20

677 43 33
                                    

Author Pov.

Hari demi hari telah mereka jalani, kini mereka mulai terbiasa akan terbatasnya komunikasi mereka khususnya pada Alfin, dia kini selalu di buat sibuk akan tugas-tugas kuliahnya begitupun intan, namun intan selalu menyempatkan waktunya untuk sesekali mengabari Alfin.

Tapi yang ada di dalam fikiran intan adalah seiring berjalannya waktu alfin mulai menampakkan perubahan pada dirinya, awalnya intan bersikap biasa saja namun perempuan mana yang tidak merasa miris saat di acuhkan oleh kekasihnya sendiri.

Pernah sewaktu itu intan mencoba menghubungi alfin namun yang intan dapatkan hanyalah sebuah penolakan panggilan,dan lebih dari itu intan kini merasa ada sedikit yang menjanggal di dalam hatinya, separuh jiwanya rasanya hilang begitu saja saat melihat perubahan alfin padanya.

Tut....tut....tut...

Suara nada sambungan terlfon berbunyi.

Maaf nomor yang anda tuju tidak menjawab cobalah beberapa saat lagi

"Fin kau kemana, mengapa kau tak menjawab telfonku sesibuk itukah dirimu sehingga mengabaikanku seperti ini". Lirih intan

Kemudian intan mencoba menghubungi alfin kembali dan lagi-lagi hanya ocehan operator yang menjawabnya.

"Ya Tuhan sungguh aku tak bisa berfikir baik untuk keadaan alfin saat ini". Ucap intan frustasi

Tok tok tok...

"Siapa?" tanya intan di dalam kamarnya mendengar seseorang mengetuk pintu kamarnya

"Calvin kak." jawabnya

Intan menghembuskan nafasnya dan mengusap mukanya dengan kasar.

"Masuklah pintu tidak di kunci".

Dan kemudian pintu kamar intan terbuka dan menampakkan sosok calvin yang berdiri di ambang pintu dengan membawa nampan yang berisi makan malam untuk intan.

"Ada apa" ucap intan seraya tetap menatap lurus ke luar.

"Makanlah kak, mamah menyuruhku mengantarkan makanan untukmu dia bilang kau belum makan sedari pulang kuliah". Papar calvin

Intan menatap nampan yang di bawa calvin kemudian menatap calvin dengan datar.

"Aku tidak lapar". Ketus intan

"Kau harus makan kak".

"Aku bilang aku tidak lapar!"

"Kau ini kenapa kak? Semenjak kepergian kak alfin kau berubah seperti ini sejak awal awal kepergian kak alfin kau masih biasa biasa saja tapi semenjak kak alfin berada di New york sudah lebih dari 2 bulan kau malah angkuh dan egois seperti ini!" ucap calvin panjang lebar.

Intan tampak menahan emosinya,kemudian dia menatap sinis ke arah adikknya. Dan mulai berdiri dari posisi duduknya, dan intan mulai mendekati Calvin yang sedari tadi hanya berdiri di sisi ranjang tidur intan.

"Apa urusannya denganmu!" ucap intan dengan penuh emosi

Calvin tidak tinggal diam dia menaruh nampan yang berisi makanan untuk intan di meja nakas dekat ranjang tidur kakaknya.

"Justru ini ada kaitannya denganku kak!kau mulai berbah mana sikap asli mu yang dulu kak? Kakak tau sesuatu tidak? Perubahan kakak menyakiti banyak orang!". Cecer Calvin

"Memangnya siapa yang merasa tersakiti olehku heh?" tanya intan balik

"Aku ,mamah, papah serta seluruh orang terdekatmu!"

Terpaksa ku pergi [completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang