati alfin.

'Baguslah,kau sudah luluh jadi aku tidak perlu lagi bersusah payah memanfaatkanmu!' batin allicia.

Alfin tersenyum licik memaca batin allicia.

'Bukan kau yang akan memanfaatkanku, tapi aku yang akan memanfaatkanmu! Hey lihat saja siapa yang akan mendapatkan kekalahannya' batin alfin juga.

Mereka berjalan melewati lorong kampus yang cukup ramai dan tidak sedikit orang orang menatap mereka dengan tatapan bingung.

Bingung karena melihat allicia hampir bersikap manja kepada setiap lelaki yang menjadi incarannya, selama alfin di indonesia ternyata ada salah satu teman alfin yang menjadi mata-mata allicia saat di kampus.

Allicia bersikap manja kepada setiap laki-laki yang berbeda di setiap harinya, dan hari ini allicia kembali menggandeng lengan seorang lelaki dengan parasnya yang tampan dan wajah blasteran.

Allicia kini berdiri di depan kelasnya dan dengan sangat terpaksa melepaskan gandengan tangannya dari lengan alfin.

"Aku harus masuk, terimakasih kau sudah mengantarku sampai ke depan kelas". Ucap allicia dengan wajah tah berdosanya.

Alfin hanya tersenyum dan mengangguk lalu pergi begitu saja dari hadapan allicia.

'Cih! Persetan dengan gadis licik sepertimu! Kau mendekatiku hanya untuk memanfaatkanku? Sepertinya kau salah orang Nona!' batin alfin.

Alfin kini sampai di kelasnya, dia mencari sosok gege namun sampai sekarang dia tidak melihat batang hidungnya juga.

"Permisi, apa kau melihat gege?" tanya alfin pada seorang teman perempuan di kelasnya.

Terpaksa ku pergi [completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang